•~•
Brakk..
"TUAN PUTRI!" Selina yang masih bergelanyut mesra dengan gulingnya pun terusik. "Hm?""Putra mahkota kesini!" Selina hanya mengangguk paham. Ia sudah biasa dengan kehadiran Rion saat ini.
"Biarkan saja kakak masuk.." Ucap Selina menutup matanya lagi.
"Bu-bukan tuan muda Arion, nona. Tapi putra mahkota Leonard!" Selina terperanjat seketika.
Pangeran?! Tiba tiba sekali! Ini tidak pernah terjadi di kehidupanku sebelumnya. Apa aku mengusiknya? Oh tidak! Tamatlah riwayatmu Selina!?.
Selina buru buru ke kamar mandi dan mengenakan gaun seadanya berwarna hitam berpadu putih dan emas. Ya, sebenarnya memakai pakaian berwarna hitam dianggap sebagai penghinaan. Tetapi, inikan Selina Gresia de Eliore. Siapa yang berani melarangnya.
Selina buru buru ke ruang tamu miliknya. Beberapa pelayan menyapanya dan menunduk hormat yang hanya ditanggapi Selina dengan anggukan.
Cklek..
"Ck, lama sekali tuan putri" Selina menatap orang yang ada di depannya dengan tatapan permusuhan."Sepertinya pangeran ini orang yang tak tahu diri, ya? Lagipula aku ini seorang putri terhormat. Aku butuh menyiapkan diriku untuk pertemuan men-da-dak ini!" Ucap selina menekan setiap kata 'mendadak'. Bukan marah Leonard malah terkekeh.
"Ku kira Putri Duke akan berbeda dari ayah dan kakak mu, ternyata tidak ya?" Selina hanya mengangkat bahunya acuh lalu duduk.
"Lalu, ada gerangan apa pangeran yang terhormat ini mengunjungi kediaman besar ku ini?" Tanya Selina. Sejujurnya, Selina sudah menyiapkan pisau buah untuk berjaga jaga dibalik gaun nya.
"Ehem..langsung pada intinya ya,nona? Aku perwakilan Raja Nomeric ingin membicarakan rencana perubahan koin." Selina mengangguk sambil menyesap teh nya.
Pembicaraan terus berlanjut sampai akhirnya Selina diundang ke istana secara khusus. Dan akhirnya, Selina bisa mengusir pangeran sialan yang menganggu waktu tidurnya.
Leonard belum pulang. Ia sedang berbincang dengan Albert dengan meminjam ruang tamu Selina. Selama tidak bersama dirinya, Selina tak masalah.
Gadis itu menatap jendela kamarnya. Disana ada Arion yang nampaknya sedang berlatih pedang bersama Ken. Ajudan Albert. Arion yang dibasahi keringat yang mengalir dengan jelas karena bertelanjang dada semakin menambah nilai plus ketampanannya.
Selina mengalihkan perhatiannya dengab pipi memerah. 'sejak kapan dia setampan itu?' batinnya. Ia menggelengkan kepalanya itu, sepertinya otak dewasa nya mulai bekerja. Bagaimanapun, Selina adalah gadis dewasa yang kembali ke remaj-
"Eh?" Selina bergumam sambil merautkan kedua alisnya ketika melihat lapangan yang tadi dipakai Arion kosong tidak ada siapapun. Bahkan, prajurit yang ikut pun tak kunjung Selina temukan.
"Ingin mengintipku lagi heh?" Selina terperanjat melihat orang dibelakangnya. Masih dengan keringat, celana pendeknya membuat imajinasi Selina berkeliaran lagi.
"A-apa apaan ini?!" Selina memundurkan posisinya yang tak jauh dari Arion. Sedangkan lelaki di depannya memberikan handuk pada Selina. "Apa?"
"Bersihkan keringatku" Wajah Selina kembali memanas. Ia wanita dewasa heh!!
"Tidak mau!" Mati matian Selina mengalihkan penglihatannya pada dinding kosong di sebelahnya.
Brakk..
"Pilihannya membersihkan atau ku jebol saat ini juga." Ucap Arion mengukung Selina di tembok sambil mencium lehernya."A-arion kau gila!" Ucap Selina mencoba menjauhkan sang kakak dari tubuhnya, akan tetapi Arion malah semakin rapat dengannya. Ciumannya mulai menjalar kebawah.
"BAIKK AKU BERSIHKAN!"
•~•
Aduhh mas rion mulai meresahkan yaa.
Btw, jebol apa on?"Dindingnya" -arion
"Oh, rara kira itu.."
"ITU APAAN HEH AUTHOR SIALAN!" -SELINA
'mampus..'
KAMU SEDANG MEMBACA
princess doesn't cry!
FantasyBeberapa part akan diprivat. So..mau baca? Follow tinggal mencet ko❤ Warningg! Karya ini adalah asli dari pemikiran saya sendiri. Bukan manhwa ataupun terjemahan. Wajib liat sebelum baca! 🚫R15+ Genre : Fantasi, Komedi Jadi, mohon untuk tidak berhar...