🧡enjoy for reading🧡
"Aurel kok lo gak sedih lagi sih?" heran Aura. Pasalnya sahabatnya itu hanya diam tapi tidak ada air mata yang menetes satupun di mata Indahnya.
Sudah seminggu yang lalu Dareen meninggalkannya. Dan sejak saat itulah sikap Aurel berbeda seratus delapan puluh derajat. Dia menjadi pendiam, dingin, dan cuek.
Sepertinya sifat hilangnya Clariza yang dulu nyasar di jiwa Aurel deh, pikir Aura. Hey, ini bukan cerita-cerita Novel yang 'Transmigrasi' itu loh!
Vanes memukul keras lengan Aura membuat si empu meringis kesakitan. Dia selalu merasa kesal jika berada di samping gadis itu. "Gak usah tanyain dia sedih apa nggak, Dugong! Mending lo hibur dia" tengah Vanes memberi solusi pada gadis yang memiliki otak setengah itu, Aura, sahabat sialan nya. Aura hanya cengengesan.
Brakkk
Gebrakan meja membuat ketiga cewek dihadapannya terkejut bukan main. Untung sekarang jamkos dan siswa/i berkeliaran dimana-mana tidak ada satupun orang dikelas kecuali empat gadis ini. Biasanya mereka juga akan berkeliaran seperti anak-anak yang lain. Tapi Aurel hanya menggelengkan kepalanya. Bagaimana mungkin ketiga gadis itu Meninggalkannya sendirian.
"Gue aja yang hibur Aurel!" seru Clariza dengan semangat empat lima.
"Bisa gak sih lo jangan buat gue kaget!" bentak Vanes menatap tajam Clariza yang sedang tertawa. Aura bergedik ngeri melihat Vanes selalu saja marah-marah. Ia heran mamanya punya dosa apa bisa melahirkan seorang putri seperti ini.
"Oke, gue mau nyanyi. Lo diem aja Nes! Gak usah banyak omong" perintah Clariza pergi mengambil gitar dikelas musik.
"GUE BOGEM LO ZAA!"
***
Jreengg..
Jauh kau pergi meninggalkan diriku
Disini aku merindukan dirimu
Kini ku coba mencari penggantimu
Namun tak lagi kan seperti dirimu
Oh kekasih...
"Anjir! Merinding gue!" lirih Rey memeluk tubuhnya mendengar Clariza begitu merdu bercampur mencekam.Rafa yang sudah ketakutan memeluk Erland yang berada disampingnya. Erland juga membalas pelukan sahabat sialan nya. Sedangkan Ghavin terlalu sibuk dengan game di handphone nya.
Keempat cowok itu gabut jadi masuk ke kelas ketiga cewek ini.
"Gimana kak Rey? Bagus kan suara Clariza mu ini?" tanya Clariza menyombongkan diri.
"Bagus sih tapi bikin merinding. Mending lo nyanyi lagu lain deh. Tuh lihat sahabat lo, makin nangis dia" tunjuk Rey memperlihatkan Aurel yang makin menangis sesenggukan.
Vanes merangkul bahu Aurel dan menenangkan nya. Vanes berdecak kesal pada Clariza. "Lo tuh harusnya hibur dia! Gimana sih!" sentak Vanes. Iya namanya pacaran lima tahun ya guys. Move on nya lama...
Brakk..
"WOAHH... DAEBAK!" semua mata tertuju pada gadis yang menggebrak meja yang terfokus pada ponselnya. Tentu saja perbuatannya membuat terkejut bagi manusia yang memiliki jantung!
Vanes memutar bola matanya malas. "Nyonya Agnibrata! Lo bisa diem?" ucap Vanes menekan setiap kata yang terlontar pada bibirnya. Sungguh kesabarannya benar-benar diuji jika bersama dengan Aura. Sedangkan Aura tidak menghiraukan Vanes.
"WLEEE. KAK GHAVIN KALAH!" ejek Aura yang ternyata sedang mabar game online bersama Ghavin.
"Oh shit" umpat Ghavin. Sebenarnya Aura lah yang kalah, Ghavin yang menang. Tapi kenapa justru Aura yang mengakui bahwa dialah yang menjadi pemenangnya. Rey yang melihat tadi Ghavin bermain bersama Aura, hanya tertawa terpingkal sambil memegang perutnya. Wajahnya sampai memerah gara-gara kelakuan Aura. Sungguh ini sangat lucu!
"Lo mau aja sama kuntilanak itu lan!" tajam Vanes pada Erland. Erland hanya mengangguk mengiyakan. Aura itu sangat cantik dan dia cukup pintar. Kenapa tidak mau dengannya. Salah fatal jika ia menolaknya.
"Jangan sama dia bang! Gak bakal tenang hidup lo" lirih Rafa takut terdengar oleh Aura. Bisa berabe dia dihabisi habis-habisan oleh kuntilanaknya Vanes itu, alias Aura.
"KAK GHAVIN JANGAN LUPA TRAKTIR!" Aura melenggang pergi takut ada bom besar menimpanya. Siapa lagi kalau bukan Vanes! Entahlah teriakan nya ini lebih kencang sehingga membuat seisi kelas menutup telinganya. Kan gak lucu kalau mereka terkena penyakit budek sejak dini.
"AURAAAAAA"
***
Aura bersenandung ria di koridor. Dia sudah sangat antusias dengan traktiran Ghavin. Sekarang yang dilakukan Aura adalah memalak Ghavin untuk pergi ke restoran untuk makan siang.
Sesampainya di depan kelas..
Sepertinya anak kelas dua belas sudah menyelesaikan kelasnya. Terlihat kelas itu kosong tidak ada nyawa satupun di sana kecuali mbk kunti yang sedang bergosip ria dengan sahabat-sahabatnya. Entah apa yang dibicarakan.
So, Aura bisa melihat makhluk tak kasat mata. Itulah bakat tersembunyi dari seorang Aurora. Salah satu alasan Aura menyembunyikannya adalah tidak mau teman-temannya takut.
Jika kalian bertanya apakah Aura mempunyai teman yang berbeda alam? Jawabannya iya. Tapi ia jarang berinteraksi dengannya.
Aura melihat Ghavin sudah menaiki motor sport nya. "Wah gak bisa di biarin nih!" gumam Aura penuh penekanan.
Aura berlari sekencang mungkin dan ketika sudah tiba ditujuan, Aura langsung menaiki motor milik Ghavin. Ghavin yang tidak siap pun berusaha menyeimbangkan motor kesayangannya agar tak terjatuh.
"Woy Dugong! Ngapain lo meluk kak Ghavin? Salah lapak lo, noh pacar lo!" protes Vanes yang sudah memakai helm dan akan menaiki motor sport milik Ghavin. Tapi sudah ke duluan kuntilanak ini.
Aura menggeleng. "Nggak, Aura mau kak Ghavin tanggung jawab!" ketus Aura.
Vanes melotot tajam pada Aura. Aura juga memperlihatkan pelototan matanya. "Ngadi-ngadi lo ya! Tanggung jawab apaan hah?" tanya Vanes yang sudah dipenuhi emosi.
"Traktir karena Aura tadi menang mabar" ucap Aura malas.
"Lo tuh kayak anak gembel tahu gak. Tinggal minta appa Adhikari berapa miliyar? Pasti dikasih. Jangan kek orang susah deh lo" cibir Vanes. "Erland lo bawa deh ni anak!" Vanes melihat ke arah Erland yang meminum air putih karena habis makan gorengan yang diberi Rafa.
Erland mengangguk dengan segera ia membopong tubuh Aura seperti anak kecil. Tentu saja Aura memberontak ingin dilepaskan. Erland mendudukkan Aura di kursi penumpang mobilnya. Memang hari ini Erland membawa mobil karena perintah dari Aura. Karena akhir-akhir ini musim hujan.
Erland menepuk puncak kepala Aura. Sekarang gadis itu tengah cemberut jadi harus dibujuk. "Mau makan apa? Biar kakak yang traktir!" ujarnya.
Aura menyambut pertanyaan tersebut dengan mata berbinar. "Iya kah?" Erland mengangguk.
"Di restorannya kakak yang baru buka itu. Kata appa di sana makanannya enak" ucap Aura memperlihatkan kedua jempolnya. Erland hanya terkekeh melihat tingkah gadis satu ini.
Sebelum beranjak pergi, Aura membuka jendela mobil Erland. Dia melihat Vanes sedang memakan gorengan dari Rafa. Begitupun dengan Ghavin.
"WLEE. VANES JELEK GAK COCOK DAPAT COGAN!"
Vanes sedang asyik mengunyah tahu isinya seketika merasa kesal dengan gadis sialan itu. Kenapa tingkah Aura tambah menyebalkan?
"AWAS LO KUNTILANAK!"
🧡thank you for reading🧡
Vote & comment 💅🏻
Open saran & kritikan🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Love {SELESAI}
Random🏅#2 bestclass 🏅#3 praktikbwc Ketika cinta tak terbalas dan yang memperjuangkan hanya satu orang. Akankah selamanya begitu? Kadang kita harus menyimpan ego dan beralih untuk berusaha mendapatkannya, tapi siapa yang tahu takdir? Ku gapai malah semak...