82

89 15 2
                                    

Happy Reading!
.
.

____________________________________☆

"Kemana Raisa?"

Ahh benar juga. Jeffri baru teringat dengan wanita itu. Kemana dia sekarang? Mengapa ia tak menemukannya, kenapa juga wanita itu tak muncul. Padahal dia tadi mengejarnya. 

"Harus waspada. Jangan lengah" Jeffri sedikit menajamkan matanya menatap sekitar.  Posisinya masih sama.. didepan ruangan yg jadi tujuannya tadi.

"Masuk kesini aja Jeff"  tunjuk Juna ke rungan tadi.  Aming sedikit ragu. Sedangkan Jeka hanya diam tak ikut campur dulu,   biar Jeffri yg  memutuskan kemana mereka akan pergi. 

Sempat melirik ke pintu yg ada dibelakang Juna. Ia merasa ada yg mengganjal disana. Merasa ada  seseorang. Entahlah.. instingnya mengatakan begitu.

Cukup beberapa menit mereka hening. Sibuk dengan pikiran sendiri. Hingga  mereka rak sadar bahwa ada yg mengawasi nya dari balik tembok yg tak jauh dari mereka.   

Wanita itu masih menampilkan senyum andalannya. Sedikit mengangkat tangannya yg terlihat menahan menekan pelatuknya.

"Kalian sudah lancang  masuk kemari... and feel the consequences, dear"

Dorrr Dorr!!










●●●●

"Astaghfirullah..."   Yuna segera menghampiri  wanita yg kini sedang shock diruang makan.

Febi sudah beralih untuk  membersihkan pecahan gelas yg tadi tak sengaja Bunda jatuhkan. 

Ya... Yuna dan Febi memutuskan untuk menetap sementara dirumah Una, untuk menjaga Bunda Susi.  Febi emang sudah disuruh Mino agar menginap dirumah sahabat kecilnya itu.

Rosa pulang kerumahnya dan tetunya ditemani Mina dan Bambam yg mengantar mereka berdua. 

Aji juga sekarang  dirumahnya Jeffri.. cowo itu sedang istirahat dikamar milik Jeffri untuk sementara. Sedangkan Kelly ikut dengan Nata dan Mino untuk menuju ke Gudang.. tentunya dengan arahan si Kelly.  Si cewe itu yg maksa ikut dengan alasan ia yg tahu arahnya juga seluk beluk gudang itu.

"Budhe.. gapapa kan?"  Tanya Yuna sedikit ragu.. cemas melihat Bunda Susi yg hanya terdiam mematung. Hingga tangan wanita itu menyentuh dada.

"Perasaanku gak enak" ucapnya terdengar lirih. Yuna  sempat melirik ke Febi yg sudah membersihkan pecahan gelas itu.

"Duduk dulu yuk Budhe.. aku ambilin minum lagi" ajak Febi sembari menuntun Bunda Susi untuk duduk di kursi. Lalu ia langsung menuangkan air putih ke gelas dan memberikannya ke wanita setengah paruh baya itu. Untungnya Bunda menerima dan langsung meminum air putihnya.

"Kalian ada kabar?" Tanya Wanita itu dan matanya terlihat ingin mengeluarkan air matanya.  Yuna jadi tak tega, dengan segera ia mengambil ponselnya dan menghubungi tunangannya.

"Apa sayang?"   Yuna mengumpat dalam hatinya.. sedikit melirik ke bunda dengan senyum kikuknya.  Sedangkan Febi sudah  menahan tawa sejak tadi. 

"Hm.. Gimana disana sekarang?" Tanya Yuna dan meletakkan ponselnya dimeja-- tepat di depan sang Bunda.

"Gak gimana-gimana... mereka masih belum keluar. Tadi Lisa sempet chat Juna sih, katanya lagi nyari Una disana"  Jelas Dhika, setelah nya ada suara berisik disana.. entah apa yg dilakukan cowo itu.

Bestie✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang