10

27.3K 3.6K 31
                                    

•~•

"Selina~..!" Suara serak itu mengalun merdu di telinga gadis yang sedang fokus menulis itu.

"Selin..?"

"Hm?"

"Selinaa..." Panggil Arion lagi dengan ekspresi nya yang tidak ditambahkan gula ataupun garam. Hambar.

"Apaa hah?!" Ucap Selina tersulut emosi tetapi masih fokus dengan kertas ditangannya.

"Pakaikan aku baju" Selina menghentikan kegiatannya dan menoleh kepada makhkuk di sampingnya yang tidak berhenti mengoceh.

"ASTAGA PAKAI BAJUMU BRENGSEK!" Pekik Selina menutup wajahnya yang memerah. Ya, karena Arion yang 'katanya' kelelahan, Selina dengan sangattt~ ikhlas membantu kakak tercintanya.

Karena terlalu banyak berkas, Arion mengijinkan Selina bekerja diruang pribadinya yang tak pernah dimasuki siapapun. Sayangnya, tempat ini berada di kamar Arion.

Ruangannya berbeda tetapi masih satu tempat. Ruangan tak terlihat yang terdapat dikamarnya. Kamar Arion hanya diisi di bagian timur, sedangkan bagian barat kosong. Tapi, itulah tempat yang saat ini mereka berdua tempati.

"Aku tidak bisa memakai baju ini sendirian"

Apa? Yang benar saja! Lihat perutnya yang menggoda itu! Ahh ada 1,2,3...tidak ada 8!

"Kau tergoda, hm?" Baru saja ingin melayang ke dunia fantasinya, Selina dibuat jatuh karena orang di depannya.

"Tidak!" Tentu saja iyaa!!

"Benarkah?" Tanya Arion meraih pipi Selina yang sudah panas lalu membelainya lembut. "A-arion!"

"Ada apa sayang?" Tidak. Selina tidak kuat dengan manusia sok tam-- sial! Arion memang tampan. Bisa bisa citra wanita dewasanya muncul.

"Menjauh atau kubunuh kau!" Arion menurut dan terkekeh pelan. "Aku akan menebasmu dahulu, adik"

•~•

Selina yang kesal akhirnya keluar dari kamar Arion dengan penampilan kacau membuat beberapa rumor buruk muncul dari pelayan. Tapi apa Selina peduli? Tidak. Tentu saja tidak.

Sedangkan Arion, dia tertawa terbahak bahak. Melihat wajah memerah dan tersiksa adiknya memang candu baginya. "Ini..aneh. ini bukan aku yang biasanya."

Pertama kalinya ia bisa mengekspresikan perasaan nya. Padahal dulu tidak. Ia hanya mengenal warna abu-abu dihidupnya.

"Anak itu.." gumamnya sambil menutup matanya perlahan.

Kita intip keadaan Duke sekarang.

"Keithh dimana kau hah anak nakal!" Panggil Duke.

"Astaga Duke, apalagi.." Geram Keith. Dia adalah kepala divisi medis dan sihir. Sejauh ini, setelah keturunan langsung Eliore, Keith lah yang paling kuat sihirnya.

"Kau bisa urus berkas inikan? Aku sangat ingin menemui gadis kecilku!" Keith hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal. 15 hari bersama Duke, Keith hanya mendengar kata-kata

"bagaimana keadaan anakku."
"Oh..aku merindukan gadisku"
"Gadis kecilku, apa kau sudah makan."
"Apa dia baik baik saja?"

Ya, kata kata itu cukup membuat Keith bosan. Sebenarnya, tugas Duke di menara ini sudah selesai, hanya saja Raja Nomeric itu membuat Albert tidak bisa menolaknya untuk mengerjakan tugas Raja, ya Albert menggantinya.

"Raja sialan."

•~•

princess doesn't cry!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang