Dua

254 49 16
                                    

Sepanjang malam Yesung merajuk, dia tidak mau berbicara pada siapapun padahal dia yang membuang bajunya ke tempat sampah.

Dia menyalahkan Hae yang tidak mencegahnya untuk membuang baju itu ketempat sampah, lalu memarahi Kyuhyun karena membiarkan tukang sampah mengambil sampah busuk mereka. Siwon yang tidak tahu apa-apa juga kena getahnya karena membeli kopi mahal di Starb*ck.

Sudah hampir jam dua belas malam tapi mereka belum juga tidur karena Yesung yang mengancam akan pergi darisini.

" Yesung-ah, yang penting kan kau sudah tau ayahmu seperti apa. Nanti bisa dicari lagi" Bujuk Kyuhyun.

Yesung meliriknya sedikit.

" Besok kita harus sekolah," Sambung Donghae.

" Aku tidak akan beli kopi darisana lagi" Sumpah Siwon.

" Seharusnya aku bisa lebih cepak bertemu Bajingan itu. Kenapa aku malah bisa tidak ingat wajahnya tadi 😭😭."

Kyuhyun memeluk bahu Yesung sambil mengusap-usap lembut punggungnya " Tidak apa-apa, mungkin kau memang harus sedikit berjuang mencari nya"

" Eh, tapi Kyuhyun-ah" Yesung mengusap air matanya cepat-cepat " Ayahku itu"

" Ada apa?"

Yesung melihat teman-temannya satu persatu " Orang kaya" Lanjutnya.

" Benarkah?" Sahut Hae.

" Lebih kaya dariku apa tidak?"

Yesung nampak berfikir, dia lalu melihat wajah Siwon lamat-lamat " Sepertinya lebih kaya darimu"

" Hah?"

" Kalau dia mengakui ku sebagai anak, pasti aku akan jadi lebih kaya darimu"

Fix Yesung adalah teman bangsat.

" Bukankah itu lebih baik. Jadi kau tidak akan memintaku menanggung biaya hidupmu terus-menerus."

" Kapan kau menanggung biaya hidupku, bajingan" Yesung menyepak kaki Siwon.

" Malam ini yang kau makan aku semua yang membelinya" Kata Siwon sambil mengusap kakinya yang keram karena disepak Yesung.

" Oh, iya. Benar juga."

" Cih!"

Ditempat Lain, Kangin nampak sedang memikirkan sesuatu.

Anak kecil yang dia temui siang tadi kenapa terasa dekat sekali, seperti ada hubungan darah.

Sambil menghela nafas, dia mengambil figura Foto yang ada diruang kerjanya tersebut.

Foto bersama ayahnya ketika ia baru lulus dari akademi militer.

" Kenapa ayah membiarkan aku sendirian? Setidaknya berikan aku satu adik, baru ayah boleh pergi" Keluhnya. Setelah itu dia meletakkan figura itu kembali ketempat nya.

" Tuan muda, ada pengacara Lee diruang tamu menunggu anda" Panggil seseorang dari luar ruang kerjanya.

" Baiklah, aku akan segera kesana"

Tanpa perlu menunggu lebih lama, Kangin pergi untuk menemui pengacara itu.

" Selamat malam pengacara Lee" Sapa Kangin.

Pengacara Lee menyambut Kangin " Selamat malam Tuan Kim" Sahutnya.

Kangin melirik seorang anak kecil yang dibawa oleh pengacara Lee, anak yang berusia sekitar lima belas atau enam belas tahun.

" Kau membawa anakmu kesini?" Tanya Kangin.

Pengacara Lee ikut melihat remaja lelaki yang ia bawa. Dia tersenyum kecil saat memperkenalkan anak tersebut " Dia adalah Kim Kibum, adik anda"

Big brother Not FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang