20

23.3K 3.4K 189
                                    

aku gatau disini kalian bakal baca apa yang aku ketik ini atau malah skip langsung ke ceritanya. Tapi yang pasti, Selina aku buat bukan untuk balas dendam ke orang yang udah nyakitin dia. Tapi, Selina yang aku buat ya tujuannya adalah gimana cara dia bertahan hidup.

Jadi tolong, jangan berharap lebih sama novel ini. Rara juga bukan penulis profesional kaya yg kalian udh baca mungkin. And ya, novel yang aku buat ini adalah novel ringan bertema komedi, fantasi. Jadi ga buat kalian mikir berat dengan teori.

Lov u temen temen!
Ada yang ngucapin happy Girlfriend day ga? Kalo ga ada author yang ucapin nih..

HAPPY GIRLFRIEND DAYY❤

•~•

"Selina..aku dengar kau melakukan keributan lagi." Selina hanya diam menatap tajam Albert. Hei hei! Harusnya dia berterima kasih karena Selina memenangkannya!

"Keributan?" Emilly datang dengan wajah polosnya.

Sudah kuduga.

"Emilly kembalilah ke kamar mu!" Usir Albert, nadanya tidak menyiratkan kelembutan sama sekali.

"Tapi pa-"

"Emilly!"

"Ba-baik. Tapi berjanjilah untuk tidak menyakiti kakak.." ucapnya menatap Selina nyalang.

Aku salah lihat? Atau dia benar benar melototi aku?

"Baik.. sekarang kembali lah." Albert kembali menatap Selina, ia sekarang seperti menatap Gisha. Gadis itu memang dimarahi, ia bahkan berdiri tegak dengan pandangan mengintimidasi seakan ia yang sedang memarahi.

Lihatlah Gisha.. dia mirip denganmu.

"Selina..kau mungkin sekarang beruntung. Berhentilah bersikap kekanak-kanakan dan gegabah."

"Ck" Ia tertawa miris. Apa apaan orang tua didepannya? Sok sok an bijak?

"Aku mengalahkannya karena aku bisa. Aku tidak akan meladeni orang yang berada di atasku. Beruntung? Ck, yang benar saja!"

"Hah..kau memang persis ibumu. Kau mungkin bisa lolos dariku, tapi ntah apa yang dilakukan iblis cilik itu?"

BENAR! BAGAIMANA JIKA ARION IKUT IKUTAN?!

"Terserah." Selina hanya bisa pasrah dengan keadaan. Ia membuka pintu dan berhenti sebentar. Kemudian menutup pintunya lalu maju beberapa langkah.

Selina hanya menatap ke depan. Tapi ia bisa merasakan keadaan orang lain disini. Tidak ada orang, sunyi dan tenang. Tapi ada 2 nafas disini. Miliknya, dan milik seseorang.

"Keluarlah, kau disini kan" jujur saja, Selina tidak tahu siapa orang yang berani beraninya menguping pembicaraan nya. Itu hanya sebuah gertakan.

"Hah.. keturunan Eliore memang hebat ya! Sekalipun anak yang tidak punya sihir."

"Kau--!"

•~•

Brakk..
"Hah.. semoga tuhan melindungi mu Selina? Komplit sekali kesialanmu!" Kesal Selina sambil merebahkan dirinya di kasurnya.

Ia memejamkan mata. Hanya bisa berharap, semoga orang orang aneh yang mengganggu nya cukup sampai sini. Ia terdiam sebentar. Kemudian bangkit dan melepas gaunnya.

"Jika saja aku punya sihir, aku akan membunuh siapapun yang ada di depanku!" Gumamnya sambil mengganti gaun tipis berwarna putih untuk tidur.

Ctak..
Ia mematikan lampu, lalu merebahkan nyaman dirinya. Memang hanya malam hari yang bisa ia nikmati untuk mengistirahatkan tub--

"Sejak kapan jendelanya terbuka?" Gumamnya. Tubuhnya sudah benar-benar dalam posisi nyaman! Ia merasa tak bisa bangkit lagi!

"Kau akan membiarkan jendela terbuka sampai tubuhmu benar benar dicoba orang ya?"

SUARA ITU? TIDAK..TIDAK.. KUMOHON JANG-

"Emhh.." Selina terus berontak ketika bibirnya dibungkam oleh bibir seseorang. Seorang lelaki berambut hitam dan mata merahnya yang menyala. Siapa lagi kalau bukan

arion..

"L-lepas bodoh!" Selina terus mencoba berbicara. Sayang sekali, Rion malah memanfaatkan nya untuk melumat gadis dibawah kungkungannya lebih dalam.

Ingin sekali Selina menangis. 28 tahunnya yang suci telah tiada. Bibirnya yang masih belum ternodai malah dinodai oleh berondong dan parahnya kakak sendiri!

Semakin lama, Selina yang tadinya berontak malah terbuai membuat Arion terus menyerang bibir mungilnya. Sampai saatnya, Selina hampir kehabisan nafas.

"Kau..gila!..ah sialan!" Maki Selina sambil menjauhkan tubuh Arion yang berada diatasnya walaupun usahanya sia sia.

"Kau tau kesalahan ku kan, hm?" Ucap Arion menatap adiknya lapar, ia kembali menyerang Selina. Tidak di bibir, tapi di leher.

"AGHH!"

Selina akhirnya bisa menjauhkan dirinya dari Arion. Tidak jauh sebenarnya, tapi Arion malah berada di sebelah Selina dan memeluknya dari belakang.

"Kau tau betapa gilanya aku saat mendengarmu bertarung menggunakan pedang?" Bisiknya, Selina malah tidak fokus sekarang. Tubuhnya meremang dan panas.

"Kau tau betapa cemburunya aku melihatmu dengan Kyle?"

•~•

Apanih! Siapa kyle!!

Btw, mulmed nya kenapa sii:''

princess doesn't cry!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang