Happy Reading!
.
.____________________________________☆
Setelah beberapa minggu ini akhirnya laporan yg ia buat selesai juga, bukan tanpa alasan dia membuat laporan yg hanya berisi info tentang temannya Luna itu dengan waktu yg cukup lama.
Dia harus lebih berhati-hati lagi setelah insiden minggu lalu. Ia kepergok ketika dia lagi nguntit salah satu teman Luna. Hampir saja kedoknya terbuka sebelum akhirnya dia kabur dari genggaman Juna.
Iya Juna yg memergoknya ketika dia lagi mencari info tentang anak itu. Setelahnya semua selesai, dia harus mengubah beberapa fakta. Bisa saja dia membuat laporan ini dengan asal, tanpa menguntit mereka satu-satu. Tetapi dia juga ingin tau beberapa info mereka. Alasan lainnya juga berhubungan dengan wanita itu. Karena yg ia tau wanita itu sangat licik dan tau akan semuanya, termasuk pergerakannya.
Kini ia mengetuk ruangan pribadi milik Wanita itu. Setelahnya ada suara didalam kini membuka pintunya dan berjalan kearah wanita itu yg kini sedang memunggunginya.
"Permisi Madam" ucapnya membuat wanita itu berbalik tangannya mengkode seakan menyuruhnya duduk. Chunji pun menurut dan meletakkan mapnya dimeja.
"Hey mr. Chunj, Apakah kau sudah selesai apa yg aku perintahkan?" Ucap Wanita itu yg kini tengah duduk diruangannya. Ia menatap datar kedepan, dimana ada Pemuda berpakaian setelan kemeja dibalut dengan Jas warna hitam. Tak lupa dengan beberapa lembar kertas di dalam Map yg ia bawa.
"Done Ma" jawabnya lalu mendorong map itu hingga didepan Raisa.
Wanita itu terdiam beberapa menit sebelum akhirnya ia mengambil map nya dan melihat-lihat isinya. Serius mengamati tulisan demi tulisan yg tertera di kertas itu. Wanita itu mengulas senyum khasnya, senyum licik.
"Good, And I hope you're not lying about this" ucapnya kembali meletakkan map itu di mejanya.
Chunji hanya terdiam. Tak berniat membalas wanita itu. Kini matanya mengamati ke sebuah pintu yg terdapat di pojok belakang. Ia terfokus dengan tulisan yg ada di pintu itu. Death room!.
Pemuda itu bergedik ngeri. "Gila ya wanita ini. Psycopath beneran nih" Batinnya.
"Hmm.. ada yg bisa saya bantu lagi Madam?" Tanyanya yg kini kembali menatap didepannya.
Wanita itu menggeleng, "keluar lah. Aku belum butuh bantuan mu lagi." Ujarnya sambil mengibaskan tangannya mengkode bahwa ia mengizinkan pemuda itu keluar.
"Permisi Madam" pamitnya lalu berjalan keluar ruangan itu.
"Gila kali ya tuh cewe " gumamnya yg teringat tulisan di pintu tadi.
Sesampainya di loby, ia bertemu seseorang. Pemuda itu kenal dengan orang tersebut. Dia tetap berjalan tanpa betniat menyapa orang itu.
Cewe dengan raut muka kesal kini tergantikan dengan mengulas senyum manisnya ketika ia melihat seseorang yg tengah berjalan kearahnya-- arah keluar dari gedung.
"Eh? hay kak!" Sapanya riang yg kini mendekati pemuda itu.
"Oh hay" jawabnya cuek, dan kini berhenti didepan cewe itu.
"Habis ketemu sama Mommy ya?" Tanya Cewe itu sambil tersenyum manis.
"Hm.. ya"
"Ouu.." Cewe itu mengangguk-anggukan kepalanya, matanya menatap ke arah luar gedung-- lebih tepatnya ditaman depan gedung. Ia mengangkat sudut bibirnya lalu menatap ke Chunji.
"Kak Cunj, sekarang mau kemana?"
"Pulang"
Cewe yg didepannya kini melirik jam tangannya lalu tersenyum kembali menatap Chunji. "Makan siang bareng yuk Ka, tadi aku belum sempet sarapan soalnya" ujarnya dengan raut muka memelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bestie✔
Teen Fiction"Paan tem kangen? Dih najong"- "Jangan panggil Yanti mulu kak!"- "Apa hubungannya Ucup sama Rama?"- "HEYOO WATSAP GENGS, SEMUANYA BERSAMA BAMBAM DI KATAKAN PUTUS. So, kapan lu putus Jun?" . . . . "J-jeff di-dia ada disini?" "AWAS JEK!" _____________...