Taehyung dan Jimin menguntit Yoongi dan Seungwan yang sedang berkencan.
Dua makhluk ini seperti manusia tak tau malu yang mengikuti ke manapun Yoongi dan Seungwan pergi.
Mereka mengintai Yoongi dan Seungwan dari balik semak-semak, dengan posisi berjongkok.
"Jimin-na! Berikan teropongku! Aku juga ingin lihat"
"Jangan Tae! Ini adegan dewasa"
"Apa maksudmu bodoh? Aku sudah punya anak. Apa kau lupa?"
"Eh iya"
"Apa mereka berciuman?" Tanya Taehyung yang melihat Jimin serius mengamati Yoongi dan Seungwan dari kejauhan.
Jimin hanya mengangguk tanpa suara. Lelaki itu menelan ludah beberapa kali. Membuat Taehyung curiga.
"Jimin-na, apa ciumannya sangat dalam?"
"Mereka hampir buat anak" canda Jimin. Mata Taehyung langsung terbelalak.
Dengan sigap Taehyung berdiri, ingin menghampiri Yoongi dan Seungwan. Dan Jimin langsung mencegahnya.
"Apa yang kau lakukan? Kita bisa ketahuan kalau sedang membuntuti mereka"
"Aku hanya mencegah mereka berbuat mesum di tempat umum Jimin-na"
"Aku hanya bercanda bodoh!" Kesal Jimin tiada tara.
Taehyung berdecak dan kembali berjongkok. Dengan raut wajah kesal Taehyung merampas teropong miliknya. Maksudnya milik anak Taehyung yang iya ambil diam-diam.
"Sepertinya Yoongi Hyung benar-benar mencintai Seungwan" tutur Taehyung yang melihat Yoongi dan Seungwan mesra.
"Mudah-mudahan" balas Jimin.
"Bahkan sepertinya Yoongi Hyung lebih mencintai Seungwan daripada Wendy dulu"
"Sepertinya begitu"
"Tapi Jimin-na"
"Apa?"
"Aku belum pernah ciuman dengan Irene dengan memakan gulali. Sepertinya akan sangat nikmat" jujur Taehyung.
Tak
Jimin menjitak kepala Taehyung sangat kencang.
"Ah kenapa?" Kesal Taehyung.
"Dasar mesum!"
"Memang kau pernah!?"
"Belum sih" kekeh Jimin.
"Baiklah. Mari kita segera pulang, ah! Jangan lupa beli gulali, agar kita bisa langsung mempraktekkannya setelah ini"
"Ayo. Tidak sia-sia kita membuntuti Yoongi. Ada ilmu yang kita dapatkan" ujar Jimin sambil terkekeh lagi.
,,,
"Kim Taehyung!" Panggil Irene kejam.
Langkah Taehyung langsung berhenti dan menatap Sang Istri. Ada rasa gugup yang mendera jiwa tentram Lelaki itu.
Semua karna pandangan Irene. Tatapan mata Wanita itu seperti singa yang kelaparan. Bulu kuduk Taehyung jadi berdiri serentak.
"Kemana saja kau sampai pulang larut malam begini?"
Taehyung meneguk ludahnya kasar. Ingin berkata jujur, tapi takut disalahkan. Pasti Irene akan marah kalau tahu Taehyung seharian ini hanya menguntit seseorang.
Ya ampun! Mau taruh di mana muka Taehyung kalau sampai anak-anaknya tahu Appa-nya jadi penguntit.
Bisa hancur image Taehyung sebagai Appa yang keren.
"Aku bekerja" bohong Taehyung.
"Bekerja? Dengan membawa teropong milik Wenga?"
Skatmat.
Habislah kau Kim Taehyung.
"Ini-ini--ini Jimin yang memintaku untuk meminjamkannya"
"Kau sudah berani berbohong rupanya" sinis Irene.
"Irene, aku membawa gulali. Ini untukmu" Taehyung memberikan gulali yang ia bawa pada Irene. Mata gadis itu menyipit heran.
"Bukankah ini untuk Wenga?"
"Ini untukmu. Aku sengaja membelinya untukmu. Untuk kita nikmati bersama"
"Bersama?"
Taehyung mengangguk. Irene tersenyum bahagia, meskipun Wanita itu tahu kalau Taehyung mengalihkan pembicaraan, tapi setidaknya Irene bisa menangkap ketulusan dari pancaran mata Taehyung.
Irene memakan gulalinya. Rasa kesalnya pada Taehyung langsung hilang saat sentuhan manis gulali itu menyentuh indra perasanya.
"Irene, aku membawa gulali itu untuk percobaan"
"Percobaan apa?"
"Percobaan ciuman. Ciuman dengan makan gulali" cengir Taehyung polos.
Irene bahkan sampai lupa kalau Taehyung sudah jadi seorang Ayah. Mengingat kelakuan Lelaki itu masih polos dan sering memasang wajah tanpa dosa.
,,,
"Yoongi. Apa kau tidak bosan memelukku terus?"
Yoongi menggeleng di atas bahu Seungwan. Lelaki itu semakin mempererat pelukannya pada Seungwan.
Hari sudah malam, tapi Yoongi masih enggan melepas pelukannya pada Seungwan. Bersama Seungwan Yoongi lupa waktu. Dan hanya Seungwan yang mampu membuat Yoongi betah.
Lelaki bermarga Min tersebut sudah kecanduan pada Seungwan. Pelukannya sangat nyaman, aroma tubuh Seungwan memabukkan, harum rambut Seungwan sangat menenangkan.
Kalau Yoongi sudah bergantung pada Seungwan. Yoongi bisa apa?
"Tidak bisakah kau tinggal di rumahku?"
"Tidak Yoongi. Kita bahkan belum menikah"
"Kalau begitu ayo menikah sekarang" ajak Yoongi.
Sungguh. Yoongi tidak mau melepaskan Seungwan walau hanya sedetikpun. Seungwan harus dalam pengawasan Yoongi dan harus berada di sisinya.
"Kau gila?"
"Iya aku gila! Maka dari itu ayo kita menikah Seungwan"
"Jangan bercanda!"
"Aku tidak bercanda!"
Seungwan diam. Dadanya bergemuruh. Jantungnya berdetak kencang. Pikirannya melayang tentang pernikahan. Seungwan mendadak malu saat memikirkannya.
"Seungwan, ayo kita menikah" rengek Yoongi.
Ya Tuhan. Mulut Yoongi ini.
Min Yoongi menginginkan pernikahan seperti menginginkan permen. Sangat mudah, seperti perosotan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LADY SKY (Wenga)
FanfictionLanjutan dari story Aplikasi konyol, Namun dengan cerita dan nuansa yang berbeda. Jangan lupa votmen, tolong hargai tulisan saya. Karna menulis tidak semudah membaca. Terimakasih. Start: 08-02-19 End: 20-08-2021