Sepertinya tiada hari libur Untuk Jungmo, padahal hari ini rasanya dia ingin tidur sepanjang hari karena sudah seminggu penuh di sibukkan dengan segala pekerjaan dari berbagai arah.
Ponselnya berbunyi nyaring membuatnya terpaksa harus membuka matanya yang seperti tidak ingin dibuka.
Melihat panggilan yang terpampang di layar ponselnya, dahi Jungmo sedikit berkerut karena ini bukan panggilan dari nomer biasa.
Itu adalah nomer rahasia yang diberikan Jungmo untuk keponakannya yang bertujuan agar dia mengetahui jika keponakannya berada dalam bahaya atau keadaan darurat.
Tapi, seingatnya, bukankah harusnya hari ini Yesung pergi bersama Heechul. Apa maksudnya panggilan darurat ini?
" Yeoboseyo"
Tidak ada suara Yesung yang menjawab sapaan itu. Berarti memang Yesung sedang berada dalam masalah saat ini.
Jungmo langsung melacak posisi terakhir keponakannya menggunakan GPS miliknya, lalu bergegas bangun sebelum terlambat.
.
.
." Hyung, apa Yesung masih hidup?" Tanya Kibum pada Kangin yang sejak tadi terikat dikaki dan tangan nya. Sebenarnya keadaannya dengan Heechul juga sama.
Kangin melirik adiknya sekilas sambil menggelengkan kepala pertanda tidak tahu.
Heechul melirik juga kearah Kibum, dia mengeluhkan penerbangannya yang harus ditunda karena bajingan-bajingan itu " Padahal besok aku sudah harus Apel pagi"
" Apa kau sama sekali tidak khawatir pada Yesung, Hyung?" Kibum menatap tidak percaya pada Heechul yang nampak tidak khawatir sama sekali.
" Didunia ini yang ditakuti Yesung hanya kakeknya saja. Selain itu, tidak ada" Sahut Heechul.
" Ta-tapi, penjahat itu memukulnya hingga dia tidak sadarkan diri"
Heechul tertawa kecil mendengar Omelan Kibum " Hanya pukulan kecil kau fikir bisa membunuhnya? Duel dengan srigala saja dia tidak mati apalagi hanya dipukul seperti itu"
Kangin agak tidak percaya dengan kepercayaan diri Heechul terhadap Yesung, tapi Yesung memang sehebat itu.
Disisi Lain, Yesung yang pura-pura mati perlahan bangkit dari kematian. Dia menatap serius ke arah beberapa penjahat yang nampak berjaga. Dengan langkah yang ringan tak ada yang bisa mendengar jejaknya sama sekali.
Entah sejak kapan dia memiliki belati, yang jelas senjata itu adalah satu-satunya alat untuknya saat ini karena dia tidak membawa senapan yang ia gunakan untuk latihan pagi tadi.
Target pertamanya adalah penjahat yang nampak sedang tertidur dibawah pohon. Sebelah tangannya menutup mulut penjahat itu dan sebelahnya lagi menggorok leher penjahat itu dengan belatinya. Dia kemudian mengambil senjata api milik penjahat itu dan berniat mencari saudara-saudaranya.
Tapi, satu tembakan hampir menembus kepalanya kalau saja Yesung tidak sadar ada yang mengetahui keberadaannya.
Untung nya Yesung memiliki senjata sekarang dan dengan sekali bidik, dia berhasil meledakkan kepala satu penjahat lainnya.
" Cih! Sialan!" Makinya lalu pergi melangkahi dua mayat yang sudah dia habisi.
Yesung tidak tahu pasti ada berapa orang penjahat ditempat ini, tapi dia dengan penuh percaya diri Yakin jika dia bisa menghabisi mereka semuanya.
Tanpa alas kaki Yesung melangkah agar langkahnya tidak terdengar oleh siapapun. Diam-diam dia telah sampai di tempat dimana saudara-saudaranya diikat. Hanya ada dua penjaga disekitar nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Big brother Not Father
أدب الهواةYesung Mengira Kangin adalah ayahnya Karena wajah Pria itu mirip dengan Foto peninggalan Ibunya. Genre : Family, Brothership, Friendship.