Yoongi masih setia dalam diam, menatap wanita cantik yang ada di depannya. Dekat tapi terasa begitu jauh. Min merasa hubungan mereka hampa akhir-akhir ini.
"Kalau Anda tidak ingin mengatakan apa-apa Saya akan pergi"
"Kenapa kau menghindariku?" Akhirnya min membuka suara.
"Bukankah seharusnya aku yang bertanya seperti itu?"
"Kau marah padaku karna aku menghindarimu tempo lalu? Maaf kalau yang itu"
"Aku tidak butuh maaf. Kau sudah membuatku kecewa"
"Aku bisa jelaskan"
"Tidak perlu" tolak Seungwan.
"Seungwan"
"Aku rasa kita sudahi saja hubungan ini"
"Apa?" Yoongi terkejut. Jantung pria itu berdebar-debar.
"Aku tidak ingin melanjutkan hubungan ini"
"Tapi kenapa?"
"Orang tuamu tidak merestui kita Min Yoongi. Apa lagi yang harus di pertahankan"
"Apa?" Heran Yoongi.
"Kau menjauhiku setelah makan malam bersama keluargamu, pasti mereka tidak merestui kita"
Yoongi terkekeh, merasa lucu dengan pikiran wanita itu. Bisa-bisanya ia menarik kesimpulan sendiri tanpa bertanya terlebih dahulu.
"Tidak ada yang lucu min Yoongi" kesal Son mengertakkan gigi.
"Mereka merestui kita" lanjut Yoongi. Ia tersenyum pada wanita itu.
"Lalu? Kenapa kau menghindariku?"
"Bukankah Sohee sudah mengatakan padamu?" Tanya Yoongi.
"Sudah. Lalu bagaimana dengan kamar di club' malam dan wanita itu, siapa dia?" Selidik Seungwan.
"Dia rekan kerjaku, yang kebetulan ingin bertemu di club' malam itu"
"Kau tidak berbohongkan?"
"Aku jujur"
🌹🌹🌹
Disinilah mereka, duduk sambil berpelukan menyalurkan kehangatan sambil menikmati malam dingin penuh keromantisan.
Setelah perdebatan panjang yang melelahkan, mereka memilih menghabiskan waktu dengan perasaan bahagia. Bahagia karna Son dan Min masih bisa bersama.
"Yoon, jangan mabuk lagi"
"Kenapa?"
"Aku tidak suka"
"Apa aku melakukan kesalahan malam itu?"
Pria itu bertanya, padahal sudah jelas-jelas ia melakukan kesalahan. Kesalahan yang menyakiti hati wanita itu, dan Min mengingat itu semua. Segalanya masih tersusun rapi di ingatan pria itu.
"Tidak, hanya saja aku tidak suka" dan Seungwan memilih berbohong.
"Baiklah. Aku janji. Mengapa kita tidak pulang saja, udara mulai dingin" usul Yoongi.
"Kita pulang kemana? Ke apartemenmu atau apartemenku?"
"Kemanapun, asal berdua. Yang pastinya, malam ini hanya ada kau dan aku"
Pipi Seungwan bersemu merah jambu, merasa tergoda oleh ucapan Yoongi. Padahal pria itu jujur.
"Yoongi"
"Iya sayang"
"Hentikan, aku malu" rengek Son, sementara Min terkekeh.
"Ayo kita cepat pulang, berbagi pelukan tidak cukup untuk menghangatkan. Kita harus melakukan olah raga malam biar hangatnya tahan lama"
"Min Yoongi" Seungwan mencubit perut pria itu.
🌹🌹🌹
"Katakan apa maumu? Aku tidak punya banyak waktu"
"Yoon, bisakah kau berhenti? Jangan menyakiti Seungwan. Ia tak bersalah"
"Apa maksudmu?, Aku tidak menyakitinya Park Jimin. Bicaralah yang jelas"
"Kau bersama Seungwan karna ia mirip dengan Wendy kan? Kau tidak benar-benar mencintainyakan?"
"Itu bukan urusanmu"
"Min Yoongi! Berhentilah. Son Seungwan akan sakit jika mengetahui itu. Wanita mana yang tidak sakit hati jika pria yang ia cintai hanya menganggapnya sebagai bayangan wanita lain? Kau tidak sadar?"
"Park Jimin"
"Tidak ada wanita yang ingin jadi selingan min Yoongi"
"Tutup mulutmu. Aku datang karena masih menghargaimu sebagai teman"
"Yoon, aku tau kau masih belum melupakan Wendy"
"Jangan sok tau" kesal Yoongi. Pria itu membuang muka.
"Aku melihatnya"
Ya. Jimin melihatnya bersama Taehyung saat masuk ke apartemen pria itu tempo lalu. Mereka tak sengaja masuk kamar Yoongi.
Bahkan Taehyung sempat terganga melihat bagaimana ratusan foto Wendy dan Yoongi terpajang memenuhi dinding kamar pria itu. Padahal yang mereka tau, semua foto yang berkaitan dengan Wendy sudah di lenyapkan oleh nyonya Min.
"Jika kau melihatnya kau mau apa? Mengadu pada ibuku? Silahkan saja, aku tidak takut"
"Kau gila, Min Yoongi"
🌹🌹🌹
Yoongi masuk apartemennya. Ia menemukan sosok Seungwan menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Ada apa Seungwan?"
"Kau meninggalkan ponselmu" Seungwan mengangkat ponsel Yoongi, menunjukkannya pada pria itu.
Min Yoongi meraba-raba sakunya, dan benar saja, tidak ada ponselnya.
"Ah, benarkah? Terimakasih kalau begitu" Min mengambil ponselnya dari tangan Son.
"Sejak kapan aku menjadi istrimu? Apa kita pernah menikah?"
Yoongi menatap Seungwan, mata pria itu berkedip-kedip.
"Kau melihatnya?"
"Dengan jelas, dan seluruh isi kamarmu"
"Seungwan" lirih Yoongi nyaris terputus.
"Kalau kau belum bisa melupakannya, untuk apa aku ada di sini? Kau menganggapku sebagai Wendy Min Yoongi-ssi?"
Seungwan nyaris gila saat melihat kamar Yoongi.
"Maaf"
"Aku tidak bisa bersamamu jika kau hanya menganggapku sebagai Wendy Min Yoongi-ssi"
"Seungwan"
"Jika kau bersamaku hanya karna kau menganggapku sebagai Wendy, maaf aku harus pergi. Aku tidak bisa menjadi Wendy-mu"
"Tidak bisakah kau menjadi Wendy-ku?"
"Tidak bisakah kau menjadi Wendy-ku Son Seungwan-ssi?"
Yoongi memegang lengan Seungwan dengan kedua tangannya. Matanya menatap Seungwan penuh harap.
"Tidak bisakah kau singkirkan Wendy Min Yoongi-ssi?"
Airmata Seungwan menetes, kenapa sesakit ini untuk mencintai Lelaki bernama Min Yoongi tersebut. Kalau boleh Seungwan memilih, dia lebih baik untuk tidak mencintai Yoongi.
Seungwan tidak ingin hidup sebagai bayangan. Yoongi mencintai Wendy bukan Seungwan. Yoongi selalu berpikir Seungwan itu adalah Wendy.
Hati wanita mana yang tidak sakit bila Lelaki yang dicintai mencintai kita sebagai arti yang lain. Sebagai sosok yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
LADY SKY (Wenga)
FanfictionLanjutan dari story Aplikasi konyol, Namun dengan cerita dan nuansa yang berbeda. Jangan lupa votmen, tolong hargai tulisan saya. Karna menulis tidak semudah membaca. Terimakasih. Start: 08-02-19 End: 20-08-2021