Jungkook berlari tergesa memasuki halaman luas milik Delphi, tempat itu tidak pernah gagal membuatnya selalu terpana. Karna memang tempat itu cukup ajaib. Sudah 5 hari sejak kejadian Jungkook menyelamatkan nyawa Changkyun, Yugyeom tidak mengijinkannya pergi ke Delphi guna untuk mengistirahatkan tubuhnya.
"Jung kami harus ke ruangan nona Jieun." Eunwoo sedikit berteriak begitu melihat Jungkook sudah sedikit jauh dari mereka.
Jungkook hanya melambaikan tangannya sebelum akhirnya menghilang dari pandangan kedua guardnya itu.
"Bocah itu!"
Eunwoo terkikik, " ayo Gyeom, kita juga harus cepat."
Jungkook tidak pergi ke ruangan para Bangtan, dia pergi ke lapangan indoor tempat biasa para guard dan Bangtan berlatih. Perasaannya memang benar, dia melihat Seokjin dan Yoongi sedang berlatih, sedangkan Taehyung duduk di pinggir untuk melihat mereka.
Sesaat sebelum Jungkook menyapa mereka, Taehyung sudah lebih dulu berbalik lalu memeluk erat anak itu.
"Bagaimana...ahh tentu saja, seharusnya aku tidak berbicara dalam pikiran." Ucap Jungkook mencibir.
Taehyung tertawa, "pikiranmu sangat mudah untuk dibaca." Ucap Taehyung mengusak rambut Jungkook.
Jungkook hanya mengurucutkan bibir menatap Taehyung kesal. Padahal tadi dia berencana membuat hyungnya ini kaget dengan kehadirannya, tapi dia lupa kalau Taehyung memiliki kekuatan untuk membaca pikiran.
Taehyung tertawa keras sambil menatap Jungkook, "jangan mendumel seperti itu padaku." Taehyung menarik Jungkook untuk ikut duduk di pinggiran menatap Yoongi dan Seokjin berlatih.
"Bukankah ini membosankan? Sejak kapan api dan air bisa diajak berlatih bersama?" Taehyung menatap ke arah Yoongi dan Seokjin yang saling menyerang tapi dengan mudah juga ditangkis, karna memang kekuatan mereka tidak bisa diajak bekerja sama.
Jungkook terkekeh, "bukankah seharusnya mereka menggunakan kekuatan satu lagi?"
"Menurutmu kekuatan apa yang bisa kukeluarkan dari melihat masa depan Jungkook?" Yoongi melirik Jungkook dengan jengah saat mendengar Jungkook berbicara tadi.
Jungkook hanya menggaruk belakang telinganya, dia lupa hanya kekuatan Seokjin yang efisien digunakan dalam bertempur.
"Yoongi!"
Karna masih melirik Jungkook, pada akhirnya Yoongi terkena semprotan air dari Seokjin sampai membuatnya basah dan sedikit luka sayat di lengannya.
"Ohh aku benci ini, karna itu aku malas berlatih bersamamu hyung." Yoongi mengibaskan bajunya yang habis basah kuyup.
Seokjin hanya terkekeh, "maaf, aku harus apa lagi? Aku belum bisa mencapai tahap dua." Seokjin cengengesan.
Jungkook dan Taehyung mendekat dan melempar handuk kepada Yoongi. "Kukira diantara semua Bangtan, kaulah orang yang paling pandai mengontrol kekuatanmu?" Ucap Taehyung mengejek.
Yoongi hanya melirik sengit ke arah Taehyung sebelum akhirnya bocah itu bersembunyi dibelakang Seokjin untuk berlindung dari amarah Yoongi.
"Sini lukamu hyung." Jungkook mengulurkan tangannya.
"Tidak usah, ini hanya tergores sedikit."
Jungkook hanya berdecak sebelum akhirnya menarik paksa tangan Yoongi dan menyembuhkannya dalam sekejap. Luka itu tidak akan berarti apa-apa untuk Jungkook.
"Terima kasih Jungkook-aa. Aku akan ganti pakaian ke kamar, sampai nanti." Yoongi langsung menghilang dalam sekejap mata.
"Aku juga akan beristirahat, sampai nanti." Seokjin juga ikut melambaikan tangan sebelum akhirmya ikut menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Choice
FanfictionA STORY ON GOING Kalau memang aku ditakdirkan sebagai pelindung. Maka selamanya aku akan menjadi pelindung. Ditulis oleh @deaarmytaa Started : 23/03/2022 Finished: