49

119 14 3
                                    

Eyyow.. double up gak nih?
Ok lnjt

Happy Reading!
.
.

____________________________________☆

Kabar duka datang dari Rosa,  ayahnya Rosa meninggal akibat serangan jantung. Kemaren malem Juna ngabarin meninggalnya mertua di GC lama mereka.

Nah sore ini, rencananya mereka semua pada mau ngelayat ke rumah Rosa. Kecuali Yogi karena dia udah berangkat ke Jepang dari seminggu yg lalu dan Lisa yg masih di rumah sakit, tapi sekarang dia sudah sadar, kini hanya perlu menjalani terapi. Kebetulan Sore ini mereka pada bisa kerumah Rosa, yaa ada beberapa sih yg harusnya masih di kampus. Tapi mereka ijin katanya.

Jihan sama Una udah siap sama Baju gamis warna hitam. Dengan Jeffri yg kini memakai kemeja warna hitam juga. Mereka berangkat bareng naik mobilnya si Jeffri.

"Rosa pasti sedih banget" gumam Una yg diangguki sama Jihan.

"Bener banget, Jeff ayo cepetan kesanannya" pinta Jihan. Jeffri menurut, ia sedikit mencepatkan laju mobilnya.

Setelahnya sampai dirumah Rosa, Una dan Jihan segera turun dan langsung masuk ke rumah Rosa yg pintunya memang terbuka lebar.

"Assalamualaikum" salam keduanya sebelum memasuki rumah Rosa.

Di ruang tamu udah ada Yuna, Dhika, Mina, Aming, Juna, Bambam, Jeka, dan Wisnu.  Hanya ada mereka disana. Gatau kalo didalemnya lagi.

Emang sih dari luar udah sepi, karena  emang tamunya udah pada pulang. Juga tadi ayahnya Rosa dikuburkan waktu pagi. Sekitar jam 7 nan.

Una dan Jihan jalan mendekat ke mereka. Una sedikit mengeratkan gandengan tangannya pada Jihan. Dia tersenyum kikuk. Agak canggung juga sama orang yg disampingnya ini.

Jihan yg paham kode itu pun kini menarik Una buat duduk disamping Mina. Agak jauh dari Jeka, tapi mereka berhadapan. Tau kan? Gatau. Ok

"Sorry kita baru dateng, ijin dulu soalnya" ucap Jihan sambil melirik ke Jeffri yg baru masuk, dia duduk disebelah Jeka.

"Oh iya, Rosa mana?" Tanya Jihan sambil celingukan.

"Didalem kamar, masih sedih banget dia" jawab Juna yg dibalas angguka  dari Jihan dan Una.

"Ohh.. tante Siska ada didalem Jun?" Lanjutnya yg dijawab anggukan dari Juna.

"Yok Na" ajak Jihan lalu masuk kedalam, tepatnya ke ruang tengah. Aluna mengikuti dibelakangnya.

Jeffri hanya diam, karena sebelumnya dia udah disini duluan bareng yg lain. Tadi dia pulang buat jemput Jihan sama Una dirumahnya. Si Jihan udah bawa pakaian dari rumah.

"Assalamualaikum tante" salam keduanya ketika memasuki ruang tengah.

Tante Siska yg lagi duduk di sofa menghadap ke jendela rumahnya, kini menoleh. Melihat Jihan dan Una berjalan  kearahnya, ia memasang senyum cantiknya.

"Ehh ada Jihan sama Una, silahkan duduk nak" ucapnya ramah, suaranya agak sedikit serak. 

"Iya makasih tante, maaf ya baru dateng.. harus ijin dulu soalnya" ucap Jihan yg kini duduk di samping Tante Siska-- ibunya Rosa, disusul Una yg duduk di samping Jihan.

"Iya gapapa nak, tante maklumi itu kok."

"Una turut berduka cita atas meninggalnya alm. Om Michael ya tante. Una jadi sedih. Semoga beliau tenang disana ya.." ucap Una yg kini menunjukkan ekspresi sedihnya.

"Jihan juga ya tante, turut berduka cita. Jihan semalem kaget banget lho denger kabar ini. Padahal baru kemaren-kemaren alm. Om Michael  sambut kita pas main kesini. Masih sehat-sehat aja keliatannya."

Bestie✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang