Jisung bangun pagi-pagi sekali dengan keringat dingin yang dirasa. Rasa Gugup dan cemas membuatnya sulit tertidur semalam hingga pagi ini wajahnya terlihat sangat pucat
Dengan tergesa ia berlari ke lantai bawah, abaikan minho yang menyapa di balik meja dapur. Yang jisung pikirkan saat ini hanyalah toilet!! Karena ie bersumpah perutnya seperti diaduk
HOEK!!
Jisung memuntahkan isi perutnya namun tidak ada yang keluar selain saliva. Tapi perutnya masih terasa sakit hingga tanpa sadar jisung menitikan air mata. Bahkan tungkai kecilnya tidak bisa menyangga tubuh membuat jisung berlutut di hadapan kloset
Minho ada di sana, mengusap punggung sempit lelaki manisnya tanpa bicara apapun. Bukan saatnya untuk minho berbicara, jisung sedang kesakitan dan yang perlu ia lakukan adalah memberi jisung rasa nyaman
Minho menatap telapaknya yang di genggam kuat oleh jisung, sementara lelaki mungil itu masih sibuk mencoba keluarkan isi perut
Minho tidak tau jisung sakit apa karena lelaki itu tidak menceritakan hasil konsultasinya kemarin, tapi minho rasa cukup parah karena jisung terlihat sangat lemas sekarang.
"Sudah?" tanya minho saat jisung membalik tubuh. Dengan segera minho membantu jisung berdiri lalu mengangkat tubuh mungil itu kedalam gendongan bridal
"Kak, aku mau di sofa"
"Bagaimana jika untuk sekarang kau tidur di ranjangku dulu? Aku takut jika punggung mu sakit jika tidur di sofa"
Karena kondisinya yang masih lemah, jisung mengangguk saja dan membiarkan minho meletakanya di atas ranjang besar milik minho
Jisung baru sadar jika kamar minho lebih besar dibanding miliknya, dan juga jauh lebih nyaman dengan kombinasi waran menenangkan, oh! Dan juga—ada aroma tubuh minho di sini, menguar membuat rasa mual jisung hilang begitu saja
"Tunggu sebentar, aku ambilkan susu dulu"
Setelah selimuti jisung, minho kembali bergegas menuju dapur. Lelaki itu terlihat sangat khawatir bahkan tidak sadar jika apron coklat nya masih terpasang
Jisung menatap sekeliling, mengobservasi apa yang ada di dalam ruangan.
Tidak ada terlalu banyak barang mengisi ruangan. hanya ada kasur, lemari, meja untuk minho bekerja, kaca, lemari buku dan sebuah photo dengan bingkai besar. Itu adalah photo pernikahannya
Jisung tidak mengerti mengapa minho memperlakukannya dengan sangat baik padahal dirinya tidak pernah melakukan hal yang sama pada minho. Sebesar itu kah rasa suka minho padanya?
"Jisung, apa yang kau lamunkan?"
Jisung membuyarkan lamunan saat tiba-tiba saja minho sudah duduk di pinggiran ranjang. Menyerahkan mug berisi susu yang langsung jisung ambil dan teguk
"Kondisimu masih lemah, jadi kusarankan untuk beristirahat sejenak. Soal surat resign dan segala macamnya akan aku urus"
Jisung mengangguk setelah selesai dengan minumannya. Seperti biasa, susu yang dibuat oleh minho selalu terasa nikmat dan membuat mood nya naik. Jisung sandarkan tubuh pada bantal dan menarik selimut hingga dada
Tanpa sadar jisung tersentak kaget saat merasakan tangan lain menyentuh perutnya "maaf, apa sakit saat ku sentuh?"
Jisung menggeleng. Bukan sakit sih hanya saja ia terkejut merasakan sentuhan minho yang tiba-tiba
"Kalau begitu, boleh aku sentuh lagi?"
Jisung ragu, dirinya sedang tidak ingin mendapat sentuhan apapun tapi karena minho sudah membantunya dan memberi nya susu dengan rasa yang luar biasa, mungkin tidak masalah jika lelaki itu menyentuhnya sedikit