The Truth of War

360 40 3
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari saat Jungkook membuka matanya. Badannya sudah terasa lebih baik dan apa yang sedang dia gunakan ini? Masker oksigen? Apa keadaannya begitu berbahaya? Sampai kekuatannya tidak bisa menyembuhkan dirinya sendiri?

Jungkook menoleh ke kiri dan mendapati ada Minhyuk, Jimin, Seokjin, Youngjae dan Hojoon yang entah sedang tidur entah belum sadarkan diri. Dia menoleh ke kanan dan sekarang mendapati Taehyung tertidur dengan posisi duduk di sebelah lengannya yang menggunakan infus cairan oxy, bahkan di ranjang sebelahnya ada Hoseok. Dimana dua guardnya itu? Apa mereka tidak khawatir dengan keadaannya?

"Kalau kau bangun seharusnya kau membangunkanku." Taehyung tiba-tiba saja bersuara lalu menegakkan badan dan mengucek matanya.

Jungkook sedikit tersentak saat mendengar suara berat dan serak milik Taehyung yang dia kira adalah hantu jadi-jadian.

"Siapa yang kau sebut hantu bocah!"

Ahh Jungkook mengerti sekarang, Taehyung bisa membaca pikiran. Pasti hyungnya ini terbangun karna dia tadi memikirkan banyak hal.

"Kau sudah merasa lebih baik?" Tanya Taehyung.

Jungkook mengangguk, "ini sudah tidak dibutuhkan." Ucapnya sembari melepas masker oksigennya dan melepas perlahan infus cairan oxy yang memang sudah habis. Setelahnya dia beringsut duduk.

"Hemm kukira kemampuan healermu sudah tumpul." Ucap Taehyung sembari menguap.

"Tak kusangka Minhyuk memiliki kekuatan sebesar itu, dia bahkan berhasil membuatku pingsan." Jungkook melirik ke arah Minhyuk yang sepertinya sedang tertidur.

"Yah dia hampir membunuhmu lebih tepatnya," Taehyung kembali menguap, "guard bodoh itu tidak spesialis bagian dalam dan juga tidak tahu dimana titik pusat organ manusia, jadi dia hanya mempraktikkannya dan alhasil kau hampir kehilangan detak jantung semalam." Sekali lagi Taehyung menguap.

Jungkook yang jengah melihat Taehyung akhirnya turun dari ranjangnya dan menyuruh Taehyung naik, "tidurlah! Aku muak melihatmu menguap dari tadi!" Kesal Jungkook akhirnya.

Taehyung terkekeh dan memejamkan matanya, "jangan pergi terlalu jauh kalau memang mau keluar, karna aku bisa kena semprot Jieun noona." Ucap Taehyung lagi sebelum akhirnya dengkuran halus terdengar.

Jungkook hanya bisa menggeleng pasrah dan berjalan ke arah Seokjin dan Jimin, dia menyentuh kedua tangan bangtan itu dan menyembuhkan keduanya dengan cepat. Luka Seokjin lebih parah, tapi Jimin juga tidak kalah parah, bedanya Jimin sudah meminum sebotol cairan oxy semalam, jadi luka luarnya sudah hampir banyak yg tertutup.

Setelah selesai, Jungkook hendak melepas kedua tangan bangtan itu tapi salah satu tangannya dicekal. Jimin adalah pelakunya. Jungkook menatap Jimin yang sudah membuka mata dan menatapnya dalam.

"Kau sudah sadar hyung?" Tanyanya langsung.

Jimin mendudukkan dirinya, "seharusnya aku yang mengatakan itu. Kenapa sudah menyembuhkan orang lain saja? Kenapa tidak beristirahat dulu?"

Jungkook menggaruk alisnya, "hanya kalian berdua dan itu tak memakan banyak energi, tenang saja." Ucap Jungkook tersenyum lebar.

Jimin menghela nafas, "kau yakin sudah baik-baik saja?" Jimin sekilas melirik ke arah kutukan di leher Jungkook yang sudah hampir merambat ke bahunya.

Jungkook menangkap arah pandangan Jimin dan menyentuh kutukan itu, "aku baik-baik saja hyung. Istirahatlah kembali, aku mau mencari udara segar, atau hyung mau ikut?" Tawar Jungkook.

"Tidak, terima kasih. Aku lelah, dan kau jangan terlalu jauh." Ucap Jimin lalu kembali menarik selimutnya bersiap untuk kembali tidur.

"Baiklah, selamat tidur." Ucap Jungkook lalu melangkahkan kakinya keluar dari recovery room, awalnya kalau Jimin berniat untuk ikut dia akan bertanya tentang kejadian semalam. Jungkook tidak tahu menahu tentang itu sama sekali, karna setelah dia mencoba menyelamatkan lima murid dari halaman belakang sekolahnya, dia terkena ledakan dan Minhyuk menyelamatkannya. Setelah itu tanpa aba-aba, Minhyuk langsung meninju ulu hatinya dan Jungkook tak tahu apalagi yang terjadi selain dia sudah terbangun di recovery room barusan.

The ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang