16. Berpisah

85 21 0
                                    

Kiranya tekat Seungwan sudah bulat, memantapkan hati untuk bertanya pada Yoongi apa posisinya di hati lelaki tersebut. Wanita itu bertekat untuk mencari titik terang dari permasalah mereka. Bertanya langsung adalah jawabannya.

Pagi ini Seungwan mengabari kekasihnya Min Yoongi untuk bertemu di restoran tempat biasa mereka makan. Wanita itu sudah duduk di sana dengan tenang, ah tidak, lebih tepatnya mencoba tetap tenang.

Berkali-kali wanita itu menghela nafas, gugup saat membayang akan bertemu Yoongi. Kendati demikian, semua harus berjalan sesuai rencananya. Seungwan harus tau hati lelaki itu.

Seungwan menelan ludah, rasa gugup kembali mendera saat melihat sosok Min Yoongi yang datang. Wanita itu terpaku sejenak, menatap lelaki yang ia rindukan selama tiga hari ini.

Lelaki Min tersebut duduk, matanya berkaca-kaca menatap wanita yang sangat ia rindukan sampai mau gila rasanya. Wanita yang tanpa alasan menolak berjumpa dengannya.

"Aku merindukanmu" kalimat pertama yang terucap, setelah tiga hari tidak mendengar suara sang kekasih.

Jantung Seungwan berdebar-debar, matanya berkaca-kaca. Wanita itu menggigit bibirnya agar air matanya tidak tumpah di hadapan Yoongi.

"Langsung saja, aku ingin bertanya. Siapa Son Wendy?"

"Istriku"

"Istrimu? Lalu aku?"

"Kau kekasihku"

"Apa kau mencintaiku?"

"Ya, aku mencintaimu"

"Lalu istrimu?"

"Aku juga mencintainya"

Seungwan menelan ludah, merasa berat melontarkan pertanyaan selanjutnya.

"Apa kau mencintaiku sebagai Son Wendy?"

"Benar" jawab Yoongi tanpa berpikir dua kali.

Seperti tersambar petir di siang bolong, satu tetes air mata luruh begitu saja. Wanita itu terkekeh, merasa konyol karna sudah dipermainkan Yoongi.

Ah benar, Min Yoongi kan kaya raya. Pasti dia punya kuasa untuk melakukan apapun. Termasuk mempermainkan wanita sepertinya. Sangat mudah tentunya.

"Kenapa kau mengabaikan aku selama tiga hari ini?" Tanya Yoongi.

"Bukankah sudah jelas"

"Apa maksudmu"

"Aku ingin kita berpisah"

"Tidak!" Tolak Yoongi tegas.

"Kenapa?"

"Karna aku mencintaimu"

"Mencintaiku? Mencintai Son Wendy maksudnya. Aku tidak Sudi! Aku tidak ingin di cintai sebagai sosok yang lain"

🌺🌺🌺

Jimin berlari, memasuki kantor polisi tergesa-gesa. Lelaki itu menarik nafas panjang, kemudian mendekat pada wanita yang duduk di bangku sambil menundukkan kepala.

"Seungwan"

Wanita itu mendongak menatap Jimin. Lelaki itu tau jika Seungwan habis menangis. Jimin memeluknya, menyalurkan ketenangan pada Seungwan.

"Tidak papa" tangannya mengelus punggung wanita itu.

Jimin melepas pelukannya, membenarkan rambut Seungwan yang berantakan, dan menghapus jejak airmata di wajahnya.

"Tunggu sebentar, aku akan bicara pada petugas polisinya"

Wanita itu mengangguk, masih betah membisu.

Lelaki bermarga Park itu pergi menemui polisi yang menangkap Seungwan, setelah berbicara dengan petugasnya Jimin-pun kembali lagi menemui wanita itu.

"Seungwan, mereka akan melepasmu jika kau tetap bekerja"

"Tidak ada cara lain? Aku tidak ingin bekerja lagi dengannya" Isak Seungwan pilu.

"Tidak Seungwan. Tidak ada cara lain, perusahaan Yoongi adalah perusahaan besar dan berpengaruh di negara ini dan kau terikat kontrak"

Sejak pertemuan Seungwan dan Yoongi beberapa lalu, mereka sudah tidak pernah bertemu selama dua hari, saling bertukar kabarpun tidak.

Awalnya Seungwan merasa lega Yoongi tidak menghubunginya, namun di satu sisi ia merasa ada yang aneh. Biasanya lelaki itu akan memborbardirnya dengan pesan atau telpon, bahkan tidak segan-segan untuk datang atau sekedar mengetuk pintu, walaupun wanita itu memilih diam dan acuh.

Kini, terbukti sudah perasaan anehnya. Pagi tadi ia di tangkap oleh dua petugas kepolisian karna telah melanggar kontrak kerja dengan perusahaan yang di kelola lelaki pucat itu, siapa lagi pelakunya kalau tidak Min Yoongi.

Sekali lagi, Min Yoongi akan melakukan apapun yang ia inginkan. Tidak ada yang sulit baginya.

Seungwan memang keluar tanpa surat pengunduran diri, tapi gadis itu tak menyangka jika Yoongi akan tega menuntutnya seperti ini. Bajingan.

"Hiks....tapi aku tidak mau bertemu dengannya lagi" Seungwan menangis lagi.

"Seungwan"

"Tolong aku Jim"

"Serahkan surat pengunduran dirimu besok, bagaimana? Aku temani"

"Jim"

"Ayo Seungwan, kau pasti bisa. Aku tau kau gadis yang kuat"

"Bagaimana kalau Yoongi menolak?"

"Kalau dia menolak, aku yang akan berbicara padanya. Tapi kita coba dulu sesuai prosedur, mengerti?"

Seungwan mengangguk, wanita itu sangat bersyukur pada Tuhan telah mengirimkan sosok Jimin padanya. Lelaki ini adalah sandaran Seungwan sekarang, tidak dengan Min Yoongi.

Luruh sudah cinta Seungwan, tergantikan dengan rasa benci. Min Yoongi, seperti tidak punya perasaan bagi wanita itu.

"Jimin"

"Hem"

"Terimakasih telah menjadi penolongku, kau satu-satunya Jim. Setelah Yoongi pergi dari sisiku"

Bukan, bukan Yoongi yang pergi. Namun Seungwan yang mengusirnya. Mendepaknya dari hati wanita itu, kendati ia masih ada rasa.

Hati Seungwan sakit atas perilaku Yoongi. Niat hati wanita itu ingin pergi meninggalkan Korea, kembali ke Kanada. Sampai niatnya harus gagal karna tuntutan Min Yoongi.

Seungwan, wanita itu tidak punya keluarga di Korea.

🌺🌺🌺

Di sisi lain, seorang lelaki berdiri menatap kebawah. Dia berdiri di ruangannya, gedung yang ia tempati merupakan salah satu gedung pencakar langit tertinggi.

Ia menyeringai,
"Ingin lari dariku? Itu tidak mungkin. Jika bersamamu aku harus menjadi jahat, akan aku lakukan. Aku tidak akan kehilanganmu untuk keduakalinya. Tidak sayang, tidak lagi dan tidak akan pernah"

Tok tok

"Masuk"

"Permisi Sajangnim, saya ingin menyampaikan jika wanita itu sudah keluar dari kantor polisi" lapornya.

"Baik. Kau boleh pergi"

Ia kembali menyeringai,
"Besok kita akan bertemu lagi sayang, kau hanya milikku"

Lelaki itu pun terkekeh, seolah menikmati kabar yang di bawa oleh bawahannya. Bagaimanapun, ia adalah sang pemenang. Tidak peduli apapun permainannya.

LADY SKY (Wenga)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang