Dua belas

150 32 5
                                    

Pelan-pelan Yesung membuka matanya yang masih mengantuk karena cahaya matahari mengusiknya sampai kedalam matanya yang tertutup.

Ketika dia menoleh kesamping, Yesung melihat Kangin sedang membaca Koran didamping tempat tidurnya.

Dengan sebelah tangannya, Yesung mengusap lensa kacamatanya yang mungkin mulai buram atau jangan-jangan dia masih belum bangun tidur.

Plak!!!!

Karena berfikir jika ia sedang bermimpi, Yesung menampar wajahnya sendiri " A-ah!!!!" Ternyata tidak mimpi karena rasanya cukup sakit.

" Apa yang kau lakukan?" Tanya Kangin yang Bingung dengan tingkah laku adiknya.

" Aku fikir aku masih bermimpi" Sahut Yesung " Kapan ayah, eh, maksudku Hyung. Kapan Hyung datang?"

" Kibum mengabariku malam tadi. Dia bilang kau habis berkelahi dengan srigala dan hampir mati. Makanya aku langsung kesini, takut tidak sempat melihatmu"

" Kau menyumpahiku cepat mati, hah?"

Melihat kekesalan diwajah Adiknya, Kangin tidak bisa menahan tawa " Ahahahhaha, maaf, Hyung hanya bercanda."

" Tertawa diatas penderitaanku? Kejam sekali"

" Eh, tapi. Hyung tidak sangka kau sehebat itu. Bahkan kau melawan srigala yang ukuran tubuhnya lebih besar darimu"

" Bukan hal yang patut untuk dibanggakan" sahut Yesung " Sejak kecil aku sudah dilatih untuk berhadapan dengan binatang buas. Apalagi saat kakek masih jadi tentara."

" Tapi, bukankah kau?"

Yesung menggigit bibirnya membuat Kangin tidak jadi melanjutkan apa yang hendak ia katakan.

" Hyung dengar dari Kibum jika kau ingin jadi Sniper, tapi tidak dapat izin dari kakek"

" Tidak apa-apa. Asal kakek bahagia aku tidak masalah tidak jadi apa yang aku inginkan. Aku tidak ingin dihari tuanya kakek kecewa karena keegoisan ku"

Kangin menghela nafas, dia mengatakan " Dulu ayah juga menentangku ketika aku berkeinginan menjadi tentara. Dia ingin aku meneruskan perusahaan miliknya"

" Tapi pada akhirnya, bukankah dia bangga padamu?"

Kangin menggelengkan kepalanya " Sampai akhir hayatnya dia tetap tidak menyukai pekerjaanku. Makanya aku memutuskan untuk pensiun lebih awal dan meneruskan perusahaan seperti keinginan ayah"

" Apa kau menyesal, Hyung?"

" Tidak juga. Lagipula, sejak kecil ayah dan ibuku selalu sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Aku lebih sering bersama asisten rumah tangga dan pengasuh"

Tok tok tok

Ketukan pintu membuat Kangin dan Yesung menoleh kearah pintu bersamaan.

" Hyung boleh masuk?" Izin Heechul sebelum masuk kedalam.

Yesung mengangguk kecil " Masuklah, Hyung" Katanya.

Heechul masuk kedalam tapi tidak menyapa Kangin sama sekali " Bagaimana keadaanmu?" Tanya Heechul " Lukanya tidak parah, bukan?"

" Siang nanti sudah boleh pulang" Sahut Yesung " Hyung tidak perlu Repot-repot kesini untuk melihatku. Aku masih hidup"

Mendengar ucapan Yesung, Heechul tersenyum tipis " Masih saja galak padaku"

" Perkenalkan, Hyung. Ini Kangin Hyung. Anak ayahku juga."

Heechul melihat Kangin sambil mengangguk untuk menyapanya.

" Seragam ini? Kau tentara luar negri?"

Heechul mengangguk sekali lagi " Kebetulan ada tugas dinegara ini makanya kuputuskan pulang kampung sebentar"

Big brother Not FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang