The Anger

304 38 9
                                    

Blarr!

Jungkook menghela nafas lega, dia bisa menghindari ledakan barusan, walau lukanya juga bisa dibilang tidak kecil. Tapi tetap saja Jungkook bersyukur karna kalau dia terkena ledakan barusan, Jungkook bisa saja berubah menjadi bangtan panggang.

"Oho..kau cukup kuat juga ternyata." Ejek shadow itu dengan seringaian meremehkan.

Jungkook melirik sinis kepada shadow itu, tangan kanannya masih sibuk memegangi lengan kirinya yang terluka akibat ledakan barusan, sepertinya Jungkook sudah hampir dibatasnya, dia akan kehabisan energi kalau diserang terus-terusan seperti ini. Dan yang membuat Jungkook merasa bodoh adalah dia tak membawa satu botolpun cairan oxy saat ini.

Sekali lagi sembilan shadow tadi mengelilingi Jungkook dan mulai menciptakan bola api besar. Baiklah, Jungkook menyerah sekarang, dia tak lagi punya kekuatan, satu-satunya yang bisa dia harapkan adalah...

Blarr!

"Bodoh!"

Jungkook tersenyum lega mendengar umpatan barusan, dia gagal mati lagi. Karna orang dihadapannya ini sudah menggagalkan itu.

"Apa kau cari mati!?" Pekiknya kesal lalu menyerahkan sebotol cairan oxy pada Jungkook.

Jungkook langsung menenggak habis cairan itu lalu berdiri setelah memastikan seluruh lukanya tertutup. "Aku bukan cari mati! Hanya saja aku sudah terjebak." Jawab Jungkook.

"Seharusnya kau melakukan telephaty lebih cepat bodoh!" Pekik orang itu lagi.

Ya. Jungkook melakukan telepathy dengan salah satu hyungnya tadi dan beruntungnya orang yang dihubunginya sedang berada di Delphi. Kalau tidak, mungkin Jungkook sudah menjadi bangtan panggang untuk kedua kalinya hari ini.

"Jadi, ada berapa musuh?"

"Kau tidak bisa menghitung alien?"

Ya, Jungkook memanggil si pengendali petir. Kim Taehyung.

"Ya! Bahkan dengan menyebutkan jumlahnya saja kau tidak perlu mengeluarkan kalimat sebanyak tadi bodoh!" Pekik Taehyung kesal.

"Wah..wah..ada bala bantuan ternyata, hanya satu? Kukira kau yang sudah menganggap kami remeh the last." Ucap si pemimpin tadi terkekeh ringan.

Taehyung menajamkan penglihatannya, dia merasakan aura berbeda dari shadow dihadapannya ini. Jauh lebih kuat dibanding dengan sembilan shadow lainnya.

"Kurasa kau yang meremehkan kami makhluk jelek! Walau kami cuma berdua, tapi kami jauh lebih kuat!" Ucap Taehyung lalu setelahnya tiba-tiba saja tiga shadow berubah menjadi debu.

Apa itu barusan? Bahkan Jungkook tidak bisa melihat gerakan yang dilakukan Taehyung barusan. Tiba-tiba saja hyungnya itu sudah berada di belakang tiga shadow dan menebas mereka dengan pedang petirnya.

"Kau!" Geram si pemimpin.

Taehyung mengelak dari serangan si pemimpin barusan dan kembali berdiri di samping Jungkook. "Dengar aku Jung, shadow itu sedikit berbeda, biar aku yang melawannya." Bisik Taehyung.

"Tapi hyung, shadow itu benar, kenapa kau datang sendirian?" Tanya Jungkook.

Taehyung melirik ke arah Jungkook, "karna aku pergi tanpa ada yang tahu?" Ucap Taehyung kelewat polos.

Jungkook melongo, Taehyung terlalu polos. Bukan! Lebih tepatnya terlalu bodoh. Kenapa diantara semua hyungnya Jungkook juga hanya menghubungi Taehyung? Itu artinya, Jungkooklah yang bodoh disini.

Lamunan mereka harus berubah saat tiba-tiba saja si pemimpin shadow sudah mencekik leher Jungkook secara tiba-tiba.

"JUNGKOOK!" Teriak Taehyung kaget.

The ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang