71

106 16 5
                                    

Happy Reading!
.
.

____________________________________☆

30 menit berlalu dengan dihiasi suasana keheningan. Raut muka gelisah terpancar di wajah imut Una.

Bahkan tubuh mungilnya itu bergetar, menandakan ia sangat takut. Jeffri mengenggam tangan Una erat.

"Jeff" Jeffri menoleh kesamping dan tersenyum ke arah Jihan. Tangan satunya ia gunakan untuk mengelus rambut Jihan.

Rasanya mulut Dhika gatel kepengen ngomong. Tau gak sih...

INI MULUTNYA DHIKA DILAKBAN.

Aming udah ketawa tapi gak ngeluarin suara. Kayak bengek.  Juna juga ikutan, Yuju bahkan udah nepuk nepuk sofa pelan.

Dhika natap mereka sinis, banyak umpatan dalam batinnya. Walaupun dia bisa buka pake tangan, tapi tetep aja ntar bakal dilakban lagi.

"Ini sebenernya ada apaan si?" Tanya Bambam yg gak ngerti kenapa harus ngumpet gini.

"Ada monster" jawab Lisa.

"Ahh ngaco, yakali jaman sekarang ada Monster" 

"Husttttt" Jeka noleh lalu dia nunjuk ke jendela. "Ada orang" ucapnya tanpa suara.

"Pengen pulangg" rengek Rosa, entah kenapa dia jadi ikutan takut.  Dia meluk tangan Juna erat.

Juna ngecup rambut Rosa lalu mengelus lengan Rosa bermaksud menenangkannya.

Jihan melihat ke belakang tepatnya ke  pintu yg ada di ruang tengah. "Jeff" panggilnya sambil menepuk tangan Jeffri.

Setelah Jeffri liat kearahnya, Jihan menunjuk pintu tadi. Mereka semua pada noleh, ngeliat ke pintu. "Ngumpet disana aja" lanjutnya.

Jeffri mengangguk "Ayo" ajaknya ke mereka. Dia berjalan dan tentunya dia menggandeng tangan Una dan Jihan.

Prankk!

"AAAAAAAAAAAAAAA"

Sontak mereka menoleh ke belakang. Ada Rosa yg meluk Juna erat banget. Bahkan cewe itu gemeteran. 

Jeka yg paling belakang niat mau nge cek ruang tamu, dia membuka sedikit gorden yg ada diantara ruang tamu dan ruang tengah.

"Kaca jendela pecah" ucap Jeka.

"Semuanya ke sana duluan" suruh Jeffri sambil melepas genggaman tangannya dari Jihan dan Una. "Jun, Ming, Dhik, Bam, Jek lo jaga yg cewe. Pastiin pintunya dikunci." Ucapnya tegas. 

Jeka menggeleng, "gue mau ikut Lo" ucapnya. Una menatap mereka khawatir.

"Kenapa kalian gak disini aja sih"  resah Una.

Jeffri menggeleng, "gue harus nyelametin kakak Lo Na"

"Kalo gitu gue ikut" sahut Juna melangkah maju. Rosa menahan tangan Juna sambil menggeleng.

"Gapapa, aku mau bantu Jeffri. Kamu disini aja." Ucapnya sambil tersenyum.

Rosa tetep menggeleng bahkan air matanya sudah keluar, Juna melepas tangan Rosa yg meluk lengannya. Dia mengecup kepala Rosa cukup lama.

"Bismillah aku bakal baik-baik aja." gumamnya ditengah kecupan.

"Mending Lo berdua disini aja, gue yg keluar." Ujar Jeffri.

"Enggak, gue bakal ikut Lo" kekeh Jeka. Juna juga mengangguk. "Gue juga, udah lama nih gak bogem-bogem man." Ucapnya sambil terkekeh.

Jeffri menghela nafas nya, dia menatap dua perempuan yg dia sayang. Seperti yg Juna lakukan tadi. Dia mengecup kepala Una dan Jihan cukup lama.

Bestie✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang