Chapter 12 : Medan Tempur

28 6 6
                                    

Musro kini hampir sampai di pintu gerbang istana Tomcat. Yenko kembali mengejar Musro, dan ke-tiga temannya yang akan menyusul sudah mulai berlari.

"Aku akan bertarung dengan serius sebelum mati!" tekad Musro di lubuk hati terdalamnya.
.
.
.
.
.
"Apa itu?" salah satu prajurit Tomcat melihat Musro berlari ke arahnya.

Magic slow motion!!
Semua prajurit yang berjaga di gerbang melihat Musro berlari sangat pelan, namun ketika melihat tubuhnya sendiri  ternyata juga pelan.

Satu persatu dihajar Musro hingga tak bernyawa. Musro mengambil tombak prajurit Tomcat, lalu masuk kedalam istana Tomcat. Istana yang mirip seperti gundukan gunung pasir.

"Kita diser-" sebelum salah satu Tomcat mengumumkan penyerangan, dia sudah ditusuk Musro dari belakang.

"Gawat, Musro sudah melakukan penyerangan tanpa aba-aba." Yenko melihat Musro dari atas pohon. Akhirnya Yenko pun terpaksa turun ke Medan pertempuran.

Magic Shadow!!
Yenko melompat dari atas, dengan membuat bayangan dirinya sangat banyak.

"Istana diserang!!" Akhirnya salah satu Tomcat yang lain berhasil mengumumkan ke istana.

Seluruh pasukan Tomcat petarung berlarian menuju Musro dan Yenko.

Gawat! Semua pasukan dikerahkan. batin Yenko.

Sekitar 20 Tomcat sudah didepan Musro dan Yenko hendak menyerang mereka. Namun dari langit, bulan berwarna biru menurunkan anugrah ke ke-dua mungil tersebut.

DUARR!!!
"Yoh! Kalian melupakanku." Genta jatuh dari ketinggian menghempaskan seluruh prajurit Tomcat yang akan menyerang Yenko dan Musro.

"Mengganggu ketegangan. Pft-" ucap Musro dengan wajah sinis.

"Terlambat adalah kebiasaanmu."kata Yenko ke Genta.

Sang kolonel Tomcat mengarahkan seluruh pasukan yang masih ada dalam tanah untuk keluar, ditambah Tomcat tersebut memiliki kemampuan Magic.

Magic Archer mode!

Genta dan Yenko tidak memperhatikan Archer mode milik kolonel, mereka berdua terus bertarung musuh yang ada didepannya.

Saat tembakan beracun dari ekor Tomcat Archer mengenai Genta, Yenko segera melangkah mundur.

"Tubuhku mati rasa dan tak bisa ku gerakan?!" gerutu Genta.

Dari arah depan ribuan peluru tembakan beracun Tomcat mengarah ke Genta dan juga Yenko dan Musro.

Cakaran kilat!!
Tiba-tiba Capi sudah berada di depan Genta dan menghancurkan seluruh tembakan beracun.

"Apa kalian tidak apa-apa?" Karot dan Elza kini menyusul dari belakang.

"Genta terkena tembakan." ucap Yenko.

Karot segera membawa Genta ke belakang untuk disembuhkan. Tembakan Archer belum berakhir, mereka menembak secara beruntun.

Magic Ballgun!!
Bola kecil merah dengan jumlah banyak milik Elza melesat cepat dan menembus seluruh tembakan Tomcat. Mengenai prajurit Archer.

Musro teringat waktu hampir menjelang pagi. Dia harus segera meminum air dari sungai Arloji.

"Musro cepatlah berlari ke belakang istana Tomcat, dan menyelamlah kedalam sungai Arloji." perintah Karot.

"Baiklah, bertahanlah sampai aku kembali." ucap Musro yang kini berlari ke arah depan.

Slowmotion meluas!!
Seluruh Tomcat didepan Musro tidak dapat menyerangnya. Kini Musro mendobrak gundukan istana hingga menembus belakang istana.

"Kita harus melanjutkan pertempuran sampai Musro kembali." kata Capi menyiapkan cakarnya kembali.

"Aku akan membalaskan dendam saudariku!" Yenko mengeluarkan sebuah energi negatif dari dirinya.

Magic Shadow!
Halusinasi mode!
Saat Yenko menggunakan halusinasi mode, Capi dan yang lain mundur lebih jauh dari pertempuran. Mereka tahu kemampuan Yenko ini sangat berpengaruh terhadap pikiran.

Yenko menghajar hampir seluruh prajurit Tomcat. Namun tak disengaja dari bawah tanah keluar lima Tomcat dengan bersenjata pedang dan kapak yang terbuat dari tulang.

Elza segera menarik mundur Yenko dengan rambut daun yang memanjang.

"Hampir saja," ucap Yenko kaget. Dia hampir terkena serangan pedang Tomcat tersebut.

"Tiga pedang dan dua kapak, ini akan merepotkan kita." ucap Karot.

The Mold of The Mushroom [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang