Sesuai janji Jaehyun, Rosé bisa pulang jam 8 malam.
Drrtt Drttt
"Halo Lis?"
"Sé, gue di bandara nih. Bisa jemput gue nggak?" ucap perempuan di seberang sana yang di panggil Lis oleh Rosé.
"Yah, kok dadakan banget sih Lis. Gue masih ngantor. Jam 8 baru pulang. Jiho sama Chaeyeon nggak bisa jemput lo?"
"Nggak bisa Sé. Mereka ada acara makan malam di Wonderland. Mau naik taksi, gue nggak ada uang cash" Lisa terdengar pasrah.
"Gimana ya Lis. Ehm, gue minta Euni jemput lo gimana?" tawar Rosé.
"Lo nggak papa?"
"Ya nggak papa lah. Kan urgent"
"Okay, makasih ya Sé. Sorry gue ngerepotin banget"
"Nggak papa Lisa. Lo, kan sahabat gue. Ya kali ngerepotin"
"Thanks Sé. Gue tutup ya"
"Iya. Kalau udah sampai rumah nanti chat gue"
Setelah selesau telponan dengan Lisa, Rosé chat Eunwoo supaya menjemput Lisa di bandara.
"Kamu nggak takut kena tikung?" tanya Jaehyun dengan satu tangan bersandar di kaca.
Rosé kaget dan hampir melempar hpnya.
"Bapak ngagetin saya tau nggak sih" ucap Rosé kesal.
Jaehyun tersenyum kecil, "Saya tanya, kamu nggak takut di tikung?"
"Kenapa di tikung? Emang saya ngapain?" tanya Rosé bingung.
"Bodoh! Secara nggak langsung kamu mengizinkan pacar kamu dekat sama perempuan lain dan parahnya perempuan lain itu sahabat kamu sendiri. Kamu nggak takut?" Jaehyun menghampiri meja Rosé.
Ia menarik kursi di ujung ruangan kaca Rosé, mendekatkannya ke meja Rosé dan duduk di sana.
"Nggak kok Pak. Saya percaya sama pacar saya dan sahabat saya. Lagi pula pacar saya nggak mungkin selingkuh Pak. Saya tau dia orang baik" ucap Rosé yakin.
"Rosé, jangan terlalu polos. Saya kasih tau ke kamu, karena saya nggak mau kamu kecewa dan sedih cuma karena laki-laki. Nggak semua laki-laki bisa di kasih kepercayaan setinggi itu. Jangan terlalu percaya, curiga itu wajar" nasihat Jaehyun.
"Kalau kamu terlalu percaya, sakit hati kamu saat seseorang mengkhianati kamu itu akan semakin parah, sebaiknya kamh menumbuhkan rasa curiga sedikit"
"Pak, saya percaya sama pacar dan sahabat saya karena saya pernah buktiin sendiri kok. Saya pernah tes mereka Pak. Seperti yang bapak bilang, 'menumbuhkan rasa curiga'. Saya sempat curiga sama mereka, tapi kecurigaan saya tidak terjadi. Karena itu saya percaya sama mereka" ucap Rosé yakin.
"Kamu nggak akan tau kapan setan akan membisikkan godaan pada seseorang Rosé" ucap Jaehyun.
"Bapak ada masalah ya sama Eunwoo? Atau Lisa? Bapak nyudutin mereka banget perasaan" ucap Rosé bingung.
Jaehyun terkekeh sebentar.
"Gini ya. Nggak sepatutnya seseorang yang sudah punya pacar pergi bareng orang lain. Seperti yang saya bilang, kita nggak akan tau kapan setan akan membisikkan godaan dan bagaimana iman seseorang saat itu.
Karena itu kita di tuntut untuk selalu waspada. Jangan sampai kita lalai dan kejadian sesuatu yang tidak di inginkan. Saya nggak asal bicara, saya belajar dari pengalaman." ucap Jaehyun.
Kalimat terakhir Jaehyun membuat Rosé tak enak hati.
"Maaf ya Pak. Saya nggak bermaksud" ucap Rosé pelan tapi masih dapat di dengar Jaehyun.
"Nggak kok. Santai aja. Kita bisa jadi teman di luar jam kantor" ucap Jaehyun.
"Tapi sekarang masih—"
"Sudah jam 8 lebih. Jam kantor sudah selesai" potong Jaehyun.
"Eh?" Rosé buru-buru ngecek jam di hpnya, dan benar, sudah jam 8.12
"Pak, saya boleh pulang?" tanya Rosé.
"Bisa temenin saya bentar?" Jaehyun malah balik bertanya.
"Kalau kamu capek nggak papa sih" Jaehyun hendak kembali ke mejanya.
"Nggak papa kok Pak. Saya temenin. Kenapa?" tanya Rosé.
Jaehyun kembali duduk di tempatnya.
"Saya mau cerita" ucap Jaehyun.
"Cerita aja Pak" Rosé kembali duduk di tempatnya.
"Mimpi saya yang waktu itu" ucap Jaehyun.
"Papa saya selingkuh sama teman mama saya. Dulu, teman mama saya sering nginep di rumah saya, karena dia habis bercerai. Sejak saat itu, saya rasa mereka main di belakang mama saya.
Sampai suatu ketika, mama saya dan saya baru kembali dari Los Angeles dan memergoki mereka sedang berbuat hal tidak senonoh di ruang tamu" Jaehyun terkekeh sebentar sebelum melanjutkan ucapannya.
"Mama saya langsung terpukul melihat itu. Saya yang nggak tau apa-apa saat itu hanya diam dan melihat mama saya menangis. That day, it's the worst day ever. Pertengkaran hebat mereka bahkan sampai melempar barang.
Saya di kamar hanya menangis dan sendirian. Saya anak tunggal, nggak ada saudara yang bisa nemani saya saat itu. Ini alasan saya kasih tau kamu untuk selalu berjaga-jaga dan jangan lengah. Saya nggak mau lihat orang di sekitar saya mengalami hal seperti itu" ungkap Jaehyun.
Rosé terdiam dan memikirkan kalimat Jaehyun.
Rosé melihat Jaehyun yang menunduk dan berjalan ke arah Jaehyun, memberikan pelukan hangat untuk Jaehyun.
"Nggak papa Pak. Bapak boleh nangis. Kita memang nggak bisa mengubah masa lalu, tapi dengan menyesalinya juga nggak berguna. Bapak tau, dengan hal simple seperti menangis, bisa membuat bapak lebih baik" Rosé mengusap punggung Jaehyun.
Rosé tak menyangka Jaehyun akan benar-benar menangis.
Rosé hanya diam dan mengusap punggung Jaehyun.
Cukup lama mereka di posisi seperti itu. Sampai akhirnya, Jaehyun berhenti menangis dan menegakkan tubuhnya membuat Rosé melepas pelukannya.
"Kamu benar, the simple thing like crying can make someone feel better" Jaehyun menatap Rosé.
"Thanks. Kamu buat saya merasa lebih baik"
•
•
•
•
•Sekian dulu part kali ini. Jangan netthink ya! Ingat kata Rosé, Eunwoo sama Lisa bisa di percaya kok. Tapi nggak tau lagi sih xixi...
Semoga kalian nggak bosan yaa, CU...
Makasih udah baca dan jangan lupa vote! Gratis kok votenya!
Ini alurnya mau dipercepat apa gimana?
KAMU SEDANG MEMBACA
Odette | Jaerose ft. 97L✔
FanfictionPernah gak sih jatuh cinta sama seseorang pada pandangan pertama? Tapi konyolnya, Ia bahkan tidak tahu siapa perempuan itu dan mengira perempuan lain sebagai orang yang telah merebut hatinya. ⚠️Sepenuhnya Fiksi⚠️ Start : 10 Juli 2021 End : 22 Agustu...