The Fifth

364 53 5
                                    

Jungkook bersama Taehyung sudah berlarian menuju gerbang utama Delphi pagi itu, kabarnya Bangtan kelima, Park Jimin akan tiba hari itu. Jimin dan dua guardnya memang lebih memilih untuk tidak menggunakan kekuatan karna jarak Busan dan Seoul sedikit jauh, jadi mereka tidak mau membuang tenaga.

"Ya! Jeon Jungkook! Perhatikan jalanmu bocah!" Pekik Yugyeom saat dia hampir saja menjatuhkan barang yang ada di pegangannya karena tersenggol oleh Jungkook.

"Maafkan aku Yugyeom." Jungkook hanya nyengir sebelum kembali berlari bersama Taehyung.

Tepat saat mereka sampai di gerbang utama, ada Jieun dan Jingoo yang juga sudah menunggu kedatangan Jimin.

"Selamat pagi noona, selamat pagi Jingoo hyung." Jungkook menyapa petinggi guard itu dengan cengiran khasnya.

Taehyung mendelik, "sejak kapan kau suka menyapa orang Jung? Biasanya kau hanya membalas sapaan orang dengan senyuman tipismu itu."

"Sejak hari ini! Memang apa salahnya?" Jungkook ikut mendelik menatap Taehyung.

"Ahh mereka datang."

Ucapan Jingoo membuat dua Bangtan yang tadinya ingin melanjutkan perdebatan menoleh dengan cepat. Ada Jimin disana berjalan dengan dua guardnya, Youngjae dan juga Hojoon.

"Jimin-aa!!" Taehyung langsung berlari mendekati Bangtan itu, sejenak mereka terdiam. Kebiasaan Bangtan, bertukar pikiran.

"Ouu..pengalamanmu cukup menyenangkan." Ucap Taehyung setelah mereka selesai.

"Pengalamanmu juga, kecuali dimana kau menyakiti Jungkook." Ucap Jimin dibalas ringisan oleh Taehyung. Jimin beralih menatap Jungkook yang ada dibelakangnya. "Ya! Kau tidak mau memelukku bocah?" Teriak Jimin kepada Jungkook yang sedang menunduk.

Lama Jungkook terdiam, sampai dia kembali mendongak. Dia celingukan melihat kanan dan kiri seakan bingung dengan situasinya sekarang.

"Jungkook-aa!?" Teriak Jimin sekali lagi.

Jungkook menoleh, "ooh? Jimin hyung!" Teriaknya mendekat lalu langsung memeluk tubuh mungil hyungnya itu, setelah itu mereka bertatapan, Jungkook bisa melihat bagaimana bahagianya seorang Jimin hidup bersama Youngjae dan juga Hojoon. Tak ada sama sekali kesedihan dalam ingatan Jimin, semua hidupnya terasa sempurna karna dia memang selalu berfikiran positif, hanya satu yang bermasalah, dia berfikir positif pada orang tapi terkadang terlalu menekan dirinya untuk menjadi lebih baik dan sempurna.

"Kukira kau seorang healer, tapi ternyata lebih banyak sakitnya." Ledek Jimin pada Jungkook.

"Hemm setidaknya aku jauh lebih tinggi dibanding dirimu hyung" Jungkook balik meledek.

"Ya!"

Jungkook berlari menghindar, saat Jimin juga mulai mengejarnya menuju bangunan utama di Delphi. Jieun yang barusan selesai bercakap-cakap dengan Youngjae dan Hojoon hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah tiga Bangtan termuda itu. Rasa-rasanya mereka tak pernah berubah sejak dulu.

Tiga Bangtan itu sampai di ruangan khusus untuk Bangtan, ruangan yang juga menyatukan semua kamar mereka. Tiga Bangtan lain juga sudah menunggu Jimin disana, tak seperti Jungkook dan Taehyung yang memang kelewat semangat.

"Hyungdeul, Jimin sudah sampai!" Pekik Taehyung kelewat semangat.

Dua diantara tiga Bangtan itu langsung mendekati Jimin, bertukar ingatan sejenak sebelum akhirnya berpelukan. Siapa satu lagi yang tidak ikut? Tentu saja Yoongi, dia terlalu malas menggerakkan kakinya hanya untuk berjalan ke pintu.

"Memang kau tidak pernah berubah hyung, haruskah aku juga yang berjalan kesana?" Jimin mendekat ke arah Yoongi.

Mereka semua tertawa melihat itu. Yoongi dan sifat anti ribet miliknya. Jika semua orang akan bersemangat untuk makan, dia hanya akan antusias dan akan menyuruh orang untuk mengambilkam makanan miliknya.

The ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang