Larut malam yang mencekam, Son duduk di antara sunyi sepi yang meredam. Kewarasan wanita itu hendak terenggut oleh sikap prianya beberapa saat lalu.
Berbohong dan bersembunyi? Bersama wanita lain pula lagi. Katakan, wanita mana yang tak sakit hati dengan kelakuan kekasih seperti itu. Melarikan diri jika ada masalah, bukankah masalah harus di selesaikan?
Son tidak mengerti jalan pikiran Min. Bisa-bisanya ia bersikap kekanak-kanakan seperti itu.
Wanita itu tak dapat menyembunyikan rasa sedih dan kekecewaannya. Perilaku Min sangat membekas di hati Son, pria itu menorehkan luka yang tak terlihat namun begitu dalam.
Sepertinya malam ini akan menjadi malam terpanjang dalam hidup Son, malam tanpa tidur dan tanpa penjelasan.
Son menatap ponselnya, di sana terdapat gambar Min dan dirinya saling memeluk dan tersenyum bahagia.
Bisakah? Bisakah mereka akan tersenyum sampai akhir nanti?
Son meragukan itu semua. Sebab prianya selalu berubah tanpa dasar, menjauh tanpa penjelasan.
Sebuah hubungan tanpa kejelasan dan kepercayaan tidak akan pernah bisa bertahan.
Ting nong....
Suara bell menarik Son pada kenyataan. Ia tersadar dan membukakan pintu apartemennya, kemudian menemukan sosok prianya dalam keadaan mabuk.
Min Yoongi memeluk Son Seungwan "Aku merindukanmu"
"Bukankah tadi kau yang mengusirku?"
"Son Wendy, aku merindukanmu. Kapan kau kembali? Kenapa tidak memberi tahuku Hem?"
Jantung Son berdebar. Wanita itu kecewa pada sikap Min. Sungguh, Son sangat kecewa pada pria itu.
"Kau mabuk Yoon" Son melepaskan pelukan mereka.
"Tidak! Aku tidak mabuk!"
"Yoongi"
"Son Wendy, aku mencintaimu. Kau satu-satunya wanita yang bisa membuatku jatuh hati sampai mau mati rasanya"
Wanita itu kembali meneteskan air mata, hatinya sakit. Kenapa? Kenapa Son harus jadi selingan?
"Aku bukan Son Wendy"
Ya. Setidaknya Son harus meluruskan satu hal, bahwa ia bukan istri pria itu.
"Kau Wendy-ku"
"Pulanglah Tuan Min, kau mabuk"
"Tidak! Aku masih sadar. Wendy...ayo pulang ke rumah kita sayang" Yoongi menarik-narik tangan Son seperti anak kecil yang meminta dibelikan permen.
"Aku Son Seungwan bukan istrimu" Son menepis tangan Min.
"Iya. Kau Wendy istri tersayangku. Sampai kapan kau terus berbohong, aku sudah lelah"
"Aku yang sudah lelah. Berhentilah Min Yoongi"
"Kembalilah menjadi Wendy, aku tau kau Wendy. Kau hanya mengubah namamu untuk mengetes ku bukan? Apa aku mengenalmu atau tidak"
"Aku bukan Son Wendy Tuan Min!"
"Tapi marga kalian sama. Berarti kalian sama"
"Aku Son Seungwan, bukan Son Wendy. Meskipun marga kami sama, tapi aku bukan Wendy! Tolong ingat itu Tuan Min"
Yoongi membeku mendengar penuturan Seungwan. Memang benar, Seungwan bukan Wendy. Tapi entah kenapa hati Yoongi selalu berkata bahwa Seungwan adalah Wendy.
"Ingat Tuan Min, marga Son banyak dimuka bumi ini" tutur Seungwan tajam.
Hati Yoongi berdenyut untuk ke sekian kalinya. Masih sulit bagi Yoongi untuk menerima kepergian Wendy, tapi setelah kehadiran Seungwan dikehidupannya, Yoongi berpikir bahwa Tuhan sengaja mengirim Seungwan sebagai pengganti Wendy.
🌹🌹🌹
"Kau sudah mau pergi?" Tanya Yoongi yang melihat Seungwan menuju pintu dengan pakaian rapi.
Son berhenti, kemudian menoleh kebelakang "Iya. Bukankah aku harus bekerja? Nanti kau menuntutku lagi"
Wanita itu jengkel pada pria itu, mengingat tingkah Min malam tadi. Sungguh menyayat hati.
"Lalu bagaimana denganku?"
"Kau? Kau tidak harus bekerja kan? Siapa yang akan menuntutmu? Tidak ada"
"Maksudku, kau akan meninggalkan aku sendiri di apartemenmu?"
"Terserah kau mau pergi atau tidak, tidak masalah buatku. Aku tau kau mengerti, kalau kau tinggal kau tidak akan mencuri dan kalau pergi kau tau jalan pulang"
Son pergi. Meninggalkan Min yang tercengang di tempat. Sesaat, pria itu seperti teriris hatinya pada sikap wanita itu.
Ia sangat kecewa. Dan min baru tersadar, bagaimana rasanya di abaikan dan tidak di anggap oleh orang yang kita sayang.
Sangat menyakitkan.
Jadi begini perasaan Son malam itu? Sakit. Dan min menyesal telah mengusir Son malam itu.
Sementara Son terus melangkah, menjauh dari kediamannya. Untuk pertama kalinya ia merasa tidak nyaman berada di tempat tinggalnya. Hal itu di sebabkan oleh pria itu.
Son berhenti melangkah, memegang dadanya yang sakit. Ia menangis.
"Aku mencintaimu Yoon, tulus. Hiks aku juga ingin kau mencintaiku. Tapi bukan sebagai Wendy, tapi sebagai diriku. Sebagai Seungwan"
Wanita itu bingung, harus bertahan dalam perih, atau pergi tanpa cintanya. Son sendiri tidak yakin pada hatinya. Bersama Yoongi? Atau meninggalkan pria itu?
🌹🌹🌹
Siang harinya Yoongi pergi ke kantor. Ia terdiam, mengabaikan berkas-berkasnya dan malah mengamati Seungwan dengan teliti.
Pria itu merasa bahwa Son mendiaminya, dan lebih parahnya wanita itu seperti menjauhinya. Sangat jelas dan kentara.
"Nona Son, nanti sore temani aku meeting" ujar Yoongi yang masih di posisinya.
Son menoleh tanpa ekspresi,
"Maaf Sajangnim, saya sudah ada janji. Saya sudah mengatakan kepada sekretaris Sohee untuk menghandle pekerjaan luar padanya"Tepat seperti dugaan Yoongi. Seungwan memang menjauhinya dan menjaga jarak padanya.
"Oh ya, tapi kenapa kau tidak mengatakannya padaku. Di sini aku boss-nya" Yoongi bangkit dari duduknya, melipat kedua tangannya dan menghampiri meja Seungwan. Tercetak jelas wajah sombong pria itu.
"Anda terlalu sibuk Sajangnim. Dan terlebih lagi, nona Sohee sekretaris resmi Anda"
"Tapi aku maunya kau"
"Nona Sohee juga tidak keberatan menemani Anda Sajangnim"
"Tapi aku yang keberatan. Aku maunya kau"
KAMU SEDANG MEMBACA
LADY SKY (Wenga)
FanfictionLanjutan dari story Aplikasi konyol, Namun dengan cerita dan nuansa yang berbeda. Jangan lupa votmen, tolong hargai tulisan saya. Karna menulis tidak semudah membaca. Terimakasih. Start: 08-02-19 End: 20-08-2021