**
"Akhirnya kalian dijemput juga, ya? Ini sebuah hal baik." Kata Tsunade. "Lebih cepat kalian pulang itu akan semakin baik."
"Kami akan pulang sesegera mungkin, aku belum punya chakra yang cukup untuk pulang."
Naruto memandang Sasuke. "Mau berbagi Chakra denganku?"
"Tak perlu."
Entah karena apa Sasuke menolak Naruto untuk berbagi Chakra yang ia punya untuknya. Tapi, bukankah ucapan Sasuke tadi ada sedikit kesombongan?
"Lalu? Kalian harus bagaimana?" Tanya Tsunade. "Apakah menginap selagi mengumpulkan Chakramu adalah pilihan yang tepat?"
"Sepertinya begitu."
Tsunade menyetujui itu. "Aku akan menyewa tempat tinggal untuk kalian nanti, kembalilah dua jam lagi." Katanya. "Selagi disini, kalian pasti tahu apa yang harus dan tidak boleh dilakukan, kan?"
Mereka yang tahu mengangguk pasti.
"Bagus, kalau begitu keluarlah. Aku harus memberitahu suruhanku untuk berhenti melakukan bantuan yang diajukan oleh anak-anak itu."
Naruto berbalik, menghentikan langkah keluarnya. "Bantuan?" Tanyanya
"Anak kalian punya permintaan sebelumnya, tanyakan saja pada mereka. Sekarang keluar!"
Perintah Tsunade yang kali ini tegas, kelihatan sekali tak bisa dibantah sehingga mereka memilih keluar dngan terburu-buru.
**
Semua menoleh ke arah mereka yang baru saja keluar dari ruangan Tsunade, tak ada satu pun yang memulai percakapan sampai semuanya berada di luar kantor karena tak tahu apa yang terjadi.
"Hei, sebenarnya kalian siapa? Aku mohon jawab Dttebayo. Jika kalian diam saja kami tak akan tahu." Kata Naruto remaja.
Naruto yang telah dewasa hanya melihat dan memandangnya saja, tak disangka waktu sangat cepat berlalu.
Mereka semua tanpa terkecuali berjalan tanpa tujuan yang benar, yang tidak tahu apa yang terjadi seperti anak ayam yang mengikuti induknya dari belakang.
"Team 10 yang dipimpin oleh Asuma-sensei ditugaskan untuk mengawasi kalian." Shikamaru buka suara. "Kalian akan kemana?"
"Yang pasti tunjukan sebuah tempat yang aman sampai dua jam kedepan." Jawab Sasuke.
Naruto remaja cemberut, dia berlari ke depan. "Kalian! Kalian tega sekali! Pertanyaan Shikamaru saja dijawab! Kenapa aku tidak?" Naruto berkata sambil meninggikan nadanya.
Dia tidak terima diperlakukan seperti itu, hal seperti itu membuat dirinya geram. Dia satu perasaan dengan orang yang tidak tahu peristiwa yang terjadi dari awal sampai sekarang.
Seperti Sakura, Neji dan masih banyak lagi? Apalagi kehadiran dua sosok cermin berjalan yang begitu mirip dengannya.
Sakura? Dia hanya penasaran dengan pria berambut hitam panjang dan seorang gadis berkacamata yang menurutnya adalah ayah-anak.
Sakura saat melihat pria itu jiwanya, auranya mirip dengan orang yang dicintainya dahulu.
Sedangkan gadis berkacamata, setahu dirinya dia adalah teman yang diceritakan oleh anak-anak yang mirip dengan team 10 yang hilang.
Apakah namanya Sarada?
Nama yang bagus menurutnya, selain memperhatikan Sarada ternyata yang sedang diperhatikan melakukan hal yang sama.
'Mama.. itu kau?' Pikiran Sarada dipenuhi oleh pertanyaan itu saat pertama kali melihat wajah ibunya.
Sarada dan Sakura saling memandang dari tadi, tanpa membuka mulut.
Tidak ada satupun yang menjawab pertanyaan dari Naruto remaja yang sudah menggelegar sampai akhirnya Shikamaru mengajak mereka untuk berjalan-jalan.
"Menyebalkan, Dttebayo! Aku akan menyelidiki kalian!" Naruto berteriak marah walaupun sebenarnya tidak, tanpa basa-basi dia langsung berlari pergi dari sana.
"Hey! Naruto-nii! Apa-apaan kau ini!" Boruto hanya menatap kepergian Naruto remaja.
Naruto dewasa yang mendengar kata 'Naruto-nii' berbalik dan melihat ternyata anaknya yang memanggil nama itu.
"Hanya begitu saja marah." Komentar Boruto berkacak pinggang. Naruto tersenyum tulus, matanya sayu.
**
Dua jam kemudian, mereka semua kembali ke hadapan Tsunade. "Aku sudah menyewanya, pergilah kesana, Team 10 bisa membantu untuk menemukan letak tempat tinggal yang kusewa." Dia tampak tenang.
"Lagi-lagi mereka! Kenapa tidak menyuruh yang lain saja!?"
BRAK!
Tsunade menghentakkan meja dengan keras karena emosi mendengar nada ucapan Naruto yang meninggi. "Kau tidak ada urusannya dengan mereka, Naruto. Tugas ini dari awal memang kuberikan pada team pimpinan Asuma!"
"Tapi, tetap saja, kan?! Kami pen—"
"—MEREKA ORANG-ORANG PENTING, NARUTO! SALAH JALAN SEDIKIT SAJA BISA BERAKIBAT BURUK! DENGAR ITU BAIK-BAIK!"
Suara Tsunade terasa menggelegar sampai terpantul ke dinding-dinding mengakibatkan suara tingginya bergema.
Yang berada disana hanya bisa menahan rasa sakit ditelinga, tak ada satu pun yang berani menutup telinga mereka.
'Beginilah nasib ku menjadi asisten seorang hokage dengan watak tegas..' Shizune membatin sedih.
'Haha.. ayah dimarahi olehnya, bagaimana rasanya ayah? Sksksk.. aduh telingaku sakit juga ternyata.' Batin Boruto sambil mengelus-elus daun telinganya.
Naruto remaja hanya diam, marah dalam batin.
Sasuke dan Naruto dewasa mulai berpikir bersama bahwa tidak akan aman jika mereka dimasa lalu dengan jangkauan waktu yang lama.
Keluarga mereka sudah menunggu berhari-hari, berharap bahwa Naruto dan Sasuke melengkapkan kembali anggota keluarganya.
Dan kesimpulan dari pemikiran itu adalah pulang segera.
"Tidak apa-apa, kami akan pulang ke tempat kami." Kata Naruto.
"Secepat itu?" Tanya Boruto.
Sarada menatapnya. "Kenapa memangnya? Kau tidak merindukan ibu dan adikmu?" Tanyanya. "Bukankah dari awal kita memang ingin pulang dengan cepat?"
"Ah.. maksudku, berada disini hanya satu kali kesempatan, bukan? Setidaknya ayah dan paman Sasuke bisa menikmati kesempatan ini." Boruto berkata sambil menggaruk tengkuknya.
"Tidak Boruto, itu berbahaya." Ujar Sasuke. Dia menatap Tsunade serius, "Kami akan pergi segera, terima kasih."
🍒•°♡°• 🍎♪🍒•°♡°• 🍎♪🍒•°♡°• 🍎 ♪ .
Kayaknya alur chp ini bosen ( ◜‿◝ )
Bosen apa nggak?! (ノಠ益ಠ)ノSenin, 19 Juli 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
• Adventure to the past • {Boruto-Naruto} [END✓]
Adventure"Hm? Ayahmu? Sasuke?" - Itachi - "Apa maksudmu, hah? Naruto ayahmu? Maksudmu apa?!" - Neji - "Entahlah.. Chakranya mirip sekali dengannya!" - ? - Semua ini berawal dari keisengan Boruto, dia membuat semua anak yang tengah menjalankan misi bersa...