Tujuh

199 50 18
                                    

Sejak berada dirumah kakek dan Neneknya, Kibum terus saja menempeli Yesung. Kemanapun Yesung pergi dia selalu mengikutinya dan itu cukup membuat Yesung kurang nyaman.

Yesung terbiasa sendirian tanpa saudara. Yang ia miliki selama ini hanya teman-teman gilanya saja.

Seperti saat ini, Yesung hanya ingin melihat kebun kakeknya untuk sekedar mengusir tikus atau binatang melata yang suka memakan hasil kebun kakeknya dan Kibum mengekorinya seperti induk babi (?). Itu yang saat ini ada difikiran Yesung.

" Apa kau selalu membantu kakek berkebun?" Tanya Kibum ketika dia melihat salah satu sayuran hasil kebun milik kakek mereka.

" Tidak pernah"

Kibum melirik Yesung dengan ekor matanya.

" Aku kesini hanya untuk bermain. Mengusir burung, tikus dan belalang yang selalu merusak tanaman kakek"

" Oh"

" Ini, sudah matang. Besok sudah bisa dipanen" Yesung memetik satu tomat yang berwarna merah. Terlihat segar dan cantik. Dia kemudian mencucinya dengan air minum yang ia bawa lalu memberikannya pada Kibum " Makanlah"

Kibum menerima tomat itu tanpa ragu lalu memakannya " Ehm, segar sekali. Tidak manis, juga tidak asam" wajah Kibum memerah ketika mengunyah tomat yang menurut nya sangat lezat tersebut.

" Kau sudah pernah mandi di sungai?"

Kibum menggeleng kan kepala nya.

Tanpa basa basi, Yesung menarik tangan Kibum dan membawanya pergi. Tapi langkah Yesung belum jauh ketika ada sekelompok anak lelaki yang menghalau jalan mereka. Seperti nya mereka semua seumuran dengan Yesung dan Kibum.

" Aku sedang tidak ingin berkelahi" Kata Yesung pada sekelompok anak lelaki tersebut " Jangan ganggu aku"

Salah satunya maju, dia tersenyum ketika melihat Yesung. Senyum tidak suka nampaknya " Kenapa? Kau takut karena teman-temanmu tidak ada disini, hah?"

" Mereka siapa?" Tanya Kibum.

" Bukan siapa-siapa" Sahut Yesung acuh " Jangan peduli kan mereka, kita pergi saja. Aku sudah janji pada nenek tidak akan berkelahi, jadi abaikan saja mereka"

Kibum mengangguk patuh dan ikut saja ketika Yesung membawa nya pergi.

Tapi sekelompok anak lelaki itu tidak membiarkan Yesung pergi begitu saja. Mereka bahkan menarik pakaian Kibum hingga membuat Kibum terjatuh ketanah.

Yesung marah, bisa dilihat dari kilatan kesal dimatanya. Tapi dia mencoba untuk tetap bersabar dan membantu Kibum untuk berdiri lalu membersihkan celana Kibum yang agak kotor.

Kembali salah satu dari sekelompok anak itu nampak menguji kesabaran Yesung dengan menunjuk-nunjuk dada Yesung dengan kasar " Akui saja jika kau takut. Aku pasti akan melepaskamu"

" Dalam mimpimu" Desis Yesung.

" Cih! Masih ada nyali rupanya." Sekelompok anak lelaki tersebut tertawa ketika temannya tertawa " Aku fikir kau menghilang kemarin, ternyata masih berani kembali kesini"

" Bukan urusanmu, bajingan"

" Anak pelacur sepertimu tidak pantas berada disini."

Kibum dan Yesung sama-sama terkejut dan melotot. Wajah Yesung merah padam karena sedari tadi dia terus menerus bersabar, tapi sepertinya dia tidak bisa menahannya lagi apalagi ini sudah menyangkut harga dirinya.

" Seseorang yang tidak punya ayah, sudah pasti ibunya perempuan jalang"

Kibum maju dan berteriak " Beraninya kau!!" Tapi Yesung menahannya hingga Kibum tidak melanjutkan amarahnya.

Big brother Not FatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang