17 : l'essence

1.2K 166 0
                                    

Duk! Duk! Duk!

Blam!!

Hahaha hahah.....

Suara engahan nafas terdengar, karina mengusap keningnya yang berkeringat, ia menatap bola basket yang kini memantul tak berarah.

"Minum nih... " Ucap gadis blasteran itu.

"Makasih kak tiff... " Karina langsung meneguk air mineral nya, dan menarik mengambil handuk untuk menyeka keringatnya yang menetes.

"Kenapa lo memaksakan diri kaya gitu sih? " Tiffany menghela nafas, ia tau kalau karina punya sesuatu di pikirannya pasti dia mengajak nya pergi ke gelanggang basket dekat apartemen.

"Lo bisa cidera kalau kek gitu, tanpa pemanasan lagi.. Sana ganti baju lo... "

" Yaudah yok temenin... " Karina menyeringai. Membuat Tiffany menjitak kepalanya orang yang berani dengan karina adalah Tiffany, tentu saja karina tidak akan macam macam atau melawannya.

"Gua ga mau liat dada lo gua lebih suka punya taeng... " Karina merotasikan matanya.

"Nah kalau gua pancing kek gini lo mikirin kak taeyeon... Mesum amat deh... "

"Dah lah.. Lo seriusan mau jadi true stalker lagi dek? "

"Ya kaya gitu... "

"Kenapa lo se pengecut ini kalau masalah hati lo yang bener bener lo rasain... " Tiffany kini duduk di samping karina.

"Maunya ga gini... Tapi kayanya lebih baik nunggu waktu yang tepat... " Tiffany

"Eksistensi mendahului esensi karina... Lo ga tau kalau yang ditakdirkan pun bisa kalah sama orang yang sering di sampingnya... "

"Kak... Gua cuma blm siap aja... Gua di tolak... Gua ga suka penolakan.... "

" Ya makanya gercep deketin... Ga malah jadi stalker atau pengirim anonim... Emang dia nyaman kalau di gituin? "

Karina menunduk, menghela nafas dia ga pernah merasa sesulit itu mendekati orang yang dia incar, kecuali kim minjeong ia merasa ada yang membatasi dirinya untuk bergerak masif. Dia hanya bisa pasif memandangi orang itu, dia takut jika bergerak ternyata perasaan orang itu hanya lah sekedar rekan kerja.

"Kayanya gua harus beliin obat penenang biar lo ga stress.. " Ucap Tiffany

"Dikira gua depresi hah? " Karina merotasikan matanya. Matanya menangkap siluet 2 orang yang sedang berjalan dan saling tersenyum.

"Kak kayanya lo beneran harus beliin obat nya deh.. " Tiffany mengikuti arah pandangan sepupu nya itu.

"Baru aja di bilang kan..lo nya ja ga gercep... "

"Ck... Dah sana balik... Gua ga jadi ngasih tuh barang... " Hela nafas

"Lah terus gua 2 jam nemenin lo relain ga ketemuan sama pacar gua cuma di kasi liat muka potex lo rina?? " Tiffany menghela nafas.

.
.
.
.
"Kenapa kamu ga ngomong winter? Kalau kamu mau ke apartemen nona karin... Kan tadi aku bisa barengin kamu... " Ucap sungchan

"Aku ga tau kalau kamu juga se komplek apartemen dengan nya... " Jawab winter, ya mereka secara tak sengaja bertemu di mini market tadi, membuatnya minjeong dan sungchan harus jalan bareng melewati gelanggang lapangan basket outdor karena kata sungchan rute ini lebih dekat daripada naik mobil.

"Aku ga tau kalau ada tempat seperti ini ... " Winter melihat gelanggang lapangan basket outdor di depannya.

"Oh.. Ini memang fasilitas yang disediakan untuk umum sih, dan kudengar nona karin juga sering main basket disini... " Ucap sungchan, matanya kemudian menangkap sosok Tiffany.

What DOES the FOX SAys? || jiminjeong/ winrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang