dua hari berlalu, jisung menghabiskan waktunya di kediaman sang mama. Beristirahat atau sesekali bermain cari udara segar
Selama itu pula jisung sama sekali tidak menerima kabar tentang minho. Terakhir kali yang ia dengar dari petugas kebersihan yang bernama sunoo itu mengatakan jika minho sudah baik-baik saja. Namun luka di tangan nya membuat minho harus di perban
Kadang minho kesulitan jika ingin pergi ketoilet, saat sunoo memberi usulan pada minho agar jisung datang Untuk membantunya namun minho menolak.
Dan sore ini minho berkata jika lelaki itu akan menjemput jisung. Makanya jisung sibuk dengan tas juga beberapa barang yang sebelumnya ia bawa
Ada sedikit rasa takut namun disisi lain jisung pun cukup terkejut saat minho bisa kendalikan Rutnya. Dibanding kembali mengoyak tengkuknya minho malah mengigit tangannya sendiri dengan begitu kuat
Saat itu jisung pingsan jadi tidak tau apa saja yang sebenarnya terjadi.
"Nak?"
"O-oh, iya bu?"
"Kenapa melamun? Minho sudah datang dan menunggumu di bawah"
Jisung membalasnya dengan anggukan lalu ia bangkit sambil membawa tas berisi pakaian juga keperluan lainnya, tanpa jisung sadari sesuatu jatuh dan tertinggal di atas lantai kamarnya
Apa yang ibunya bilang benar, ada minho di sana. Berdiri diambang pintu dengan pakaian tebal hitamnya
Jisung berjalan dengan langkahnya yang diseret perlahan. Ia masih cukup takut pada lelaki itu setelah apa yang sudah terjadi sebelumnya, namun bagaimana lagi? Minho sudah menjadi suaminya jadi tidak ada alasan untuk jisung menolak
"Mama, kami berangkat dulu ya. Langit sudah sangat mendung"
"Baik, hati-hati dijalan ya"
Keduanya beranjak menuju halaman dimana mobilnya terparkir. Minho dan senyumnya seperti sedia kala membukakan pintu untuk jisung setelah itu barulah minho putar balik dan menyalakan mesin
"Bagaimana kabar mu?" tanya minho setelah keduanya sudah berada di dalam mobil, untuk sejenak jisung hanya diam tak merespon ucapan minho
Namun melihat bagaimana tangan minho masih terbalut perban membuat hatinya sedikit berdenyut.
"Baik."
"Hm. Maaf sudah mengejutkanmu saat itu, kuharap kau melupakannya..uh— aku tidak sadar jika saat itu memelukmu dengan sangat erat. Apa ada yang terluka?"
Jisung menggeleng kecil dengan pandangan yang tak henti menatap ke arah perban di lengan kiri minho
"Bagaimana lukanya, apa masih sakit kak?"
"Oh, tidak sama sekali. Jangan khawatir"
Kemudian suasana kembali hening. Minho sibuk dengan kemudi sementara jisung dengan pikirannya. Saat ia tidak sengaja menatap ke arah minho yang sedang mengemudi, jisung sedikit mengerutkan dahi
Entah perasaannya saja atau minho terlihat pucat dan lebih sayu dengan kantung mata yang mulai menebal
Jisung ingin bertanya namun ia merasa minho sedang dalam mood yang kurang bagus, jadi lebih baik ia urungkan pertanyaannya.
••••
Setelah sampai, jisung langsung berlari masuk kedalam kamar dan menutup pintu.
Sementara minho memilih untuk mendudukan diri pada kursi makan, beberapa hari belakangan minho memang merasa jadi mudah lelah dan lemas. Entah apa yang terjadi tapi karena kondisinya membuat minho harus lebih banyak meminum air mineral juga beberapa obat agar batuknya menghilang