Hai ada yang kangen author? *plak gak ada. 🤣
Ada yang kangen cerita ini?
Yang kangen yuk segera baca!!! 😘___
Sore ini hujan turun dengan deras. Hawa dingin menyeruak menusuk kulit menembus tulang. Milly dan Arraz masih terjebak di rumah Mia. Mereka sudah bersiap untuk pulang sebelumnya. Namun tiba-tiba saja hujan deras. Bahkan Jackson yang baru pulang dari kantor pun basah, karena terkena hujan saat turun dari mobil dan berlari ke rumah.
Cuaca akhir-akhir ini memang sulit ditebak. Seharusnya bulan ini masih musim kemarau, tapi hujan sering turun tiba-tiba. Sama seperti kemarin saat Milly harus menginap di rumah Arraz. Milly tidak mungkin menginap lagi di rumah Mia karena sudah dua malam tak menempati rumahnya.
"Udahlah, kalian nginep aja di sini. Biar rame ini." Ujar Mia yang duduk di sofa besar ruang tengah. Mengetahui jika hujan tidak akan berhenti dalam waktu dekat.
"Arraz gak masalah, Tante. Tapi Milly masih ada kerjaan di rumah. Dia juga udah gak tidur di rumah semalam." Jawab Arraz apa adanya.
"Benar, Tante." Milly menimpali, membenarkan kata-kata Arraz.
"Tapi kasihan kalau Aurora sama Ariel diajak pulang dingin-dingin gini." Pungkas Mia yang benar adanya.
"Gimana kalau kami nitip Aurora dan Ariel di sini dulu, Tan? Biar aku sama Milly yang pulang." Arraz mengutarakan idenya.
"Bilang aja modus mau berduaan sama Milly." Sahut Jackson yang turun dari tangga. Entah bagaimana bisa Jackson mendengar ucapannya. Padahal Arraz tak bicara keras.
Milly tersenyum kecil, menunduk malu. Dia sependapat dengan Jackson kali ini. Arraz pasti modus, selain memang untuk kebaikan kedua putri kecilnya. Sejak kemarin Arraz selalu menahannya agar tetap berdua dengannya.
"Gak apa-apa kali modus sama calon istri." Bukannya tersinggung, Arraz justru menjawab dengan bangga. "Makanya lo segera cari cewek. Cuaca dingin gini biar ada yang angetin." Lanjut Arraz, balas menggoda.
"Anjir gue diajarin mesum di depan Mama gue sendiri." Sahut Jackson dan duduk di sofa sebelah mamanya.
"Arraz jangan ngajarin Jackson yang enggak-enggak ya!" Mia memperingati keponakannya.
"Iya tuh, Ma. Masa begitu, harusnya nikah dulu, kan?" Jackson mengadu pada sang ibu.
"Halah gak usah sok suci, gue tahu elo sering gonta-ganti pashhh." Belum selesai Arraz bicara, Jackson langsung membekap mulut Arraz. Menggeleng pelan pada sepupunya itu agar tak bicara.
"Gonta-ganti apa, Raz?" Tanya Mia bingung.
"Ganti password, Ma. Maksud Arraz, Jackson sering ganti password apartemen. Hehe." Jackson mengangguk mantap, berusaha meyakinkan. Sementara tangannya masih membekap mulut Arraz.
"Kalian ini ada-ada aja." Mia mengernyit heran pada kedua laki-laki di hadapannya.
"Sial lo!" Bisik Jackson pelan dan membuka bekapannya pada mulut Arraz.
"Makanya berhenti ledekin gue!" Arraz menjulurkan lidahnya.
Milly tertawa saja, tahu apa yang dimaksud oleh Arraz dan Jackson. Namun Milly tidak mau ikut campur dengan urusan Jackson. Selama ini Jackson cukup baik dan sopan padanya. Bahkan Milly pernah merasa Jackson lebih baik dari Arraz. Namun kini sepertinya kedua orang itu sama saja.
"Jackson jangan sampai hamilin cewek diluar nikah, Jack. Mama udah pusing ini mikir Arraz. Mama gak mau kamu juga begitu. Beruntung kalau cewek yang kamu hamilin kayak Milly. Kalau yang kamu hamilin cewek gak jelas, yang ada Mama bisa mati muda nanti." Omel Mia pada Jackson dan juga Arraz.
KAMU SEDANG MEMBACA
Milik Kita (Sequel Bukan Milikku) [Telah Terbit]
RomanceTelah terbit di Gente Books! Novel Bukan Milikku dan Milik Kita terbit jadi 1 buku ya, Guys. Judulnya jadi Bukan Milikku (Milik Kita). Untuk info pemesanan bisa hubungi Author! 🧡 ___ Perasaan bersalah menghantui Arraz selama lima tahun terakhir. Aw...