Bocah itu hanya menatap bingung dengan orang yang ada di hadapannya saat ini. Tubuhnya ingin percaya atau tidak percaya, tapi faktanya sekarang dia sedang dibawa berlari dengan kecepatan kilat oleh orang itu.
"Ohh...kau sudah sadar?" Ucap orang yang sedang menggendongnya.
Bocah itu diam, dia tidak ingat apa yang sudah terjadi, ketika dia tersadar dia sudah ada di punggung orang ini.
"Bertahanlah, kita akan segera sampai." Ucap orang itu dengan suara yang terdengar cemas.
Bocah itu tetap diam, kepalanya berputar sampai akhirnya dia kembali masuk ke dalam kegelapan. Menumpukan semua bebannya kepada orang yang sedang menggendongnya saat ini.
***
"Dia menghancurkan desa itu?" Tanya seorang wanita dengan nada terkejut.
"Umurnya bahkan belum mencapai ketentuan untuk datang kemari." Ucap pria di sebelahnya dengan wajah gusar, menatap bocah yang saat ini masih memejamkan matanya dengan damai, walau ada sedikit luka di wajah tampannya.
"Seharusnya kau menjaganya lebih baik Yugyeom! Kami memberimu calon The Last karna kami percaya kau mampu!" Bentak wanita tadi kepada seorang pemuda bersurai coklat terang itu dengan geram.
"Maafkan saya nona Jieun." Ucap pemuda bernama Yugyeom tadi dengan kepala yang sudah menunduk.
Wanita bernama Jieun tadi hanya bisa menghela nafas kasar, ini kali pertama calon seorang Bangtan datang ke tempat ini sebelum umur yang ditetapkan. Bangtan adalah seorang pelindung di dunia, setiap negara memiliki bangtan masing-masing, tentu saja dengan nama yang berbeda, di Korea, pelindung itu dinamakan Bangtan.
"Sudahlah Jieun, Yugyeom pasti tidak bermaksud untuk melakukan itu." Ucap pria di sebelahnya menyentuh pundak Jieun dengan lembut.
"Jangan membelanya Jingoo! Aku tidak akan menoleransi kesalahan seperti ini lagi, jaga dia dengan baik! Setelah itu masukkan dia ke benteng agar dia bisa berlatih dengan kekuatannya." Jieun berkata tegas sebelum akhirnya melangkahkan kakinya meninggalkan Recovery room.
"Setelah dia sadar, jelaskan dengan baik agar dia tidak terkejut." Jingoo menepuk pundak Yugyeom sebelum akhirnya mengikuti langkah Jieun.
Yugyeom menghela nafas lalu mengambil duduk di samping bocah yang masih menutup mata dengan nafas teratur. Dia sudah menjaga bocah ini sejak tanda Bangtan muncul di pergelangan tangannya, tapi selama ini dia menjaga dari jauh seperti perintah Jieun, agar saat anak ini berumur 5 tahun, dia akan dilatih dengan calon Bangtan lainnya. Siapa yang berhasil, akan diangkat menjadi anggota dari Bangtan, dan yang gugur akan dikembalikan kepada keluarga masing-masing.
Tentu saja sebagai seorang guard, Yugyeom berharap bocah inilah yang kelak menjadi seorang Bangtan. Walau dia kelepasan saat terakhir kali, namun Yugyeom dapat melihat potensi yang dimiliki anak ini. Dan lagi, bocah ini juga sangat lucu, Yugyeom menyukainya.
"Eunghh..."
Yugyeom langsung menoleh begitu mendengar lenguhan dari bocah itu. Mata bulat itu langsung bertatapan dengan mata Yugyeom, sebelum akhirnya senyum tipis terpatri di wajah Yugyeom, "syukurlah kau sudah sadar, kepalamu baik?" Tanya Yugyeom.
"Ini dimana?" Tanya bocah itu dengan suara serak menatap sekelilingnya dengan pandangan takut.
"Jangan takut, kau berada di tempat yang aman." Yugyeom mengelus kepala anak itu dengan lembut.
"Aku takut."
"Jangan takut Jungkook-aa, kau aman disini." Yugyeom mendekap anak itu dengan sayang.
"Ayah...dia, Ibu.."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Choice
FanfictionA STORY ON GOING Kalau memang aku ditakdirkan sebagai pelindung. Maka selamanya aku akan menjadi pelindung. Ditulis oleh @deaarmytaa Started : 23/03/2022 Finished: