Happy reading 💜💜
___
Milly menyelesaikan semua pekerjaannya. Gadis itu memasukkan semua sapu tangan yang selesai dia jahit ke dalam kotak yang digunakan untuk tempat menyimpan benda itu. Milly sudah menyiapkan pesanan dari seorang tetangga yang akan mengadakan acara resepsi pernikahan. Sapu tangan itu akan digunakan sebagai cenderamata kelak. Sebentar lagi pasti akan ada yang mengambilnya.
Milly mengintip dari kaca jendela saat ada suara motor berhenti di halaman rumahnya. Benar saja itu adalah orang yang akan mengambil pesanannya. Milly segera mengambil kotak wadah sapu tangan itu dan membawanya keluar. Gadis itu tersenyum lembut pada dua orang yang kini turun dari motor. Mereka berdua adalah Bisma dan Bisca, adik dari Balvin yang akan menyelenggarakan pesta pernikahan.
"Udah Kak?" Tanya Bisma yang kini telah berada di teras rumah Milly. Mengambil kotak itu dari tangan Milly.
"Udah, tapi cek aja nanti kalau ada yang rusak kamu bisa balikin. Aku ganti yang baru." Ucap Milly ramah.
"Nanti aja deh di rumah ceknya, lagian kami juga udah percaya sama Kak Milly." Ujar Bisma yang kini membawa kotak itu di tangannya.
"Ini Kak uangnya, coba cek dulu kalo kurang." Bisca yang berdiri di sebelah Bisma pun menyodorkan beberapa lembar uang untuk membayar barang-barang itu.
"Terima kasih banyak ya." Milly menghitung uang itu sebelum memasukkannya ke dalam saku celana. "Pas kok uangnya." Milly tersenyum lagi.
"Ya udah kami permisi dulu ya, Kak." Bisma dan Bisca pamit undur diri.
Milly mengikuti kedua orang itu ke halaman. Membantu membawakan kotak itu sementara Bisca naik ke atas motor. Kemudian meletakkan kotak itu ke pangkuan Bisca.
"Makasih ya, Kak. Kami pamit dulu." Ucap Bisca lagi.
"Iya sama-sama, kalian hati-hati." Milly melambaikan tangan pada mereka berdua yang sudah melenggang pergi mengendarai motornya.
Milly tersenyum dan berjalan menuju teras rumahnya. Sebelum masuk rumah, suara mobil membuatnya berhenti. Dia membalikkan badannya, mobil Paul sudah tiba. Itu artinya kedua anaknya sudah pulang juga. Milly menunggu mereka dan menyandarkan diri di dinding dekat pintu.
Setelah beberapa saat, pintu mobil terbuka. Nenek Mira turun, lalu diikuti oleh kedua anak gadisnya. Milly menggeleng begitu melihat kedua anak itu membawa dua buah kembang gula yang sangat besar di masing-masing tangannya. Milly akan marah pada Sheila karena melanggar janjinya. Milly sudah berpesan untuk tidak membelikan Aurora dan Ariel kembang gula kapas dan permen.
Aurora dan Ariel berjalan dengan riang dengan membawa kembang gula kapas itu ke arah Milly. Tak melihat ekspresi masam Milly yang terarah pada Sheila yang juga berjalan ke arahnya. Aurora dan Ariel langsung memeluk kaki ibunya. Tanda mereka benar-benar gembira.
"Sheila!" Seru Milly menatap Sheila tajam.
"Sumpah bukan gue, Mill." Sheila segera menggelengkan kepalanya. "Ini jajanan dari gue." Sheila kemudian meletakkan kantong keresek besar ke atas kursi yang ada di teras.
Milly berlutut di hadapan kedua buah hatinya. Menatap mereka berdua serius. Milly tidak mungkin menuduh Nenek Mira karena Milly tahu Nenek Mira tidak akan membelikan makanan manis itu untuk Aurora dan Ariel. Jadi dia harus bertanya pada anak-anaknya.
"Siapa yang beliin itu, Sayang?" Tanya Milly tegas namun lembut.
Kedua gadis kecil itu menoleh, saling beradu pandang. Mereka takut dengan marahi mamanya. Jadi dia harus jujur apa adanya agar mamanya tidak semakin marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milik Kita (Sequel Bukan Milikku) [Telah Terbit]
RomanceTelah terbit di Gente Books! Novel Bukan Milikku dan Milik Kita terbit jadi 1 buku ya, Guys. Judulnya jadi Bukan Milikku (Milik Kita). Untuk info pemesanan bisa hubungi Author! 🧡 ___ Perasaan bersalah menghantui Arraz selama lima tahun terakhir. Aw...