CHAPTER - 10. Meet You.

202 9 11
                                    

Happy Reading🐠!

Happy Reading🐠!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••••••

Ternyata benar kata orang jatuh Cinta itu sakit. Aruna tidak ingin jatuh cinta, tapi perihal perasaan siapa sangka, cinta bisa datang tiba-tiba tanpa di paksa.

Masih tentang Razan, cowok itu selalu menarik batas kesadaran Aruna. Ntahlah, Aruna juga heran kenapa dia malah jatuh hati kepada seorang Razan.

"Runaaaaa" Teriak Sisil menggema di penjuru kelas.

"Berisik lo!" Ketusnya.

Sisil memanyunkan bibir nya kesal, sekarang salah nya apa.

"Yaelah sensi amat. Datang bulan Buk?" Tanya Sisil iseng.

Aruna menatap Sinis Sisil, bukan nya diam anak itu malah semakin menjadi-jadi.

"Bukan datang bulan dia, tapi ketemu yang datang" celetuk Ify yang dari tadi juga memperhatikan Aruna.

"Ga paham Otak gue FYYYY!!!" Teriak Sisil kencang.

Aruna menutup kedua telinga nya, Si sisil itu jika sudah berteriak melebihi suara binatang di malam hari.

"Astagfirullah Toa!!" Teriak Aruna tak kalah kencang persis seperti apa yang sisil lakukan tadi.

Sisil melakukan hal yang sama yang Aruna lakukan tadi, demi apa pun suara Aruna lebih kencang dari pada suara nya.

"Ya allah Run, bener-bener lu ye. Kuping gue!!" Katanya sok dramatis.

Aruna menatap datar Sisil malas, terkadang manusia itu tidak bisa mengintropeksi diri sendiri.

"Gue juga punya kuping. Yaudah deh gue pulang duluan ya Fy. Sil!" Ucap Aruna kepada kedua teman nya.

Ya dari tadi mereka hanya bertiga, sementara yang lain nya sudah pulang. Aruna sengaja mengulur waktu, agar dia tidak bertemu dengan Razan.

"Run ga bareng?" Teriak Ify kencang.

"Nggaaaa" jawab Aruna tak kalah kencang.

Ify menghembuskan nafasnya kasar, begitulah seorang Aruna. Meski baru mengenal nya Ify sudah paham dengan Tingkah Aruna yang seperti itu.

•••••••

Aruna sudah menunggu Angkutan umum tiga puluh menit yang lalu, tapi sepertinya tidak ada tanda-tanda angkutan umum ada.

"Tuh kan kalo udah kaya gini gimana. Pulsa abis, kuota ga punya, Kakak ga punya, Doi apalagi!" Cerocos Aruna mendumel sendiri.

Terkadang di posisi seperti ini sukar untuk Aruna meminta bantuan. Aruna hanya bisa berdoa semoga dia di pertemukan dengan orang yang bisa mengangkut nya pulang.

Tididdddddd......

Suara klakson motor mengagetkan lamunan Aruna, untung saja Aruna tidak punya penyakit jantung. Astaga.

ARUZAN (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang