Five.

3.3K 542 96
                                    

Minho sengaja memesan salah satu privatte room di sebuah restoran yang akan ia gunakan untuk mengobrol dengan nyonya Han nanti nya. Minho berharap ini bukan yang terakhir dirinya bisa memanggil nyonya han dengan sebutan 'mama'

Bagaimana pun minho tidak akan tau jawaban apa yang akan nyonya han beri nanti nya. Syukur jika di terima, jika tidak? Entahlah minho tidak tau akan bagaimana nanti kedepan nya

CKLEK—

Pintu terbuka. Tampilkan nyonya Han, sayang nya Tuan han tidak bisa datang karena urusan pekerjaan jadi yang ada di hadapan nya saat ini hanya nyonya han saja

Lalu kemana jisung? Sepertinya jisung tidak mau ikut bersamanya untuk mengobrol, lagipula jisung memang sangat menentang ide nya jadi mau tak mau harus minho sendiri yang bicara pada nyonya han

"Minho?? Ada apa ini? Kenapa sampai menyewa ruangan seperti ini, pasti harga nya mahal kan? Kenapa tidak mengobrol di rumah saja biar bisa mama masakan sesuatu sekalian"

"Sudah lama juga minho tidak ajak mama makan malam bersama hehehe makanya minho ajak ke sini, beberapa menu makanan di sini sangat enak! Mama harus mencoba nya"

Minho mendorong beberapa menu yang sudah tersaji ke arah sang wanita paruh baya dan nyonya han menerima nya dengan senyum namun kemudian ia melunturkan senyum nya

"pasti ada sesuatu yang terjadi pada jisung ya?"

Minho hentikan gerakan nya spontan saat nyonya han mulai pada inti permasalahan.

"...seperti yang mama tau, beberapa hari yang lalu jisung mengalami heat nya. Sore itu jisung berniat akan pergi ke tempat salah satu rekan kerja nya yang bernama Chan"

Nyonya han mulai gelisah di antara duduk nya. Sepertinya wanita itu tau kelanjutan dari cerita yang akan minho sampai kan

"Malam itu jisung pulang sangat larut dengan wajah yang sembab, mama hendak bertanya namun terhenti karena jisung langsung masuk ke dalam kamar dengan membanting pintu. Itulah awal mula jisung mulai murung hingga saat ini." sorot nyonya han terlihat sangat khawatir dan hal itu membuat minho semakin merasa bersalah

"Nak minho, apa chan yang kau sebut itu adalah seorang Alpha?"

Minho mengnagguk kecil, masih dengan tatapan nya yang terarah menatap lantai karena minho mulai merasa takut untuk menghadapi amarah nyonya han selanjut nya.

"Berarti jisung.....benar sudah di tandai, karena mama sempat melihat adanya tanda gigitan pada tengkuk yang ia sembunyikan"

Minho tidak lanjut berucap, ia memilih bangkit dari duduk nya lalu melangkah kan tungkai nya dekati nyonya han. Saat minho sudah berada tepat di hadapan nyonya han, minho merendahkan tubuh nya. Menumpukan kedua lutut di atas lantai dan merunduk

Jelas saja nyonya han terkejut dengan apa yang tengah minho lakukan, nyonya han meminta minho untuk segera bangkit dari tumpuan nya namun minho tetap bertahan pada posisi

"Nyonya han, jisung memang sudah di tandai dan yang menandai adalah minho.

Maka dari itu, maksud dari mengajak mama ke sini adalah karena minho ingin meminta maaf sebesar-besar nya atas apa yang sudah minho lakukan pada jisung hingga membuat jisung bersedih seperti ini.

Tentu saja minho akan bertanggung jawab untuk itu dan minho mohon agar mama bisa merestui hubungan minho dengan jisung kedepan nya. Minho janji tidak akan membuat jisung bersedih, minho janji akan selalu membuat jisung merasa bahagia"

Nyonya han hanya mampu terdiam dengan wajah yang memerah karena tangis. Ia meminta minho untuk bangkit berdiri, setelah minho bangkit berdiri barulah nyonya han memeluk lelaki itu dengan cukup erat

Minho terkejut hingga membuat pergerakan nya membeku begitu saja. Yang sudah ada di kepala minho adalaha tamparan, pukulan dan untaian kalimat kasar menyakitkan. Namun nyatanya nyonya han malah memeluk nya erat diantara tangis

"Minho, tentu saja mama merestui jika itu adalah dirimu. Mama tau jika kalian berdua akan terikat bond suatu saat nanti namun mama tidak menyangka jalan nya akan seperti ini.

Tolong bersabar hadapi jisung kedepan nya ya? Anak itu cukup keras kepala dan egois, tapi apapun yang terjadi mama mohon jangan tinggalkan jisung"

Minho merunduk, ikut memeluk tubuh wanita yang sudah ia anggap seperti ibunya sendiri.

Minho mengangguk di dalam pelukan, tentu saja tanpa perlu diminta pun minho pasti akan menjaga jisung. Apapun yang terjadi, minho tidak akan meninggalkan seseorang yang sudah ia cintai sejak lama

•••

Nyonya han menepuk pundak minho sambil berucap terima kasih karena sudah mengantar nya pulang.

"Mama akan jelaskan semuanya pada papa, jangan khawatir. Yang perlu kau lakukan hanya fokus saja pada jisung"

Minho mengangguk lalu tersenyum. Ia akan mulai fokua untuk mendapat perhatian lelaki itu. Seperti nya setelah promosi nya nya nanti, minho akan segera mempersiapkan acara pernikahan nya dengan jisung

Nyonya han melenggang masuk ke dalam teras rumah, bersamaan dengan itu jisung berjalan keluar dari arah lain rumah.

Tubuh mungil nya terbalut pakaian hangat hingga leher membuat jisung semakin lucu dan menggemaskan, namun saat ia melihat raut nya, minho memilih untuk bungkam

"..bagaimana acara nya" tanya jisung dengan nada yang sangat dingin untuk di dengar. Padahal dulu jisung tidak sedingin ini

"Mama sudah tau semuanya."

"Lalu apa yang ibu ucapkan? Ibu pasti menolak kan?"

Minho menghela nafas sejenak. Sebelum ia kembali membuka mulut dan menjawab, minho lebih dulu ulurkan tangan hendak mengusak surai jisung yang mencuat berantakan, namun dengan cepat jisung menepis nya

"...jangan sentuh"

"......Mama menerima nya, karena ia tau jika aku yang menandai mu"

"Kenapa mama bisa menerimamu? Apa kau sudah menjelaskan yang sebenarnya jika kau memaksaku! Apa kau menjelaskan bagaimana kau mencengkram ku malam itu? Apa kau memberi tau padanya jika malam itu aku menangis dengam sangat keras!!"

Minho terdiam, menatap lurus kedalam manik coklat jisung. Ada pantulan dirinya di sana. Berdiri dengan mulut tertutup tanpa ada satu kata terucap.

Minho seorang alpha dominan yang merasa tidak ada apa-apanya di hadapan si omega tersayang nya yang kini menangis

"Jangan menangis, jisung."

"Hiks...bagaimana aku tidak menangis dalam situasi sekacau ini. Dan kau lah penyebab nya!!"

Minho merogoh saku celana nya lalu serahkan kain untuk menghapus air mata yang menggenang juga pipi kemerahan yang kini basah kuyup karena air mata

Jisung menerima nya, namun tidak ia gunakan sama sekali.

"Jika sudah begini aku tau apa yang akan kau lakukan selanjutnya. Kau pasti akan menyusun pernikahan kan? Baiklah, karena ibu sudah merestui nya dan aku merasa tidak ada lagi yang bisa aku lakukan selain mengangguk pada mu

Seperti yang kau tau, omega seperti ku memang lemah, aku tidak memiliki kekuatan untuk menolak dan juga aku tidak akan bisa melakukan apapun tanpa mate di samping ku. Jadi jika kau memang merencanakan nya, bahagialah karena aku akan menerima nya."

Jisung melempar kain pemberian minho itu pada sang pemilik dengan kasar. Menatap minho dengan tatapan penuh kebencian nya

"Tapi bukan berarti aku menerima mu di dalam hidupku. Semua ini kulakukan agar ibu tidak khawatir padaku, jangan harap aku sudi memandang mu sebagai mate ku"

Kemudian jisung melenggang tinggalkan  minho yang masih membeku seorang diri. Menatap kepergian jisung dengan tatapan penuh kebencian nya

||Tbc.

[24] 910. || MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang