50

110 13 0
                                    

Happy Reading!
.
.

____________________________________☆

Cafe. Menunjukkan waktu pukul 21.06 . Ditempat inilah mereka berempat kumpul. Iya ber-empat. Jeffri, Jeka, Jihan, dan Una. Setelah Jeffri bilang ke Jeka mau ngobrol sebentar, Jeffri langsung masuk ke mobil nya. Jeka hanya pasrah, dia mengikuti Jeffri dari belakang.

Dan ditempat inilah mereka berkumpul. Keadaan masih hening, ada rasa ke canggungan diantaranya. Terutama Una dan Jeka. Jihan sedari tadi menggengam tangan Una, untuk menenangkan sahabatnya itu. Di lihat dari wajahnya yg sedari tadi menunduk, Jihan tau bahwa Una gugup.

"Ekhem.. mau pesan apa kalian?" Tanya Jeffri memecah keheningan.

"Aku sama Una samain aja punyamu Jeff" ucap Jihan yg diangguki oleh sang kekasih. Kini Jeffri melihat ke Jeka yg sedari tadi melamun tapi tatapannya ke Una yg duduk didepannya.

"Wehh.. mau pesen apa lo? Ngelamun aja" tegur Jeffri bikin Jeka tersentak kaget.

"Hah.. ohh samain aja Jeff" kikuk Jeka yg kini membenarkan posisi duduknya.

"Mbak!" Panggil Jeffri, salah satu pelayan menghampiri mereka.

"Iya? Mau pesan apa mas?"

"Saya mau pesan ini sama yg ini, masing-masing 4 ya" ucap Jeffri sambil menunjuk makanan  dan minuman di kertas menu. Dengan sigap pelayan itu mengangguk sambil menulis pesanannya.

"Baik, silahkan ditunggu ya mas, mbak" ucapnya lalu berjalan menjauh dari mereka.

Keadaan kembali hening. Jihan yg tak tahan pun kini memberi kode ke sang Kekasih yg lagi menatapnya juga.

Ia menajamkan matanya lalu melirik ke Una yg sedari tadi menunduk sambil fokus dengan ponselnya. Setelah nya ia melirik Ke Jeka yg lagi menatap Una. Tatapan itu terlihat sendu ada kerinduan juga didalamnya.

Jeffri yg paham kode itu pun lantas tersenyum, hingga dimple nya terbentuk jelas bikin Jihan gemes sendiri.  Kepengen banget dia nusuk-nusuk pipi  Jeffri pake jarinya. Jihan mengalihkan itu dengan tatapan tajamnya ke arah Jeffri.

"Ngomong cepetan!" Ucap Jihan tanpa bersuara sambil melirik Ke Una.

Jeffri berdehem sebentar hingga fokus mereka teralihkan ke dia. Una yg sedari tadi menunduk kini melihat ke Jeffri sama halnya dengan Jeka.

"Oh iya Jek, gimana kabar cewe lo?" Tanya Jeffri tanpa ragu.

Una menajamkan tatapannya ke Jeffri, "kenapa mesti bahas itu sih!" Batinnya kesal. Pliss lah, Jeffri tau dia masih gamon dari Jeka.

"Hah? Eh?" Beo Jeka merasa bingung. Dia melirik ke Una.

"Yg itu lho, cewe rambut caramel" saut Jihan.

"Oh.. dia bukan cewe gue"  jawab Jeka datar. Dia gak suka sama pembahasan ini. Apalagi ada sangkut pautnya sama cewe itu.

"Lah, kirain selingkuhan jek" celetuk Jihan lagi, Una yg disampingnya kini menyenggol lengan Jihan sambil menggeleng pelan.

Jeka hanya diam, tak menanggapi omongan dari Jihan. Ia beralih fokus ke Ponselnya. Mood nya mendadak berubah jadi buruk.

"To the point Jeff, gue harus pulang Cepet, Beno dirumah sendiri." Ucapnya tanpa mengalihkan tatapannya dari Ponsel.

"Ehmm.. oke, sorry" Jeffri mulai merasa tak enak dengan Jeka.

"Gue mau nanya, tapi harus jawab jujur. Lo ada hubungan apa sama cewe caramel itu"  lanjutnya sambil menatap Jeka lekat.

"Gada hubungan apapun. Dan.. kalo lo mau tau apa alasan gue, sorry gue gak bisa jelasin itu sekarang." Jawab Jeka

"Kenapa? Kenapa gk jelasin sekarang, biar gak salah paham aja Jek" sahut Jihan.

Bestie✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang