Takyun dengan cepat memukul leher Musro dengan kencang hingga Musro pingsan. "Mulailah untuk berjuang lebih keras pahlawan."
.
.
.
.
.
Fajar telah muncul, suara burung bernyanyi tepat di atas genteng mercusuar. Para TM dan ZP sudah bersiap menyambut pertempuran di pagi hari.Rombongan monster mungil liar di luar sudah menantikan matahari terbit, jumlah yang cukup besar untuk mengalahkan para TM dan ZP. Hanya saja mereka tidak bisa mengalahkan rasa berani mereka.
"Musro! Bangun woi, kita harus segera bersiap." kata Yenko membangunkan Musro yang sedang melakukan pergantian tubuh menjadi jamur dengan kulit baru.
Musro akhirnya terbangun, sorot mata tajam tepat melihat Yenko. Yenko yang semula kenal Musro hanyalah mungil biasa, kini berbeda. Musro tampak lebih kuat dari sebelumnya. Yenko mencoba untuk memberikan sedikit ramuan milik Mithy yang dibuat semalam. Musro pun meminumnya kemudian merenggangkan tubuhnya.
"Kapan perangnya di mulai?" tanya Musro dengan memiringkan kepalanya.
"Lima menit lagi, ini akan jadi sangat merepotkan disekian pengalaman hidup." kata Genta.
Monster Bladder sudah menantikan Musro, dia akan memberi tumpangan Musro hingga menuju kuil-Itu pun jika Musro berhasil lolos dari kejaran para monster mungil yang sedang mengincar para TM dan ZP.
"Kembali lah lebih cepat, kita akan bertahan disini sampai malam tiba. Selesaikan misimu segera, dan kita akan merebut kembali wilayah magic dadakan." jelas Domo, Musro hanya menjawab dengan anggukan mantap.
Matahari mulai naik, semua yang sudah bersiap kini dimulainya perang antar mungil dengan monster mungil.
"Serang!!" teriak Capi yang berada diatas genteng mercusuar.
Monster mungil yang menyerang mereka diklaim dari berbagai jenis spesies tanaman. Wujud monster mereka pun beragam. Hingga TM dan ZP di bagi dua kubu, satu kubu udara dan satunya lagi kubu bawah mercusuar. Untuk kubu udara di tangani oleh mungil yang kurang barbar dalam bertempur, sedangkan kubu bawah hanya untuk mungil yang pandai bertempur.
Musro pun segera menaiki monster Bladder dan terbang keluar. "Jaga diri kalian baik-baik!" teriak Musro saat terbang keluar.
Morata mendampingi Musro agar lebih jauh dari mercusuar dengan aman. Dia menyingkirkan para monster mungil terbang di belakang Musro yang akan menyerang.
Musro melihat monster mungil terbang dari daun pepaya, ukurannya mungkin sama dengan kupu-kupu gajah. Dengan sigap Musro melompat dari tubuh monster Bladder mengarah ke monster daun pepaya.
Dengan pukulan keras Musro, monster tersebut langsung tewas jatuh. Monster Bladder segera menangkap Musro saat hendak jatuh. Sesaat Musro sudah lumayan jauh dari mercusuar."Baiklah aku hanya bisa mengantarkanmu sampai di sini! Berjuang lah!" teriak Morata.
Sebenarnya Musro tidak tega meninggalkan teman-temannya berjuang tanpa dirinya, terlebih lagi jumlah monster mungil yang luar biasa banyak menyerang mereka. Kemungkinan juga untuk melatih mereka saat akan merebut wilayah magic dadakan.
Musro mulai mengendurkan kesiagaannya, monster kecil yang menyerangnya sudah bisa di tangani oleh monster Bladder.
Saat Musro sudah melihat pohon jati yang sangat besar, monster Bladder tertembak bola hitam seperti buah. Asal tembakan tersebut ada di bawah, di setiap batang pohon jati. Akhirnya monster Bladder berhenti sejenak, Musro tersadar bahayanya jika dilanjutkan ke depan dengan monster Bladder.
"Aku turun sini, kembalilah ke mercusuar dan bantu mereka." kata Musro sambil mengelus kepala monster tersebut.
Tanpa menunggu lama Musro langsung terjun begitu saja dari ketinggian dan mendarat mulus di batang pohon jati.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Mold of The Mushroom [ END ]
Abenteuer[ Action-Fantasy-Adventure- Art-Sains ] . . Si jamur mungil sedang berjuang mencari air keabadian, Petualangnya penuh dengan magic dadakan. Semoga SI MUNGIL berhasil...Semangat !!! Mengubah sejarah jamur yang hidup dalam 1 hari menjadi ribuan hari. ...