Chapter 34

7.1K 710 41
                                    

**

Naruto mengambil jalan yang sedikit sepi tapi, masih dilalui oleh penduduk desa. Dia menunduk untuk menutupi wajahnya sambil berlari kencang.

Mereka saling kejar-kejaran.

Sesekali kepala Naruto menengok ke belakang, dia yakin bahwa Shikamaru akan mengeluarkan segudang cara untuk menangkapnya.

Saat dikejar oleh teman-temannya, Naruto memasuki cela yang sama ukurannya saat menyimpan jubah Hokage miliknya.

Tangannya menyingkirkan beberapa barang disana agar berserakan dimana-mana dan akan menyulitkan pengejaran.

"Bisa lebih cepat, Ino?!" Tanya Shikamaru.

"Dia terlalu banyak bergerak, aku kesusahan untuk melakukan Shintenshin no Jutsu." Kata Ino yang berusaha menggerakkan tangannya lurus di depan Naruto tapi gagal, apalagi sambil berlari seperti ini.

"Ini sudah cukup jauh." Gumam Naruto. Dia memandang dua jalur persimpangan di depannya.

Naruto punya ide, dan dia langsung saja melakukannya.

Membuat tiga bunshin, masing-masing mengambil jalur yang berbeda. Jalur kanan, kiri dan satu lagi melompat ke atap depan.

Sedangkan dirinya akan mengikuti bunshin Kanan, saat teman-temannya belum melewati persimpangan. Dirinya yang asli akan melompat keatap dan bersembunyi.

"Hoii! Kau! berhenti!!" Naruto remaja terus berteriak pada dirinya sendiri.

Sebelum Naruto dewasa bersembunyi saat di persimpangan, Dia sudah membuat banyak bunshin, rasengan tapi, selalu melesat entah kemana.

Ino yang selain fokus mengarahkan tangannya untuk melakukan jurus, dia juga memeriksa indentitas chakra lawan.

Dan itu membuatnya terkejut. 'Apakah.. itu adalah Naruto di masa depan? mereka datang ke sini?'

**

"Bagaimana bisa kami mempercayaimu?"

"Apa ada hal yang bisa membuktikan itu?" Tanya Sasuke. "Apakah anda punya usulan?"

Sarada memegang tangan Sasuke, pegangan itu seketika dilihat oleh teman Sasuke dimasa ini.

Genggamannya semakin kencang, itu mungkin bisa saja menembus daging tangan Sasuke.

Sasuke meringis dalam hati.

Sebelum itu terjadi, tangannya menggapai tangan Sarada. Dia membalas pegangan dan melepaskannya perlahan.

"Waktu kami tidak banyak, aku harus pulang bersama mereka." Kata Sasuke. "Kalian punya keluarga? Apakah mereka akan cemas jika anak-anaknya belum pulang?"

Mereka terdiam.

"Kenapa terlalu terburu-buru, Tuan?" Suara berat berasal dari belakang Sasuke tiba-tiba saja muncul.

Semuanya menatap orang itu. "Kakashi-sensei?"

Tubuh Sasuke menegang. Kenapa orang- ah, tidak! Mantan gurunya itu harus hadir disaat yang tidak tepat?! Itu menyebalkan.

Disaat seperti ini.. dimana-? Dimana Dobe?! Sudah dikatakan untuk tidak kemana-mana, memang.

Tapi! Jika Naruto melihat Sasuke terdesak oleh sesuatu.. bisakah? Bisakah dia membantu?

Hati Sasuke greget, jika mereka bertatap empat mata. Akan dia jambak hidung berminyak miliknya itu!

**

• Adventure to the past • {Boruto-Naruto} [END✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang