Chapter 36

6.9K 649 26
                                    

**

"Aku akan menyetujui keputusan kalian silahkan." Ujar Tsunade. "Pulanglah dengan selamat."

Semua orang di ruangan tampak kecewa mendengarnya. "Kami permisi." Naruto membungkukkan badannya pada Tsunade.

Otak Naruto remaja yang melihat Naruto dewasa dari tadi, merasa ada yang aneh. Semua informasi yang telah terungkap dia jadikan satu.

Dan dia yakin, amat yakin dengan kesimpulannya atas siapa sebenarnya orang-orang yang belum pernah ditemuinya ini.

Sakura sepemikiran lagi dengan Naruto, bukan hanya Sakura. Tetapi, Neji, Shino, Hinata dan beberapa teman yang peduli akan situasi sudah mengetahui segalanya.

Sepertinya tak ada yang tidak peduli dengan situasi saat ini.

Naruto dewasa berserta anak-anak keluar satu bersatu, begitu juga dengan yang lain.

Tsunade merasa lega mereka sudah pergi, semoga saja hal seperti ini tidak akan pernah terjadi lagi.

Saat sudah keluar dari gedung, Sasuke mengerinyit ke arah mereka. "Kenapa kalian selalu mengikuti kami?" Tanyanya heran. 

Naruto dewasa mengikuti pandangan Sasuke ke belakang, benar yang dikatakan olehnya.

"Entahlah.. kaki ini rasanya terikat kencang oleh kaki kalian." Gurau Choji.

"Pergilah." Kata Sasuke.

"Kau mengusir?!" Tanya Sakura. "Aku tak akan pergi jika kalian tidak memberitahu siapa diri kalian sebenarnya." Sakura berkata tegas.

"Setuju! Apa salahnya jika memberitahu?!" Ujar Naruto.

Boruto mendengarnya dan berniat mengolok-olok Naruto. "Haa? Tadi kau bilang akan menyelidiki? Seharusnya kau sudah mengetahui jika sudah melakukan itu."

Boruto setiap kali mengejek dan mengerjai Naruto remaja sangat merasa terhibur entah kenapa.

Mungkin, tidak ada halangan baginya saat mengejek ayahnya waktu remaja. Dibandingkan dengan ayahnya yang sekarang adalah hokage, pasti ayahnya akan marah.

Beberapa saat kemudian, Boruto agak terhuyung kesamping saat siku Shikadai sengaja menyenggol boruto agar membuatnya sadar dan berhenti untuk mengolok.

Tapi, itu tidak akan membuat boruto berhenti.

"Aku sudah tahu. Tapi, aku kurang yakin Dttebayo."

"Haa.. kalau kau tidak tahu, berarti kau tidak hebat." Ejeknya.

Plak!

Tamparan tangan seseorang mendarat di kepala Boruto, "Boruto, Berhenti melakukan itu."

"Ah! Kesempatan ini hanya diperoleh satu kali dalam seumur hidup. Mana mungkin aku melewatkan mengejak ayahku yang payah itu." Boruto berbisik sepelan mungkin pada Sarada.

"Aku mendengarnya, Boruto.." Naruto menatapnya ganas. "Bisa-bisanya kau—"

"—Sudah-sudah.. ahaha, kami ak-akan pulang, e- sampai jumpa." Boruto mengucapkan selamat tinggal pada mereka.

Bisa gawat darurat jika ayahnya memarahinya disini.., di depan teman-temannya. Itu akan membuat kantong empedu Boruto berteriak malu 7 hari 7 malam.

"TUNGGU DULU! KALIAN KERAS KEPALA SEKALI! KATAKAN YANG SEBENARNYA DTTEBAYO!!" Teriakan Naruto yang luar bisa keras memancing semua mata yang ada disana.

Orang-orang mulai berbisik-bisik, Sasuke dan Naruto merasa Naruto waktu remaja sudah sangat serius mengatakannya.

Nafas Naruto tidak beraturan, dia mulai kesal dan mengepalkan tangannya.

"Kau sangat ingin tahu?" Tanya Boruto, entah dia ingin membuat Naruto semakin marah atau apa.

"AARGGH!!" Naruto berlari kearah Boruto, tangannya dia angkat dan sepertinya dia sudah sangat marah.

Naruto membentuk tangannya seperti kepiting ingin menangkap mangsa. "TENTU AKU SERIUS DTTEBAYO! AKU AKAN—"

SEETTT.. HAP! (?)

'Ah- kenapa tubuhku kaku sekali?!' Naruto menengok perlahan ke belakang dengan kesusahan.

Matanya mendapati bahwa penggerakannya sedang ditahan oleh jurus andalan Shikamaru.

"Tahan amarah, Naruto!" Peringatnya.

"Tapi, aku tidak suka mengulang-ulang perkataankuu!!" Naruro memberontak tapi, tak berhasil.

"Naruto-kun.." Lirih Hinata yang khawatir.

Sarada merasa kasihan pada Naruto bertanya kepada Sasuke. "Papa, apa tidak apa-apa jika memberitahu kepada paman Naruto soal itu? Kita bisa menghapus ingatannya, kan?"

Sasuke kembali menatap putrinya. "Sebenarnya ingin seperti itu," Sasuke menatap kearah Naruto yang memberontak terus menerus.

"Kita beritahu saja, Sasuke. Kau tidak kasihan pada diriku?" Tanya Naruto dewasa. "Aku saat itu mempunyai sifat keras kepala—"

"Saat dewasa juga..!" Putus Boruto begitu saja, tidak membiarkan Naruto melanjutkan ucapannya.

Boruto berkacak pinggang sebelum bulu kuduknya berdiri melihat mata Naruto yang amat tajam menembus matanya.

Baiklah, sekarang waktunya untuk diam.

Boruto langsung menatap kearah lain daripada bertatapan dengan ayahnya.

"Baiklah." Satu kata yang dikeluarkan oleh Sasuke mendadak membuat mereka terdiam.

"B-benarkah?! Bagus! Jelaskan sekarang!" Kata Naruto semangat, Kini Naruto sudah terbebas dari jutsu Shikamaru karena kaget dan melepaskannya.

"Mereka akan memberitahu itu?" Gumam Choji.

"Mereka tidak waras atau apa? Setelah Kita, Tsunade-sama mati-matian untuk menutup biodata mereka. Ini yang dilakukannya? Oh astaga." Ino tepuk jidat.

Shikamaru hanya menghela nafas, pasti mereka sudah tak tahan dengan sikap Naruto yang memaksa.

Naruto dewasa menengok ke kanan kiri, sudah tak ada lagi orang selain mereka disana. "Sebaiknya ditempat lain saja." Ucapnya misterius.

"Ha?" Naruto bingung. "Terserahlah, Dttebayo."

Naruto mengikuti Sasuke dan Naruto dewasa ketempat yang aman. Sekalian saja, mencari tempat yang sesuai untuk membuka portal Sasuke.

Team-team lain yang telah terlanjur penasaran, mengikuti mereka ke suatu tempat yang amat aman.

🍒•°♡°• 🍎♪🍒•°♡°• 🍎♪🍒•°♡°• 🍎 ♪
Sampai jumpa dua mingguan lagi atau bisa aja 1 bulan lagi, karena langsung mau chp ending.

Author mau merefresh pikiran.
Minggu ini udh musim ulangan harian:v

Ada yang mau disampaikan kepada Boruto?

Sabtu, 31 Juli 2021

• Adventure to the past • {Boruto-Naruto} [END✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang