"Maaf tuan, tapi boleh kami membantu untuk obati luka—"
"Tidak perlu, saya baik-baik saja"
Kedua suster tersebut hanya menghela nafas, ini adalah ketiga kalinya mereka memberi bantuan untuk obati lengan minho yang berdarah, namun minho terus saja menolak. Ia sedang dalam keadaan khawatir setelah jisung masuk unit darurat, dokter yang menangani tidak juga keluar sejak dua jam lalu membuat minho semakin khawatir
Tuan dan nyonya han sedang dalam perjalanan ke rumah sakit, jadi untuk saat ini hanya ada minho seorang diri dalam lorong rumah sakit yang sepi
CKLEK-
Pintu ruangan terbuka, tampilkan seorang lelaki dengan jas putih yang sebelumnya menangani jisung. Minho bangkit dan mendekat
"Dokter bagaimana keadaan jisung?"
"Apa anda suaminya?"
Minho langsung mengangguk kemudian dokter menyerahkan lembar scan tubuh jisung.
"Kandungan tuan jisung sebenarnya sedang sangat lemah, di tambah ini adalah kehamilan pertamanya. Benturan yang tuan jisung alami sebenarnya tidak terlalu keras namun sekali lagi—kondisi tuan jisung dan kehamilannya sangatlah lemah. Akan sangat beresiko jika kami melakukan oprasi penyelamatan dalam satu waktu bersamaan.
Oprasi akan kami lakukan dalam tiga sampai empat jam kedepan, namun....hanya ada satu nyawa yang bisa kami selamatkan—"
Minho membeku, hatinya mencelos. Rasanya seperti ada sebuah batu besar menghantam jantungnya hingga membuat sekujur tubuhnya terasa amat dingin mengigit.
Satu nyawa yang artinya minho harus memilih jisung atau baby di dalam perutnya. Minho bersumpah ini adalah pilihan sulitnya selama hidup, bagaimana bisa dirinya memilih salah satu diantaranya?
"Tuan minho, kami butuh jawabanmu dengan segera. Lingkarkan nama yang harus kami utamakan keselamatannya setelah itu mohon tanda tangan di bawah sini"
Minho mengigit bibirnya, menatap surat yang di sodorkan oleh sang dokter. Tangannya bergetar namun minho harus memilih dengan cepat
"Baiklah, terima kasih. Kami akan usahakan nyawa keduanya selamat tapi kami tidak bisa menjamin itu karena kondisi pasien jisung sangat amat lemah saat ini. Permisi"
Sang dokter bergegas masuk kembali kedalam ruangan daruratnya. Saat pintu itu terbuka, minho minho jelas melihat jisung di sana—Terbaring dengan wajah lemah dan pucat, oksigen menutup sebagian wajah dan beberapa selang terhubung membuat minho merasa persendiannya melemas hingga jatuh ke atas lantai
Lagi dan lagi minho melakukan kesalahan. Entah yang keberapa kali, minho terlalu banyak menyakiti jisung hingga lelaki itu kini terkapar lemah di atas ranjang dan ruangan dingin
"Ya tuhan, kumohon selamatkan jisung dan juga baby" lirih minho mengusap Wajahnya dengan kasar
Tidak lama setelahnya lorong penuh dengan suara derap langkah. Nyonya dan tuan han telah sampai
Dan minho tidak tau bagaimana harus menjelaskan kronologi kejadian yang sebenarnya
°°°°°
Malam telah berlalu, kini matahari kembali pada persinggahannya di atas langit. Menggantung dengan cahaya yang menerangi bumi
Minho sama sekali tidak tertidur. Pakaiannya masih sama seperti yang dikenakan sebelumnya, surainya berantakan dan kantung mata kembali terlihat
Oprasi berhasil di lakukan, dan sekarang jisung sudah dipindahkan ke ruang rawat inap namun kondisi lelaki itu masih lemah jadi jisung belum bisa membuka mata