"Kak minho diam saja biar aku yang lakukan" ucap jisung dengan penuh kepercayadirian, bergerak naik untuk kembali kecup ranum yang lebih tua dan memagut
Pagutan yang berbeda dari sebelumnya karena jisung mulai berani melesakan lidahnya kedalam rongga minho.
Minho hanya menghela nafas dan mulai pejamkan mata nikmati ciuman yang jisung lakukan. Tangannya bergerak untuk mengusap pinggang ramping jisung
Dulu minho merasa sedih karena tidak pernah bisa merasakan ciuman jisung. Jika kalian ingat, di hari pernikahannya saja jisung enggan menyatukan ranumnya
Namun kali ini minho mendapat lebih dari sekedar ciuman. Minho buka kelopaknya, dan ia melihat potret pernikahannya dengan jisung terpajang di sana, menggantung di atas dinding dengan ukuran bingkai yang besar
"Ahh, hannie" minho mendesah kecil saat jisung gulirkan ranumnya pada telinga bagian belakang minho, bukan hanya itu alasan minho loloskan desahannya namun juga karena telapak kecil jisung yang keluargan 'benda' nya
Jisung hentikan kuluman dan merunduk menatap sesuatu yang terasa keras dan tegang dalam genggaman. Minho mencoba mengatur nafas selagi jisung fokus menatap bagian selatannya dalam diam
Namun detik setelahnya jisung bergerak turun, sentuh kejantanan minho dengan kedua tangannya. Bergerak naik turun sambil amati pucuk kejantanan minho yang mulai basah
Jisung ulurkan ibu jari dan mengusap bagian terujung hingga membuat minho menggeram "ahg jisung, jangan lakukan itu"
Jisung kira sapuannya akan hentikan pre-cum namun sebaliknya, beberapa tetesnya turun kenai telapaknya. Jisung meneguk salivanya perlahan
"Mmn" menggesek badan kejantanan sang dominan pada permukaan halus pipi gembulnya hingga minho menggertakan gigi saat menatapnya
CUP'
Satu kecupan kecil lalu jisung ulurkan lidahnya pada badan kejantanan minho yang terasa semakin menegang dalam sentuhan. Jisung terus basahi badan kejantanan tersebut dengan salivanya membuat pre-cum di ujung kejantanan semakin basah dan lelehkan cairannya
Jisung hentikan peta jilatannya sejenak lalu bangkit tegakan tubuh mencari posisi ternyaman, setelah mendapat posisi kemudian ia kembali merunduk dan —
"Hhaa,—" minho mendesah panjang. Jisung kulum pucuk kejantanan sang dominan yang terasa semakin bengkak, memainkannya dengan lidah di dalam rongga hingga decakan demi decakan terus mengalir
Jisung mencoba untuk memasukan seluruhnya namun tidak bisa karena ukuran minho dan ukuran bibirnya yang berbeda.
Minho usap ujung bibir jisung yang masih sibuk mengulum dan hisap "jangan di paksa, bibir dan rahangmu nanti sakit" bisiknya dan entah mengapa terdengar sangat menggoda di telinga jisung. Milik minho sudah bengkak namun tetap saja lelaki itu menanyakan keadaannya apakah jisung bisa lanjut atau tidak
Jisung kembali fokus pada permainan lidahnya di dalam sana, ketuk-ketuk serta gesek lubang kejantanan minho hingga sang pemilik kesulitan mengatur nafas yang mulai memburu, jisung menurunkan celana tidurnya.
Dengan posisinya yang cukup menungging itu ia lesakan tangannya diantara kaki, tekan pintu holenya yang mulai basah oleh pelumas alami, menggesek pinggirannya sebelum masuk dan melesak dalam gesek rektum yang mulai hangat dan berkedut menghisap apa saja yang masuk kedalamnya
"Nngg" jisung mengerang rendah saat jarinya masuk kedalam membuat cairan omeganya turun basahi paha bagian dalam
"Ahh-" jisung melepas kuluman juga jarinya. Ia naik ke atas tubuh minho, menatap sang dominan dengan pandangan sayu