Sejujurnya

2.5K 232 26
                                    

"ceklek" pintu ruangan VVIP 001 pun dibuka.

Al yang sedari tadi termenung Akhirnya menyadarinya

Datang Angga, beberapa anak buah Angga dan juga Malik yang dalam keadaan pingsan.

"Bagaimana aldebaran, sesuai permintaan?" Tanya Angga yang wajahnya sangat tampak puasa

Al mengangguk sambil mengerucutkan bibirnya.
"Bagus ga, thanks ya. lo memang bisa diandelin" ujar Al
"Sama sama, ini mah kecil"

"Bos Angga ini mau kita letakin dimana" tanya salah satu anak buah Angga

"Tuh letakin di sofa , nih" Angga pun menyerahkan segepok uang yang dilapisi amplop coklat.
"Terimakasih bos kami semua permisi"
"Silahkan silahkan" Semua anak buah Angga pergi dari kawasan rumah sakit.

"Dia sempet ga mau nga, sampe babak belur gitu"
"Iya, dia heran dan nanya Mulu, Akhirnya dengan terpaksa gue suruh anak buah gue habisin dia dan pluk pingsan"
"Huuuufft, sebenernya kalo dia nga main peluk Andin kemaren. Ga akan bonyok tu muka"
"Siapa suruh main main sama aldebaran alfahri" goda Angga
"Apaansi Lo ga" Al tersipu
"Emang iya kan, aldebaran dilawan"

Mereka pun kembali saling bertukar cerita. Tak lama, Malik terbangun dari pingsannya

"Ini gue dimana" batin Malik dengan mata sayu nya, dan wajah yang terasa perih

"Eeeh Uda bangun" sindir Angga
"Sini" panggil nya

"Elo yang gebukin gue semalem kan, apa si mau Lo" tegas Malik

"Uda sini, Lo akan tau, berhadapan dengan siapa nantinya" tutur Angga

Malik pun bangkit berdiri lalu berjalan menghampiri aldebaran dan Angga sambil memegangi bagian wajah yang terasa perih

Al memberi senyum pada Malik, ( kalian tau lah ya senyum aldebaran sama orang yang bermasalah sama dia, serem senyumnya)

Malik tercengang ketika melihat orang yang kemarin siang berkelahi sedang terbaring di rumah sakit

"Anda suaminya Andin kan"
"Yap betul"
"Apa yang anda rencanakan untuk saya, kenapa anda menyuruh orang orang itu memukul saya"
"Ya Karna Anda sendiri, sudah diminta baik baik kenapa tidak mau menurut"

Malik terdiam

"Sekarang gini , saya ga mau terlalu banyak ada urusan dengan anda. Jadi saya mohon kita bisa selesaikan masalah kita secepatnya" ujar Al dengan jelas

"Duduk" pinta Angga untuk duduk dikursi yang barusan sudah ia duduk

Malik pun duduk namun sepertinya ia enggan menatap aldebaran.

"Saya ga mau membahas perihal kemarin, yang saya mau bahas adalah tentang masa lalu anda dan istri saya"

"Yaa" Malik jawab sepasrahnya saja

"Dulu, dari cerita yang saya dengar . Kalo anda dan istri saya adalah teman dekat, apa betul" tanya Al yang meminta Malik jujur padanya

"Yaa sebenarnya kita dulu hanya sebatas teman, dan ga pernah lebih" jwb Malik

"Sebatas teman dan ga pernah lebih" tekan Al lagi
"Saya ga yakin jika anda tidak pernah menaksir istri saya"

"Aduuh kalo gue jujur , apa akan hancurin rumah tangga Andin. Tapi kan ini hanya masa lalu, mana mungkin juga gue ambil Andin dari dia" batin Malik yang sebenarnya

"Saya minta anda sejujur jujurnya" pinta Al karna ia merasa ada yang janggal dari ucapan Malik.

"Oke , saya harap ketika saya jujur. Tidak akan menambah runyam permasalahan rumah tangga kalian"

MELASKAR [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang