77

91 15 2
                                    

Happy Reading!
.
.

____________________________________☆

"Ngebut Ming!"

Deringan telfon terus berbunyi dari ponsel Jeffri, Jihan yg ada disampingnya hanya diam. Dia tak mau mengganggu pacarnya, karna dia tau sekarang emosinya lagi gak stabil.

"Sabar bangsat, itu telfon angkat dulu!" Sungut Aming sambil menyingkirkan tangan Jeffri yg ada dibahunya, dengan pandangan yg fokus ke depan.


Dhika menoleh ke belakang,  "Siapa tuh  Jep?"

"Bunda, gue bingung mau bilang apa. Dia pasti ngerasain firasat ga enak" ucapnya sembari memegang-- menekan kepalanya frustasi. 

Dia melirik ke samping, melihat Jihan yg hanya terdiam memandang ke jendela mobil. 

Jeffri menghela nafasnya lalu menarik Jihan ke pelukannya. "Aku minta maaf" lirihnya sambil mengelus rambut Jihan.

Tangisan Jihan pecah, dia balas pelukan Jeffri  dan menyembunyikan kepalanya ke dada bidang cowo itu sembari menangis keras.

Dhika menyeka air matanya, ia terharu melihat pasangan itu. "Huhuhu... ming liat deh" ucapnya sambil menepuk-nepuk bahu Aming.

"Liat deh Ming" ucapnya lagi dengan tangannya yg tak henti  menepuk bahu temannya.

"Ming l--" 

"GUE LAGI NYETIR BANGSAT!. KALO GUE NOLEH, YG ADA NYAWA LO KABUR." Aming menggeram, dia menambah kecepatan laju mobilnya. Keadaan jalannya udah cukup sepi.





Sementara mobil satunya suasanya lebih tenang dari mobil nya Aming.  Karna mereka hanya diam, dengan Juna yg fokus menyetir, Jeka yg fokus liat ke Jendela, juga Lisa yg kini sering mengecek ponselnya.

"Lis liat kebelakang coba, masih ada gak?"  Suruh Juna sembari melirik ke spion.

Lisa yg duduk nya di belakang sendiri itu menoleh. Melihat ke balakang,  cuma ada beberapa mobil.  "Ketinggalan deh kayaknya Jun"

Juna menghela nafasnya, "kita henti aja dulu."   Kini Juna mencari tempat yg pas buat berhentiin mobilnya.

Lisa kembali menghadap ke depan, ia memajukan badannya ketika melihat warung.

"Jun, ada warkop tuh" tunjuknya kedepan. Ada warung kopi dipinggir jalan-- trotoar.

Juna pun menghentikan mobil di tempat warkop itu. Juna dan Lisa keluar dari mobil dan duduk dilesehan. Jeka masih diam di mobil, dia lagi ngelamun.

Dia masih memikirkan cewe yg ia amat cintai. Jeka khawatir banget sama Una, dia takut Una disakiti sama si Raisa itu.

Lamuyannya buyar begitu mengdengar ketukan di jendela mobil. Dan ternyata yg ngetuk itu Lisa.

"Jek, ngopi dulu" ucapnya yg langsung diangguki oleh jeka. Dia keluar dari mobil, udah ada Juna yg ngulurin cup kopinya ke Jeka. 

"Ga ada ampas nya itu" kata Juna.  Jela mengangguk sembari tersenyum tipis, "thanks"

"Lis, Lo udah ngabarin  Bambam belum?" Tanya Juna.

Lisa menggeleng, "belum"  dia menatap ke arah jalan, "entaran ajalah" lanjutnya lalu meminum kopinya.

Tetiba cahaya menyorot ke mereka, dan ternyata itu mobilnya Aming yg mengarah kesini dengan laju kencang. Sontak Jeka dan Juna menarik Lisa yg berdiri di depan mereka.


"YG PELAN GOBLOK"  marah Juna sambil menghampiri mobil Aming yg berhenti tepat dibelakang mobil Jeffri yg jaraknya hanya 1 cm.

"Bangsat si Aming nyetirnya nggak ngira-ngira" Dhika keluar, dia langsung jongkok disebelah mobil.


Bestie✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang