13. Rindu

487 50 5
                                    

Drt..drt...

Ponsel Seungwan bergetar di atas nakas. Wanita itu berdecak kesal, karna tidurnya di ganggu. Tangan Seungwan meraba-raba untuk mencari keberadaan ponselnya.

"Astaga! Siapa yang menelponku jam segini?" kesalnya masih dengan mata terpejam.

"Halo"

"Seungwan, cepatlah bersiap-siap. Aku akan menjemputmu"

"Yoongi?"

"Iya. Ini aku Yoongi kekasihmu Son Seungwan. Masa kau lupa, aku saja tidak pernah lupa meski di dalam mimpi sekalipun"

"Iya. Tapi bersiap-siap kemana dulu?"

"Pokoknya bersiap-siap saja. Aku akan menjemputku. Cepatlah! Aku sudah tidak sabar"

Yoongi memutuskan sambungannya. Dengan malas Seungwan bangun dari kasur empuk yang menjadi kebanggannya tersebut.

Mata setengah terbuka, mulut masih menguap, tubuh masih malas. Helaan napas Seungwan terdengar berat. Dan mata Wanita itu tak sengaja melihat ke arah jam dinding.

03.00

Mata Seungwan langsung terbuka lebar, nyaris keluar dari tempat. Dan kantuknya hilang seketika, karna kesal pada kekasih tampannya tersebut.

"Min Yoongi sinting!" Umpat Seungwan kesal.

,,,,

Tin tin tin

Klakson mobil Yoongi menyadarkan Seungwan dari lamunannya, eh bukan, tapi dari kantuknya. Menunggu Yoongi di depan pagar rumah, membuat Seungwan nyaris terbawa suasana alam mimpi yang nyaman.

Yoongi menurunkan kaca mobilnya, dan terpampanglah wajah tirus Yoongi yang penuh pesona. Lelaki itu tersenyum manis pada Seungwan.

"Kenapa pergi jam segini?" Tanya Seungwan yang masih berdiri.

"Hanya rindu" jawab Yoongi terkekeh, Lelaki itu sangat gemas melihat Seungwan yang kadang-kadang masih menguap.

"Ck! Rindu sih rindu, tapi tidak jam segini juga Min Yoongi" kesal Seungwan, tapi terdengar seperti rengekan bagi Yoongi.

"Mau bagaimana lagi? Aku sudah tidak tahan. Rasa rinduku tidak dapat terbendung untuk berjumpa denganmu"

Kenapa Yoongi mendadak dramatis begini?

Beruntung karna Yoongi itu kekasih Seungwan, kalau tidak? Maka dapat di pastikan kalau tas selempang yang dipakai Seungwan sekarang akan berpindah pada mulut Yoongi.

"OH YA TUHAN!!!" Jerit Seungwan dengan segala kekesalannya.

Tawa Yoongi meledak seketika, saat mendengar jeritan Seungwan yang terdengar seperti ingin memakan orang tersebut. Bukannya takut, tapi Yoongi malah tertawa lucu.

"Masuklah"

Seungwan masuk ke mobil Yoongi, dan Yoongi-pun melajukan mobilnya dengan kecepatan rata-rata.

Sejak masuk mobil Seungwan hanya diam. Buka karna Wanita itu mengantuk atau sebagainya, tapi karna jantung Seungwan berdebar-debar dahsyat karna saat ini Yoongi terlihat sangat tampan.

Apalagi sekarang minim cahaya, hanya ada cahaya gedung-gedung, tidak banyak mobil-mobil yang berlalu lalang. Karna jam masih menunjukkan pukul 03.30. Dan tidak ada yang pergi ke kantor pada jam segitu.

Akhirnya mereka sampai, Yoongi keluar dari dalam mobil dan di ikuti Seungwan yang mengekor di belakang. Yoongi menarik Seungwan agar berjalan di sampingnya. Tangan Yoongi menggenggam erat tangan Seungwan.

Perlakukan Yoongi membuat Seungwan berbunga-bunga. Darah Seungwan berdesir hebat tat kala sentuhan hangat Yoongi menerpa kulit dingin Seungwan.

,,,,,

"Sajangnim, sudah waktunya makan" ujar Seungwan.

Wanita itu sangat khawatir pada Yoongi. Ini sudah siang dan Yoongi belum makan sama sekali dari pagi tadi. Seungwan tak pernah bosan mengingatkan Lelaki itu, meskipun akhirnya hanya di balas dengan gumaman atau anggukan.

"Sebentar lagi. Masih ada dokumen yang harus ku periksa. Kau pergilah makan lebih dulu, aku tak ingin kekasihku sakit" tutur Yoongi. Peluh keringat menetes dari kening Yoongi, membuat Seungwan tak tega.

Seungwan terharu, di saat seperti ini pun Yoongi masih sempat perhatian padanya, meski faktanya Yoongi sama sekali tidak peduli pada keadaannya.

"Yoon, kau harus makan. Kau harus selalu sehat" suara Seungwan bergetar.

Yoongi tersenyum, hatinya lega karna Seungwan yang dari tadi bersikukuh menyuruhnya makan. Setidaknya, Yoongi tahu satu fakta, bahwa Seungwan sangat mengkhawatirkan keadaannya.

"Aku tidak sempat ke bawah Seungwan" ujar Yoongi lembut.

"Aku akan membawakanmu makanan kalau begitu" paksa Seungwan.

Yoongi terkekeh geli melihat keteguhan Seungwan yang menyuruhnya makan. Tidak makan sehari, tidak akan membuat Yoongi langsung mati. Tapi tetap saja Seungwan khawatir setengah mati.

"Kalau begitu belikan aku makanan. Ramen yang ada di mini market. Aku ingin ramen"

"Ramen? Tapi perutmu masih kosong Yoon!" Protes Seungwan.

"Ramen atau aku tidak akan makan"

"Oke. Baiklah"

"Seungwan, bawa ini" Yoongi memberi dompetnya pada Seungwan.

"Tidak usah. Aku punya uang Yoon" tolak Seungwan.

"Ayolah ambil. Uangku uangmu juga" ujar Yoongi. Seungwan mengambil dompet Yoongi.

"Kenapa dompet?"

"Mungkin kau ingin membeli sesuatu yang lain mungkin"

"Ck! Kita bahkan masih pacaran, tapi kau sudah memberikan dompetmu padaku"

"Itulah,,menikahlah denganku. Maka aku akan memberikan segalanya untukmu, tidak hanya dompet"

"Menyebalkan! Ya sudah! Aku akan pergi dulu Sajangnim"

Cuman ini aja yang ada di Draf, yang lain gak sempat nulis. Selamat menikmati tulisannya. Harap di mengerti kalau masih acak2kan dan banyak susunan kata yang salah.

Salam hangat dari Wenga untuk para pembaca yang setia 😍😍





LADY SKY (Wenga)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang