The Mold of The Mushroom [ END ]

Chapter 34 : Hutan Kegelapan

"Sekarang hanya tinggal melewati hutan kegelapan." kata Musro sambil melangkah sedikit waspada.
.
.
.
.
.
Matahari sudah begitu terik, namun tidak untuk hutan kegelapan. Hutan yang menurut Musro sangat aneh, meski waktu tengah siang tetap saja di dalam hutan masih saja gelap.

Musro segera melangkahkan kakinya masuk ke dalam hutan kegelapan. Musro hanya melihat pohon-pohon hitam yang seperti sudah mati tapi tetap tumbuh dan tidak layu. Kemungkinan hutan kegelapan juga termasuk magic dadakan yang pernah terjadi di wilayah magic dadakan. Namun dengan adanya magic misterius yang ada di dalam hutan kegelapan, itu membuat hutan ini tidak pernah di jamah oleh beberapa mungil. Kemungkinan hanya binatang mungil dan para serangga.

Musro sudah melangkah jauh masuk kedalam hutan kegelapan, dia hanya melihat dedaunan yang gugur dan juga cahaya biru di bawah setiap pohon.

Merasa ada yang mengancam, Musro menghentikan langkahnya. Melihat sekelilingnya yang tidak dapat nampak jika ada seseorang yang melintas, tetap saja Musro harus terus waspada dengan sekitarnya.

Lebih baik aku segera keluar dari hutan kegelapan ini, batin Musro.

Saat Musro sudah mulai berlari, dalam sekejap Musro di hadang monster mungil yang sangat aneh. Jenis tanaman yang tidak harusnya ada, justru dia ada.

Razor Thistle adalah tanaman yang terdiri dari penggabungan milk thistle dengan dua tanaman bunga lainnya. Kemungkinan dia bisa hidup namun hanya beberapa hari saja. Tapi jika dia berada dalam kegelapan, dia bisa saja hidup lebih lama.

Musro segera melompat menyamping ke belakang pohon untuk bersembunyi, memanfaatkan kegelapan itu sendiri. Saat Musro sedang bersembunyi, kacang aok dari Morata bergetar.

Sempat-sempatnya kacang nih berbunyi, sial! cetus dalam batin Musro.

Akhirnya Musro mengangkat panggilan dari Morata, tetapi tetap waspada dengan monster mungil Razor tersebut.

"Maaf ini panggilan terdesak, jadi pertempuran hari ini berakhir cukup cepat dan juga-" ucap Morata terhenti tiba-tiba.

"Dan apa?!" teriak Musro.

"Wilayah magic dadakan telah di rebut oleh para DB dan anggotanya." ucap Morata dan panggilan langsung memutus tiba-tiba.

Sial! Sial! Sial! geram Musro dalam hati.

Monster Razor ternyata telah menemukan Musro dengan menggunakan cahaya bulan biru di punggungnya. Dia berada tepat di atas Musro. Dengan ancang-ancang mungil itu menembak jaring berwarna biru. Musro tersadar seketika, dengan refleks cepat melompat ke depan untuk menghindari jaringnya.

"Gila, ternyata dalam waktu singkat makhluk itu mengetahuinya." ucap Musro panik.

Musro segera berlari menjauhi monster itu, Sayangnya hutan kegelapan itu sendiri sangat luas. Tembakan jaring keluar bertubi-tubi, Musro kesulitan untuk menghindar setiap tembakannya karena setiap Razor menembakkan jaring, cahaya bulan biru bersinar hingga menyilaukan sekitar. Akhirnya Musro harus terus bersembunyi kesana-sini di balik pohon.