fourteen.

3.2K 472 172
                                    

Selesai dengan rapat, minho meminta tolong pada salah satu rekan timnya untuk menyimpan berkasnya dan milik jisung ke ruangannya sementara ia bergegase menuju toilet karena jisung belum juga keluar sejak kepergiannya lima belas menit yang lalu

Minho khawatir, selama rapat jisung hanya diam dan wajahnya pucat, saat ia genggam telapaknya pun terasa dingin. Minho takut jisungnya sakit lagi

TOK

TOK

TOK

Hanya ada satu bilik kosong, jadi ia mengetuk bilik tersebut. Untungnya tidak butuh waktu lama untuk minho mengetuk, pintu tersebut langsung terbuka dan tampilkan jisung dengan wajah yang super lemah nya

"Jisung, Hey? Ada apa?" minho membantu suami manisnya untuk berdiri karena lelaki itu berdiri pun harus bertumpu pada dinding. Jisung hanya diam lalu sesekali meringis sambil pegangi perut nya

"Perutmu kenapa? Kita ke dokter ya?" minho bertanya namun jisung membalasnya dengan gelengan lalu kemudian jisung berjalan maju untuk menubrukan tubuhnya pada minho

"Kak, aku mau ke klinik saja. tolong bantu aku" ucapnya dengan nada yang lirih. Minho yang mendengarnya tentu saja langsung menurut, dan mengangkat tubuh jisung kedalam gendongan

•••

Minho selesai dengan pekerjaannya, ia membawa satu set makanan untuk ia berikan pada jisung di klinik. Ia membuka pintu dan dapati jisung serta seorang dokter, keduanya sedang mengobrol namun obrolannya terhenti saat melihat minho masuk ke dalam ruangan

"Selamat sore tuan minho"

"Oh, selamat sore dokter ahn. Bagaimana keadaan jisung?"

Dokter ahn memandang ke arah jisung sejenak lalu mengulum senyum yang terlihat aneh

"Baik-baik saja. Sepertinya karena jisung terlalu gugup, kejadian cukup sering terjadi jadi kurasa tuan Lee jisung baik-baik saja"

Minho mengangguk saja, walau sebenarnya ia tidak tau apa maksud dari senyum yang di kulum itu pada jisung. Tapi setidaknya untuk saat ini jisung baik-baik saja dan tidak lagi merasa kesakitan

"Kalau begitu saya permisi"

Kemudian pintu tertutup. Minho berjalan menuju kursi, mendudukan diri di samping ranjang jisung. Lelaki itu tidak bergerak, hanya diam menatap ke arah tirai sambil melamun

"Hei? Apa kau sudah baik-baik saja? Makan dulu ya? Aku membeli simple set kesukaanmu—"

"Kak, jisung tidak lapar" balas jisung, masih dengan suara lirihnya. Minho menyisir surai kecoklatan itu, menyelipkannya pada telinga lalu mengusap pipi jisung dengan ibu jarinya

"Benarkah? Apa jika aku membelikanmu cake, kau mau makan?"

"Toko cake kan jauh kak"

"Aku kan bawa mobil. Jika kau memang menginginkannya maka aku akan belikan hm?"

"Tidak, terima kasih."

Minho menghela nafas, masih dengan tangan yang tak henti mengusap surai lembut jisung. Jisung terlihat lemah tidak seperti biasanya padahal jisung dulu selalu ceria dan cerewet

"Jisung, uhm... Boleh jika aku meminta sesuatu padamu?"

"Hm?"

"Bagaimana jika kau resign saja. Bukan karena kinerjamu tidak bagus, bukan! Pekerjaanmu sangat bagus namun aku khawatir jika kesehatanmu semakin menuru—"

"Setelah kau merebut heatku, kau juga mau merebut pekerjaanku? Jika kinerjaku bagus kenapa aku harus kerluar? Kau memecatku? Kau sengaja melakukannya agar hidupku semakin sepi kan?"

[24] 910. || MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang