🌼Bab7🌼

5 2 0
                                    

🧡enjoy for reading🧡

“KAK RAFA TUNGGU!”

Rafa menghentikan mesin motor sport berwarna merahnya ketika melihat Vanes melambaikan tangan ke arahnya. Karena tempat parkir di sana sepi maka Rafa tahu bahwa Vanes memanggil dirinya.

Hari ini adalah jam pulang sekolah. Jadi sekolah saat ini sudah sepi hanya beberapa siswa/i yang diharuskan piket. Seperti Rafa juga Vanes dan teman-teman yang lain.

Vanes berlarian sampai ngos-ngosan menghampiri Rafa yang tampak santai duduk di atas motornya.

“hah.. Hah.. Kak...”

“Ck, ngapain lari-lari coba? Gue pasti tungguin kok”

Vanes mengatur deru nafasnya yang tak beraturan. Rafa yang melihatnya pun terkekeh geli. Wajah Vanes yang memerah dan penuh dengan keringat menetes karena berlarian tadi.

“Lo udah kasih kotak makan ke kak Ghavin kan? Terus gimana ekspresinya? Dia makan habis kan tadi? Terus dia minta bawain bekal lagi gak sama gue? Dia bilang apa saat makan masakan gue?” tanya beruntun Vanes.

“Iya, dia makan sampe habis. Emang tuh orang kegedeaan gengsi doang. Btw nih ya, gue bingung mau jawab apa. Dia gak bilang apa-apa tadi saking lahapnya dia gak tau mau ngomong apa” Vanes hanya mengangguk.

“Beneran kak?” Vanes pun meloncat-loncat kegirangan tak peduli dengan kehadiran Rafa yang terus memperhatikannya.

“Lo mau bareng gue?” tawar Rafa membuat Vanes berhenti meloncat-loncat.

“Emang boleh?”

“Hmm”

Vanes hendak menaiki motor yang terlihat tinggi dan besar di bandingkan dengan tubuh nya yang kurus juga pendek. Vanes hanya memandangi motor milik Rafa dengan tatapan kosong. Entah apa yang ia pikirkan.

Rafa yang melihat Vanes diam saja seketika memperhatikan Vanes dari atas sampai bawah.

Rafa segera melepaskan hoodie putihnya, tanpa izin ia mengikatkan pada pinggang Vanes karena gadis itu mengenakan rok pendek. Tak sampai disitu, Rafa juga memberikan helm full face nya memakaikannya ke kepala Vanes.

Tentu saja Vanes tertegun melihat tingkah Rafa. Yang sedari tadi ia pikirkan adalah bagaimana cara menaiki ninja ini. Ia sungguh terlalu kecil.

“Kakak nggak pake helm?” tanya Vanes setelah sadar dari keterkejutannya.

“Nggak, buat Vanes aja” ucapnya tersenyum sambil menepuk puncak kepala Vanes yang di lindungi helm full face nya.

“Yuk, naik! Pegang pundak gue kalo naik biar gak jatoh. Kalo lo jatoh, kasian Ghavin gak ada yang ngedeketin” ujar Rafa membuat Vanes tertawa.

“Pegangan!” suruh Rafa. Vanes hanya memegang baju di pinggang Rafa. Tidak ada pergerakan dari Vanes, Rafa pun melingkarkan tangan Vanes ke perut nya. Lagi dan lagi membuat Vanes terkejut. Sudah di pastikan Vanes terkena serangan jantung jika terkejut sekali lagi.

“Gue mau ngebut!” tegas Rafa.

Tak sadar ada seorang gadis yang terus memperhatikan Rafa juga Vanes sedari tadi. Ia tersenyum miris melihatnya.

“Giliran sama gue aja udah marah-marah gak jelas”

 ***

Senja yang dihiasi dengan gemercik hujan. Kalau kondisinya seperti ini enaknya nonton Drakor berjam-jam. Emang gak ada bosen ya tahu, yang baca juga gak bosen kan? Sekali nonton bakal ketagihan. Apalagi pemainnya itu loh glowing bet, cocok banget jadi pendamping masa depan.

Hidden Love {SELESAI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang