The Advisor

332 48 0
                                    

Recovery room sangat penuh sampai hari ini, hanya Jungkook satu-satunya orang yang sudah berhasil keluar dari recovery room. Tapi saat ini dia sedang berhadapan langsung dengan Jieun dan Jingoo, mereka sedang memeriksa kutukan Jungkook.

"Ini melebar, apa sakit?" Tanya Jieun pada Jungkook.

Jungkook sedikit mengangguk, "bahkan aku merasakan suatu energi buruk di sisi lain tubuhku." Ucap Jungkook.

Jieun menghela nafas, "istirahatlah, kalau semakin sakit kau harus memberitahu kami." Jieun memegang bahu Jungkook, lalu menutup kutukan Jungkook dengan plaster.

Jungkook kembali mengangguk lalu beranjak pergi dari ruang darurat lalu melangkah menuju ranjang dimana Yugyeom berada.

"Yo! Jung! Kau sudah diijinkan kembali ke kamar?" Yugyeom tampak tersenyum lebar begitu mendapati kehadiran Jungkook.

"Kau sendiri tahu bagaimana keadaanku. Keadaanmu sendiri bagaimana?" Jungkook tersenyum.

"Sudah lebih baik, tapi Jisung hyung bilang aku harus tinggal sehari lagi." Ucap Yugyeom, memang sepenuhnya Yugyeom sudah sembuh, apalagi karna Jungkook sendiri yang turun tangan untuk menyembuhkannya. "Omong-omong belum ada kabar dari guard bodohmu itu?" Yugyeom sedikit canggung begitu menanyakannya.

Jungkook terkekeh, "guard bodohku itu cuma kau! Kim Yugyeom."

"Ya! Itu maksudku pria muka datar itu!"

Jungkook kembali terkekeh, "dia akan kembali besok bersama Hoseok hyung dan juga Hyunwoo hyung." Ucap Jungkook, "kau merindukannya?" Goda Jungkook.

Wajah Yugyeom memerah "ya! Siapa yang merindukan orang sok pintar itu! Sudah sana kembali ke kamarmu!" Akhirnya Yugyeom mendorong lengan Jungkook untuk menjauh.

Jungkook terkekeh, "baiklah, panggil aku jika kau membutuhkanku. Sampai nanti Yugyeom." Ucap Jungkook lalu beranjak kembali menutup tirai.

Jungkook berjalan santai menuju Bangtan's room, memang diantara semua bangtan hanya dirinya saja yang sempat masuk recovery room, 5 yang lain hanya kehabisan energi dan lebih memilih istirahat di kamar masing-masing. Jungkook membuka pintu dan hanya mendapati keberadaan Seokjin disana, bangtan tertua itu sedang asyik bermain game di ponselnya.

"Kau akan pergi tanpa menyapaku?"

Jungkook harus menghentikan langkahnya yang sudah dibawanya menuju kamar dan kembali membalikkan badannya menatap Seokjin.

"Duduklah sini." Perintah Seokjin menepuk-nepuk sofa sebelahnya.

Jungkook menuruti kata Seokjin lalu mengambil duduk di samping Seokjin, "ada yang ingin hyung katakan?" Tanya Jungkook.

"Aku tidak ingin mengatakan apapun." Ucap Seokjin santai sambil meneruskan permainan di ponselnya.

Jungkook membulatkan matanya, "jadi kenapa hyung menahanku?" Pekik Jungkook.

Seokjin terkekeh menghentikan permainannya lalu mengelus kepala Jungkook, "karna aku ingin mendengarkanmu, ceritakan apa yang mengganjal dihatimu."

Jungkook terdiam menunduk menatap kakinya sendiri, sangat sulit baginya untuk terbuka sekarang. Keadaannya sudah jauh berbeda ketika dia menghancurkan satu desa, dia bisa saja menjadi bom waktu untuk satu dunia.

"Jung."

"Aku juga tidak mengerti hyung, aku takut dan khawatir dengan diriku sendiri. Kutukan ini, setiap harinya bertambah dan suatu hari nanti aku akan menjadi musuh kalian semua. Bukankah menyimpanku disini sama saja dengan kita menyerahkan diri ke shadow?" Tanya Jungkook dengan suara yang sangat lirih.

The ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang