Happy reading all 💛
___
Arraz sangat kesal karena rencananya gagal lagi. Kemarin dia sudah kembali ke sekolah playgroup tempat Aurora dan Ariel menuntut ilmu. Namun tidak tahunya sekolah itu libur. Ternyata sekolah playgroup itu menetapkan aturan baru, saat hari Jumat mereka libur. Dan Arraz harus menunggu lagi untuk bertemu kedua gadis kecil kembar itu.
Memang ini sudah hari Sabtu, dan nanti Arraz akan bertemu mereka di taman. Namun entah kenapa, menunggu itu sangat menyebalkan. Dan menurut Arraz, semuanya terasa lama. Beruntung Arraz membawa beberapa pekerjaannya ke rumah Jackson, jadilah dirinya tak benar-benar menganggur. Namun kerjaan itu sudah selesai kemarin. Sekarang dirinya hanya bermalas-malasan. Jackson pergi ke tempat temannya untuk memancing. Arraz sempat diajak, tapi dia tidak mau. Arraz hanya ingin menunggu hari segera siang dan dia akan berangkat ke taman.
Saat melamun, terbesit sebuah ide di kepala Arraz. Laki-laki tersenyum penuh arti. Dengan cepat Arraz beranjak dari atas ranjangnya. Berjalan keluar untuk menemui Mia, tantenya. Dia akan menanyakan alamat Aurora dan Ariel kepada tantenya. Tantenya itu merupakan pemilik yayasan, jadi pasti punya data-datanya. Itu ide berlian, kenapa Arraz baru terpikir sekarang?
Arraz berjalan cepat menuruni tangga, mencari tantenya ke teras belakang. Biasanya wanita itu memang menghabiskan waktunya di taman bunga yang berada di teras belakang rumah. Jadi Arraz dengan cepat bisa menebak keberadaannya.
"Tante!" Seru Arraz yang mengagetkan wanita paruh baya namun masih cantik itu.
"Ada apa, Raz? Kamu ini ngagetin aja." Ucap Mia lalu menghentikan kegiatan menyirami tanamannya.
Mia meletakkan sebuah alat penyiram pada tempatnya. Lalu duduk di kursi yang tersedia di sana, Arraz ikut duduk di hadapan tantenya.
"Arraz mau tanya sesuatu." Ucap Arraz memulai.
"Katakan saja!" Ucap Mia.
"Begini, Tante kan pemilik yayasan playgroup itu. Berarti Tante menyimpan data-datanya dong?" Tanya Arraz langsung.
Mia mengangguk,"iya, terus kenapa?" Tanyanya lagi.
Arraz tersenyum senang, harapan sangat terang di hadapannya.
"Arraz boleh liat, Tan?" Tanya Arraz lagi.
"Boleh, buat apa tapi?" Tanya Mia heran.
"Ada pokoknya, penting. Jadi Arraz mohon buat minjem, Tante." Ucap Arraz penuh harap.
"Tapi data-datanya gak ada di rumah, Raz. Kamu bisa ke kantor besok Senin." Ucap Mia yang membuat harapan Arraz pupus. Jika hari Senin, dirinya bisa ke sekolah sendiri atau nanti sore saja dia sudah akan bertemu Aurora dan Ariel. Nanti dia akan bertanya langsung pada kedua gadis itu, atau ke Mamanya. Arraz juga bisa menawarkan diri untuk mengantar mereka.
Arraz mendesah, lagi-lagi tidak ada harapan. Tidak ada cara untuk mempercepat pertemuan dirinya dengan kedua gadis kembar itu. Arraz sungguh tidak paham dengan dirinya. Kenapa dia bisa terobsesi seperti itu dengan kedua gadis kecil itu. Arraz selalu ingin bertemu dengan mereka berdua. Padahal tinggal nanti sore. Siang nanti Arraz juga sudah akan berangkat ke taman. Tapi kenapa? Kenapa Arraz masih saja tidak sabar dan tidak tenang?
"Kamu kenapa kayak gelisah banget sih, Raz?" Tanya Mia masih heran.
"Gak apa-apa, Tante." Jawab Arraz bohong.
"Kenapa kamu gak ikut Jackson pergi memancing ke rumah temennya tadi?" Tanya Mia lagi.
"Arraz ada perlu nanti, jadi gak ikut." Jawab Arraz apa adanya. "Ya udah kalo gitu Arraz permisi dulu ya, Tan. Lanjutin aja ngerawat bunganya." Arraz beranjak dari duduknya. Kembali masuk ke dalam rumah meninggalkan sang tante.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milik Kita (Sequel Bukan Milikku) [Telah Terbit]
RomanceTelah terbit di Gente Books! Novel Bukan Milikku dan Milik Kita terbit jadi 1 buku ya, Guys. Judulnya jadi Bukan Milikku (Milik Kita). Untuk info pemesanan bisa hubungi Author! 🧡 ___ Perasaan bersalah menghantui Arraz selama lima tahun terakhir. Aw...