"Apa kau marah?" Yoongi membuka suara, memutus keheningan yang kian memanjang.
"Tidak" jawab Son nyaris seperti bisikan. Ia tak mampu menatap Min, sebab wajah pria itu luka-luka. Dan luka-luka itu ada karnanya.
"Jangan marah Son, tadi aku juga di marahi oleh ayah-ku. Kalau kau juga marah, aku akan sedih"
Ya Tuhan, lihatlah gaya berbicara Yoongi. Ia bertingkah seperti anak kecil yang tidak mau di marahi oleh ibunya saat melakukan kesalahan.
"Tuan Min memarahinu?" Pria itu mengangguk sebagai jawaban.
Memang benar. Tuan Min, selaku ayah Yoongi memarahi kelakuan putranya. Bagaimana bisa seorang direktur berkelahi di depan umum? Sangat tidak mencerminkan seorang atasan.
Min Yoongi seperti tidak menjaga kehormatan keluarga Min. Bahkan berita perkelahian itu langsung menjadi tranding topik. Nama baik perusahaan di pertaruhkan di sini.
"Bagus kau pantas di marahi" ujar Seungwan lagi, seolah membela Ayah Yoongi.
"Karna itu jangan marah padaku"
"Aku tidak marah"
"Kau marah" sergah Min menegaskan jika Son marah padanya.
"Sudah kubilang aku tidak marah"
"Kalau begitu kenapa dari tadi kau hanya diam terus, kau membuat jantungku nyaris berhenti berdetak"
"Aku khawatir Yoon. Aku tidak suka kau terluka"
Jadi Son Seungwan diam karna mengkhawatirkannya? Manis sekali.
Owh, Min Yoongi melebarkan senyumnya. Tidak bisa menampik perasaan senang dalam dirinya. Wanitanya memang selalu punya cara untuk membuatnya bahagia.
"Pria biasa terluka, apalagi karna wanitanya"
Dan Min membalasnya, membuat wanita itu tersenyum. Rasa khawatir Son langsung tergantikan dengan rasa berdebar-debar.
"Pokoknya jangan terluka lagi"
"Min Yoongi bahkan rela mati demi Son Seungwan"
"Yoon!"
"Kenapa sayang?"
"Tidak papa" ujar Seungwan, wanita itu salah tingkah. Ia gelagapan, apalagi Yoongi menatapnya dengan tatapan menggoda. "Ma--mana kotak obatnya?"Dan sialnya, Son malah gugup.
🌺🌺🌺
Taehyung duduk di atas sofa sambil mengunyah keripik kentang, kakinya di angkat sebelah. Mata pria itu fokus pada Tv yang menyala dengan suara yang lumayan kencang.
"Tae, kau tidak bekerja?" Tanya Irene, wanita itu menggendong buah hati mereka.
"Tidak, aku ada keperluan" jawabannya tanpa menoleh.
"Keperluan menonton maksudnya?" Sindir Irene.
Pria itu menoleh sambil melemparkan tatapan tidak suka. Ia tau jika istrinya sedang menyindir.
Hei, Taehyung itu punya pekerjaan. Hanya saja sering ia abaikan. Pria itu cepat bosan, dan tidak konsisten.
"Kenapa menatapku seperti itu? Kan memang benar. Mentang-mentang Ayahmu punya saham di perusahaan SM COMPANY kau jadi angkat kaki di sini"
"Kim Irene tolonglah! Aku memang punya urusan lain"
"Seperti aku percaya saja"
"CK! Terserah!" Pria itu merajuk, ia menaruh keripik kentang dan mematikan Tv kemudian masuk kedalam kamar.
"Appa-mu memang kekanakan ya nak, jangan menyebalkan sepertinya" ucap Irene pada wenga yang ada di gendongannya.
Wanita itu ingin menyusul Taehyung masuk kedalam kamar, namun niatnya terhenti saat bell apartemen mereka berbunyi. Lantas Bae Irene membukakan pintu untuk sang tamu.
"Jimin" sebut wanita itu setelah membuka pintu.
"Owh hai, Nona, dan Wenga"
"Masuklah"
"Taehyung dimana?"
"Dikamar"
"Bisa tolong panggilkan"
"Masuk saja. Aku harus memberi wenga makan"
"Apa Taehyung merajuk lagi?"
Irene mengangguk, membenarkan pertanyaan Jimin.
Sesaat, si Park itu malu punya sahabat seperti Kim. Suka merajuk dan suka semena-mena. Untung yang jadi istrinya Irene, kalau Jimin, pasti si Kim sudah ia buang ke laut.
🌺🌺🌺
Yoongi bersiul, mobil pria itu berhenti tepat di perbatasan lampu merah. Suasana hati pria itu sedang bahagia. Sementara Seungwan yang berada di sampingnya hanya tersenyum mengamati perilaku pria itu.Bagaimana tidak bahagia? Son menyetujui untuk makan malam bersama keluarganya. Ya, Min Yoongi akan memperkenalkan Son Seungwan secara resmi pada kedua orang tuanya.
Min berdebar-debar, sedangkan Son gugup setengah mati.
"Em, Yoon, apa tidak masalah jika aku datang?"
"Tentu saja masalah"
"Yoon" rengek wanita itu.
"Aku bercanda sayang"
"Tidak usah jadi bagaimana? Aku takut Yoon, nanti keluargamu tidak menerima aku"
"Ya Tuhan Son Seungwan, keluargaku tidak seperti itu. Mereka tidak pernah membedakan kecil atau besar, sederhana atau mewah, murah atau mahal, miskin atau kaya. Itu semua sama saja di mata kedua orangku"
Bisakah Son percaya pada ucapan pria itu. Di dalam drama hubungan seperti mereka pasti sudah di tentang.
Apa benar orang tua Yoongi tidak pernah membedakan seseorang berdasarkan kasta. Kalau ia, maka Son adalah wanita beruntung.
Tin....
Bunyi klakson mobil menyadarkan mereka kalau lampu sudah hijau. Yoongi menginjak pedal, melaju dengan kecepatan sedang.
"Apa kita tidak bawa apa-apa untuk kedua orang tuamu?"
Yoongi tersenyum, ini dia yang ia inginkan.
"Tidak perlu. Kau saja sudah cukup"🌺🌺🌺
Seungwan berdiri kikuk di depan pintu rumah keluarga Min, sementara Yoongi tersenyum lebar hingga menampakkan semua gigi putih dan gusinya."Masuklah" ucap nyonya Min, ia memang sengaja yang membuka pintu untuk menyambut putra kesayangannya.
Mereka menuju meja makan. Tuan Min sudah ada di sana membaca koran. Kebiasaan hari-harinya.
"Yeobo, Yoongi datang membawa kekasihnya"
Tuan Min menoleh, ia terkejut melihat wanita itu. Sementara yang di tatap gugup setengah mati, jantungnya berdegup kencang.
"Yoongi, kurasa kita perlu bicara" ujar Tuan Min, ia menaruh koran di atas meja lalu pergi.
"Tunggu Seungwan, kau dengan ibuku dulu" ucap Yoongi, Seungwan pun hanya mampu mengangguk.
Ada yang tidak beres, apa Tuan Min tidak suka padanya? Entahlah, yang jelas saat ini wanita itu kacau hatinya.
"Tidak ada apa-apa. Duduklah, pilih makanan yang kau suka" nyonya Min tersenyum menatap Son.
Mereka benar-benar mirip. Seungwan dan Wendy maksudnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LADY SKY (Wenga)
FanfictionLanjutan dari story Aplikasi konyol, Namun dengan cerita dan nuansa yang berbeda. Jangan lupa votmen, tolong hargai tulisan saya. Karna menulis tidak semudah membaca. Terimakasih. Start: 08-02-19 End: 20-08-2021