The God of Destruction

340 51 3
                                    

Jungkook terbangun dengan keadaan sunyi di kamarnya. Taehyung sudah menghilang dan dilihat dari dinginnya tempat yang ditidurinya semalam, pasti pemuda pengendali petir itu sudah pergi jauh sebelum Jungkook terbangun.

Jungkook bangkit dari tidurnya berjalan sedikit lesu ke arah meja yang ada di dalam kamarnya itu, ada catatan kecil dari Taehyung disana.

'Jungkook-aa, aku kelaparan jadi aku pergi ke kafetaria sekitar jam 6 pagi. Maaf meninggalkanmu sendirian dan berhentilah memimpikan gadis berambut pendek yang ada di sekolahmu itu :p'

Jungkook meremas catatan dari Taehyung itu lalu mencampakkannya asal karna kesal. Memangnya dia benar-benar memimpikan gadis berambut pendek itu? Jungkook bahkan tidak ingat mimpinya sendiri. Sekarang Jungkook jadi membenci kemampuan hyungnya itu, rasanya sekarang Jungkook ingin mencekik Taehyung karna sudah membuat moodnya memburuk saat baru saja bangun tidur.

Mengingat kafetaria, Jungkook juga merasakan perutnya berontak minta diisi dari tadi. Wajar saja, karna memang sejak jatuh pingsan di recovery room, Jungkook belum mendapat satupun asupan makanan karna cairan Oxy sendiri sudah membuat perutnya kenyang. Tapi tetap saja, makanan itu penting untuk seorang Jungkook.

Jungkook dengan segera mandi dan bersiap lalu langsung melesat menuju kafetaria. Sesampainya disana, Jungkook tidak melihat ada tanda-tanda Taehyung masih ada disana. Tentu saja tidak ada, dia bangun jam 9 dan Taehyung pergi jam 6, sudah tiga jam berlalu, tidak mungkin juga Taehyung masih disana.

"Kau terlambat the last, para Bangtan yang lain sudah pergi dari tadi."

Jungkook menoleh dan tersenyum melihat guard penjaga kafetaria itu. Tangan guard itu sibuk meletakkan lauk pada nampan milik Jungkook.

"Sudah lebih baik? Kudengar semalam kau jatuh pingsan." Ucap guard itu lagi.

"Yah, aku belum terlalu bisa mengontrolnya dengan baik." Jawab Jungkook seadanya.

"Ekstra wortel seperti biasa?" Tanya guard itu.

Jungkook mengangguk cepat. Si guard hanya bisa terkekeh melihat bontotnya Bangtan ini, sikapnya terkadang terlihat seperti anak tk, padahal badannya...tidak usah dibicarakan.

"Terima kasih Hwang Hyunjin." Ucap Jungkook nyengir sebelum akhirnya meninggalkan stand tempat makanan itu.

Jungkook itu tak suka sendirian, jadi dia memutuskan untuk makan dengan cepat dan segera beranjak dari kafetaria. Sekarang kakinya membawa tubuhnya menuju lapangan outdoor milik Delphi, entah kenapa kakinya ingin saja melangkah kesana, padahal hatinya ingin bertemu Namjoon di recovery room. Tapi sepertinya itu tidak perlu lagi karna Jungkook melihat Namjoon sedang duduk sendirian di bangku pinggir lapangan itu, di bawah pohon besar yang melindunginya dari matahari yang memang sudah mulai terik.

"Namjoon hyung?"

Namjoon menoleh dan langsung bertatapan mata dengan Jungkook. Bocah bergigi kelinci itu akhirnya sementara terdiam menikmati kilasan ingatan tentang Namjoon. Tentang bagaimana Namjoon sangat ceroboh dalam menggunakan kekuatannya dan sesekali melukai kedua guardnya itu. Sampai ingatannya tentang serangan mendadak dari shadow membuat mereka bertiga tidak siap dan berakhir kalah telak.

"Maafkan aku." Lirih Namjoon membalikkan kembali badannya.

Jungkook menautkan alis kemudian berjalan mendekati Namjoon dan mengambil duduk di samping pengendali angin itu. "Kenapa kau meminta maaf hyung?"

"Pasti kau sangat kesakitan saat menyembuhkanku, darahmu banyak sekali."

Jungkook seketika tertawa, "well itu memang sakit, tapi kau lihat saja aku sekarang, aku bahkan sehat seperti tak ada kejadian sama sekali." Ucap Jungkook tersenyum lebar.

The ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang