Sebelas

142 34 4
                                    

Tidak ada yang menyangka jika ternyata Yesung sekarang ada di sungai mencari Ikan disaat semua orang mencemaskannya karena tidak pulang kerumah.

Dengan peralatan seadanya dia mendapatkan sekeranjang Ikan yang nantinya akan ia hadiahkan pada kakeknya. Berharap kakeknya tidak marah lagi setelah dia membawakan ikan kesukaan kakeknya.

Yesung bahkan tidak sadar jika hari sudah sangat larut malam.

Sebenarnya Sungai berada ditengah Hutan didesanya. Tempat ini cukup berbahaya, apalagi Yesung tidak membawa senjata api untuk berburu seperti biasa. Tapi, sepertinya rasa takut Yesung sudah hilang sejak lama.

Bahkan, ketika mendengar suara berisik dibelakangnya dia sama sekali tidak peduli. Paling hanya harimau atau serigala fikirnya.

Setelah merasa ikan yang ia dapatkan sudah cukup, Yesung memutuskan untuk meninggalkan sungai.

Sesampainya dirumah, Kakek yang sudah menunggu nya sejak tadi nampak kesal setengah mati melihat cucu nya seperti tidak memiliki rasa bersalah.

Yesung tersenyum pada kakek, dia kemudian memberikan hasil tangkapannya pada kakek " Aku mencarikannya untuk kakek, semua adalah ikan kesukaan kakek"

Lelaki tua itu sudah pusing mencari cucunya sejak tadi, tapi kenapa dia sama sekali tidak terpikirkan mencari Yesung kesungai? Sepertinya dia sudah semakin tua dan linglung.

" Kakek mau ikan ini diapakan? Dibuat Sup? Atau dibakar?"

Tangan Kakek terangkat seperti akan memukul tapi tidak jadi. Dia malah mencubit pipi Yesung saking kesal dan gemas nya " Aku hampir mati ketakutan sejak tadi karena takut terjadi sesuatu yang buruk padamu. Kau malah dengan tidak berperasaan bertanya Ikan ini mau diapakan??"

" Hehehehe, maafkan aku ya kakek. Kakek tidak benar-benar marah padaku kan?" Yesung memeluk Kakek dengan manja " Kakek"

Mendengar bujuk rayu cucunya, Kakek hanya bisa menghela nafas panjang " Sekarang masuk, bersihkan dirimu"

" Lalu Ikan-ikan ini bagaimana?"

" Ini cukup banyak. Bagaimana kalau undang Paman Choi dan juga teman-temanmu yang lain. Kita habiskan malam ini juga"

Mendengar ajakan kakeknya, kedua mata Yesung bersinar cerah. Akan ada acara bakar ikan dirumah mereka malam ini.

" Aku akan hubungi mereka semua. Kakek urus ikan-ikan ini, oke"

" Baiklah"

Setelah berpamitan dengan Kakek, Yesung cepat-cepat menghubungi semua orang agar datang kerumahnya setelah itu dia putuskan untuk membersihkan diri dari sisa petualangan nya tadi.

Kibum merasa sangat iri karena Yesung bisa sedekat itu dengan kakeknya. Meskipun statusnya sudah cukup jelas, Kibum masih bisa merasakan rasa canggung ketika dia bersama Kakek dan Neneknya.

Memang benar jika Yesung sudah bersama mereka sejak dia lahir, sedangkan Kibum baru-baru ini masuk kedalam hidup mereka. Kibum juga ingin seperti itu, tapi rasanya susah sekali menyesuaikan diri.

" Kakek begitu menghawatirkanmu sejak tadi. Dia bahkan tidak mau makan sebelum kau pulang" Kata Kibum yang melihat Yesung berganti pakaian didalam kamar " Apakah dia akan khawatir padaku juga jika aku menghilang?"

Yesung yang sedang memakai celananya menoleh untuk melihat wajah Kibum " Apa yang kau katakan?" Tanya Yesung.

" Kakek dan Nenek begitu mencintaimu, sedangkan aku"

" Bodoh! Apa selama ini kakek membedakan kita berdua? Dia bahkan lebih sering memarahiku karena aku sering membangkang. Sedangkan kau selalu dia banggakan didepan para tetangga"

Big brother Not FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang