Eighteen.

3.3K 497 136
                                    

Sebenarnya, jauh di dalam lubuk hatinya... Jisung mengakui keberadaan minho, walau awal hubungannya dengan lelaki itu sangatlah tidak baik.

Hidup bersama dengan seseorang yang telah mengambil paksa masa heatmu adalah hal tersulit untuk di jalani. Namun tak dapat di pungkiri seiring berjalannya waktu jisung mulai menerima takdir, di tambah perlakuan minho yang sangat lembut terhadapnya

Jisung tidak buta. Ia melihat semua perjuangan itu. Namun ia butuh banyak waktu untuk sembuhkan luka yang menganga akibat paksaan yang minho lakukan. Dan itu tidaklah mudah

Tamparan yang ia beri pada minho malam itu membuatnya sadar. Minho tidak benar-benar dengan kalimatnya, melihat bagaimana kosongnya mata itu jelas sekali jika minho sudah lelah dengan sikapnya

Tapi wajar kan jika jisung marah saat minho mempertanyakan bayinya? Apa minho menganggap dirinya semurahan itu?

Jisung mengusap perutnya yang masih datar, namun jisung mulai merasa ada perubahan di sekitaran perut bagian bawahnya yang jadi sedikit lebih besar. Tentu saja karena ini sudah memasuki bulan pertama kehamilannya

Ia mengusap dengan lembut, bersandar pada bean bag di dalam kamarnya. Ponselnya sepi. Minho tidak pernah mengiriminya pesan lagi apalagi telpon, jisung kira alpha itu tidak mau lagi berhubungan dengannya

Namun ternyata tidak. Walau minho sama sekali tidak membuat kontak dengannya, namun rupanya lelaku itu rutin bertanya kabar melalui ibu. Jisung mendengar sedikit percakapan antara minho dan sang ibu di telpon beberapa waktu lalu

Minho menanyai keadaannya dan juga baby di dalam perutnya. Bertanya apa yang sedang ingin jisung makan di tiap harinya maka minho akan membelikannya, membuat jisung ingin menangis rasanya

"Baby, maafkan aku ya.. Karena ku kau jadi tidak bisa merasakan usapan minho" ucap jisung sambil tak henti mengusap permukaan perutnya

Kadang jisung berpikir untuk kembali, namun ia takut minho mendiaminya, atau kesalahpahaman lainnya kembali terjadi mengingat masa kehamilan pertama ini membuat emosinya sulit di kendalikan

Tentang chan... Jisung tidak sengaja bercerita saat itu, ia pun tidak sadar. Jisung hanya bingung harus bercerita pada siapa lagi karena ia belum berani mengatakan kebenarannya pada minho saat itu

Dan rupanya itu adalah kesalahannya, minho marah. Jelas. Jisung lah yang salah di sini

"Ugh, pusing" jisung mengambil gelasnya yang berisi susu, meneguknya perlahan guna meredakan stress. Memijit-mijit mainan squishy berbentuk ikan agar stressnya teralih

"Aku mau pergi ke sungai han, tapi musim dingin akan segera tiba. Tidak baik jika aku ke sana membawa baby di dalam perut... Tapi aku mau ke sana~"

Jika saja minho ada di sisinya, lelaki itu pasti akan mengabulkan segala keinginannya. Mustahil baginya menolak keinginan jisung, begitulah minho memperlakukan jisung

Sementara di lain tempat....

Minho menatap televisi dalam diam, kantung matanya semakin pekat terlihat, wajahnya pun memucat. Tidak menyangka jika sakitnya akan kembali saat dirinya berjauhan dengan sang mate

Pikirannya penuh. Memikirkan bagaimana kondisi jisung? Bagaimana kabar babynya di sana? Apa jisung meminum susunya dengan benar? Apa jisung istirahat dengan baik? Dan ia merasa khawatir karena jisung tidak meminta apapun padanya di masa kehamilannya

Di tambah sang ibu yang sudah mengetahui bagaimana kehidupannya dengan jisung. Tidak aneh, pastilah seungmin yang membocorkannya

Minho paham seungmin hanya kasihan padanya, plus lelaki itu sedikitnya pasti merasa kesal pada jisung karena tak lelah mengejar chan yang notabene sudah menjadi pasangan resminya

[24] 910. || MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang