The Past

2.8K 388 9
                                    

>Jaehyun focus<

"Jung Yoon Ho! Jangan pergi kamu iblis! Kamu mau ninggalin aku nggak masalah. Tapi nggak dengan anak kita" teriak Jessica.

"Aku nggak peduli. Lagi pula aku nggak pernah menginginkan anak itu" balas Yoonho dengan berteriak juga.

"JUNG YOON HO!"  Yoonho pun berhenti di ambang pintu.

"Kalau kamu melangkah keluar, kamu nggak akan pernah bisa menemui anakmu. Dan kita pisah" ancam Jessica.

"Aku nggak peduli lagi, Nona Jessica Jung yang terhormat" Yoonho meninggalkan Jessica yang menangis sendirian.

"KAMU JAHAT JUNG YOON HO! KAMU NGGAK AKAN PERNAH BAHAGIA SAMA SELINGKUHAN KAMU" Jessica kehilangan kesabarannya.

Jessica mengambil pisau hendak menyayat tubuhnya.

"Mama" Jaehyun melihat dan mendengar semuanya.

"Jaehyun?"  Jessica terlihat kaget dan langsung melempar pisaunya.

"Jaehyun sini sayang" Jessica memeluk Jaehyun erat, seakan-akan Jaehyun akan pergi jika ia melepasnya.

"Maafin mama ya. Belum seharusnya kamu dengar dan lihat semua ini. Maafin mama sayang" Jessica menangis dan mengusap kepala Jaehyun terus menerus.

"Mulai sekarang, kita hidup bersama ya. Cuma kita berdua, kamu dan mama. Mau ya?" Jessica terlihat kuat demi Jaehyun.

Jaehyun hanya mengangguk. Meskipun ia baru berusia 6 tahun, Ia sudah mengerti apa yang terjadi.

Jaehyun ke kamarnya.

Jessica duduk dan kembali mengambil pisau itu dan menggoreskan ke beberapa bagian tubuhnya.

"Jangan, jangan. MAMA JANGAN!" Jaehyun membuka matanya terkejut dengan keringat dingin mengalir di dahinya.

Mimpi buruk, ralat, kenangan buruk yang selalu menghantuinya kembali.

"Pak Jaehyun?"

Daritadi Rosé berada di dekat Jaehyun. Membangunkan Jaehyun yang sempat tertidur. Rosé awalnya tidak ingin membangunkan Jaehyun karena melihat Jaehyun baru tidur sekitar 10 menit. Tapi karena Rosé melihat Jaehyun berkeringat dan menangis dalam tidurnya, Rosé mendekatinya.

Jaehyun tiba-tiba berdiri dan memeluk Rosé erat. Bahkan Rosé hampir oleng.

"Jangan" gumamnya.

"Pak Jaehyun nggak papa?" tanya Rosé khawatir.

Jaehyun langsung menjauhkan diri.

"Maaf" ucap Jaehyun tak enak pada Rosé.

"Nggak papa kok Pak. Bapak mimpi buruk?" tanya Rosé.

"Bukan mimpi. Tapi kejadian itu, selalu terbawa mimpi, bahkan sampai saya dewasa" jujur Jaehyun.

Rosé sebenarnya tak paham apa yang dimaksud dengan "itu" oleh Jaehyun. Tapi Rosé tak ingin memaksa Jaehyun bercerita.

"Pengalaman buruk bapak ya?" terka Rosé dan Jaehyun mengangguk.

"Itu artinya bapak belum bisa berdamai sama masa lalu bapak. Ada banyak alasan, kenapa seseorang tidak atau belum bisa berdamai dengan masa lalunya Pak. Yang paling umum adalah karena kebencian" Rosé menepuk lengan Jaehyun pelan.

"Bapak mau berhenti mimpiin hal ini lagi?" tanya Rosé.

"Iya"

Rosé tersenyum lalu memberikan air minum untuk Jaehyun dan di minum langsung oleh Jaehyun.

"Kebencian, Trauma, Penyesalan. Diantara tiga itu, mana yang menggambarkan diri bapak saat bapak menginggat kejadian itu?" Rosé mengambil kursi dan duduk di seberang meja Jaehyun.

Jaehyun termenung sebentar.

"Tiga-tiganya" jawab Jaehyun.

"Ini yang buat bapak selalu ingat kejadian itu. Kebencian bapak untuk orang itu, trauma bapak karena orang itu, dan penyesalan bapak karena suatu hal yang tidak bisa bapak lakukan hari itu. Terakhir, luka di hati bapak yang bapak biarkan terlalu lama di sana" ucap Rosé serius.

"Kalau bapak mau berdamai dengan masa lalu bapak dan berhenti memimpikan itu, bapak harus berhenti membenci, berhenti menyesal, dan mengatasi trauma bapak. Hanya dengan begitu, luka di hati bapak bisa terobati"

"Gimana caranya? Saya selalu mencoba tidak membenci papa saya, saya selalu mencoba berhenti menyalahkan diri sendiri karena tidak bisa melindungi mama saya hari itu. Saya selalu berusaha melupakan masa lalu itu. Tapi saya nggak bisa, Rosé" mata Jaehyun terlihat lirih.

"Jadi ini tentang keluarganya" batin Rosé.

"Di sini letak kesalahan bapak. Bapak selalu berusaha 'melupakan'. Saya nggak bilang 'melupakan', saya bilang 'berdamai'." Rosé tersenyum sebentar, lalu melanjutkan perkataannya.

"Bapak nggak akan bisa lupa, kecuali bapak amnesia. Sekuat apapun usaha bapak, bapak akan kembali ke titik yang sama. Tapi coba berdamai dengan masa lalu.

Jangan 'mencoba tidak membenci' tapi 'mencoba memaafkan'. Jangan 'mencoba berhenti menyesal' tapi 'mencoba menerima kenyataan'. Ubah pemikiran bapak" nasihat Rosé.

"Saya tau awalnya susah Pak. Saya juga pernah kok ngalamin masa-masa sulit ini. Tapi, bapak coba lihat saya, saya bisa melakukannya. Saya aja bisa, masa bapak nggak bisa?" tantang Rosé.

"Pelangi ada sehabis hujan Pak. Kalau bapak nggak mau lewatin hujannya dulu, gimana bapak bisa lihat pelangi?" Rosé berdiri dan mengusap tangan Jaehyun yang berada di atas meja.

"Sudah ya Pak. Saya mau kerja lagi. Permisi" Rosé kembali ke mejanya.

Sedangkan, Jaehyun merenung. Memikirkan ucapan Rosé tadi. Terutama yang mencoba memaafkan bukan mencoba tidak membenci.

Jaehyun meminum air untuk menenangkan dirinya dan ke kamar mandi untuk cuci muka dan sikat gigi.

Saat stress atau bapak pikiran, Jaehyun biasanya akan mencuci muka dan menyikat gigi. Ini sudah menjadi kebiasaan Jaehyun bertahun-tahun.

Setelah selesai, Jaehyun ke ruangan kaca kecil Rosé.

Tok.. tok

"Terima kasih. Akan saya coba lakukan nasihat kamu. Sebagai tanda terima kasih, nanti kamu nggak perlu lembur" ucap Jaehyun.

"Sama-sama Pak. Tapi, bapak serius saya nggak perlu lembur? Kerjaan banyak loh Pak. Bapak bisa handle semuanya?

Lagi pula saya tadi itu kasih bapak masukan tulus kok Pak. Dan saya juga nggak memposisikan diri sebagai sekretaris bapak, tapi teman. Teman yang pernah mengalami hal yang sama kayak bapak" jelas Rosé panjang lebar.

"Saya serius. Terlepas dari kamu tulus atau nggak. Anggap aja ini hadiah dari saya"

Rosé tersenyum dan terlihat menahan kebahagiaannya.

"Terima kasih Pak" Rosé membungkuk pada Jaehyun.

Jaehyun hanya tersenyum dan kembali ke mejanya.

"Berusaha memaafkan, bukan berusaha tidak membenci. Berusaha menerima, bukan berusaha berhenti menyesal"

Itulah yang Jaehyun pikirkan saat ini.





Segini dulu ya chapnya, semoga suka.
Aku bingung mau nulis apa lagi, pokoknya aku ngucapin makasih banget buat yang udah baca.

Btw, book Begin Again aku unpub dulu soalnya ide buat book itu mampet:(

Jangan lupa votenya ya! Thanks youu.

Untuk kisahnya Rosé, nanti ada, tapi nggak sekarang. Soalnya mama Rosé juga baru muncul di telpon.

Okay, sekali lagi makasih. Bye~ see u

Odette | Jaerose ft. 97L✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang